[30] Last Request

1.1K 188 14
                                    

"Irene gimana tadi sekolahnya?"

Irene yang sedang menyuapi Jisoo bubur menoleh sesaat ke arah Mamanya, selaku oknum pemberi pertanyaan tadi.

Sekarang, keluarga kecilnya sudah kembali berkumpul. Disini, di ruangan dingin ini, atas permintaan Jisoo. Jisoo terlihat sangat senang dan sumringah saat melihat Papa, Mama, dan Irene bersedia menemaninya. Suasana yang baru kembali ia rasakan setelah 7 tahun lamanya.

"Ya seperti biasa sih, Ma. Nggak ada yang menarik." Sahut Irene seadanya.

"Tadi belajar apa?" Tanya Jisoo, setelah selesai meneguk air.

"Nggak belajar. Guru guru lagi pada kondangan." Sahut Irene. Ia menaruh mangkok putih yang sudah tidak berisi itu di meja samping brankar Jisoo.

"Kayaknya disana jarang belajar, ya?" Terka Leon.

"Ya gitu deh, Pa. Menyambut ujian kakak kelas juga sih. Sama pelantikan OSIS baru." Ucap Irene.

"Udah mulai seleksi?" Tanya Jisoo pelan.

Irene mengangguk, "Kata Kak Gita besok seleksinya."

Jisoo memperlihatkan raut wajah sendu, "Kak Enu pasti kesulitan kalo dia sendirian."

Irene yang melihat itu, mengusap pelan pundak Jisoo.

"Lo jangan mikirin soal seleksi itu dulu. Kak Enu juga nggak sendirian, ada Kak Tani, Kak Gita, dan masih banyak lagi."

"Tapi kan---

"Mending lo fokus dulu sama pengobatannya. Kak Enu juga nggak mempermasalhkan perihal lo bantu atau nggak kok. Kak Enu paham kondisi lo kayak gimana, jadi jangan mikir yang nggak nggak lagi." Ucap Irene ketus.

Jisoo tersenyum tipis mendengarnya. Ia tahu bahwa Irene sebenarnya khawatir pada kondisinya, namun cara Irene menunjukkannya berbeda.

"Mama sama Papa nggak kerja?" Tanya Irene mengalihkan pembicaraan.

"Nggak. Kami sengaja mengambil cuti, tidak mau meninggalkan Jisoo sendiri." Sahut Liana.

"Oh baguslah udah tobat." Gumam Irene pelan, hanya Jisoo yang bisa mendengarnya.

Jisoo terkekeh pelan, "Jisoo--

"Lo bisa nggak sih gausah ngomong banyak dulu? Lo baru sadar. Muka lo masih pucet. Bibir lo masih kering. Nggak sadar kondisi apa gimana sih." Gerutu Irene.

"Irene, lembut dikit napa." Ujar Leon.

Irene hanya mendengus.

"Iya, Jisoo mau ngomong apa nak?" Tanya Leon.

Jisoo tersenyum kikuk, "Jisoo boleh minta satu hal nggak?"

"Apa, Jisoo?" Tanya Liana.

"Boleh dulu nggak? Janji ini yang terakhir." Pinta Jisoo.

"Terakhir apanya?" Tanya Irene.

"Permintaan terakhir gue."

Irene menampakkan raut tak suka, "Heh! Kalo ngom--

"Iya, Jisoo mau apa sayang?" Potong Leon cepat.

"Janji dulu kalian akan setuju."

Leon, Liana, dan Irene saling tatap. Hingga akhirnya mereka ber-3 mengangguk setuju.

Jisoo tersenyum tulus, "Tolong ya keluarga kita bisa bersatu lagi."

Hening.

3 orang manusia yang ada di hadapannya itu menatap Jisoo dengan tatapan tak percaya.

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬 𝐯𝐬 𝐁𝐚𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang