[6] Insiden Di Lapangan

1.5K 224 15
                                    

Hari ini, kelas 10 Ipa 1 ada jadwal olahraga. Namun ke-25 siswa yang ada di kelas itu harus mendecak sebal dikarenakan lapangan olahraga yang seharusnya mereka pakai untuk praktek kali ini sedang ada perbaikan.

Sebenarnya mereka kesal bukan karena ada perbaikan (malahan mereka senang karena kemungkinan tidak di-langsungkan-nya kegiatan olahraga naik menjadi 80%), tapi dikarenakan guru olahraga merekaa-- yaitu Pak Tata mengungsikan mereka ke lapangan jurusan anak Ips.

Melihat kehadiran para siswa/i kelas 10 IPS 1 yang sepertinya juga memiliki kepentingan yang sama membuat mereka lagi lagi harus mengumpat dalam hati, khususnya para Good Vibes.

"Kalian tunggu disini sambil pemanasan. Bapak izin ke gudang olahraga dulu untuk mengambil peralatan sekaligus absensi." Kata Pak Tata.

"Iya, Pak." Sahut Siswa/i Ipa 1 dengan kompak.

Jae, sebagai ketua kelas mengarahkan teman-temannya untuk berbaris di tengah lapangan sembari melakukan pemanasan yang nantinya akan dipimpin oleh dirinya secara langsung.

Namun, baru saja sampai--- mereka langsung di semprot pertanyaan super nge-gas yang dilontarkan oleh Seilisa Gracia.

"Lo pada ngapain disini? Ga punya lapangan sendiri hah?"

Rose langsung menyahut dengan sinis, "Lo nggak punya telinga? Kan udah di bilangin tadi sama Pak Tata, lapangan jurusan IPA lagi ada perbaikan!"

"Ih, ga sudi banget kita pada nerima spesies-spesies nggak guna macam kalian." Kata Momo sambil memeragakan gerakan orang yang ingin muntah.

"Lo pikir kita juga sudi olahraga di lapangan dekil begini?!" Sahut Joy nge-gas, seketika ada keinginan untuk kembali menjambak rambut Momo seperti waktu lalu.

"Heh, lo berterima kasih dikit kek sama kita! Kalo bukan karena lapangan yang lo sebut dekil ini, lo nggak akan bisa dapet nilai praktek!" Seru Nayeon.

"Kalian semua kalo nggak ikhlas bilang aja. Gausah gini caranya." Kata Mina pelan.

"Emang nggak ikhlas." Sahut Jisoo cepat.

Yang ciwi-ciwi masih sibuk berdebat, sedangkan yang couo-couo sedang sibuk membuat taruhan.

"Oke, kita battle basket. Siapa yang menang dia yang berhak untuk ngajuin diri jadi pemain inti basket di sekolah ini. Deal?" Tantang Jeon, membuat yang lainnya menyeringai semangat.

"DEAL."

"PAK TATA BILANG PRAKTEKNYA MINGGU DEPAN AJA, SEKARANG PERSIAPIN DIRI KALIAN DULU. KATA PAK TATA, BELIAU ADA URUSAN MENDADAK." Teriak Jae guna memberikan informasi untuk teman-temannya.

"Tuh, nggak jadi praktek. Lo pada langsung pergi aja, kehadiran lo bikin mood kita jadi turun." Usir Jisoo halus.

"Omongannya tinggi banget, mbak. Apa nggak takut nabrak satelit terus nyangkut? Haha." Sindir Joy.

"Omongan tinggi, tapi skill ada mah nggak apa-apa, nggak masalah. Yang jadi masalah itu adalah yang omongannya tinggi tapi skill zonk." Ujar Seulgi.

"Dan itu adalah kalian." Sambung Irene.

"Kalian nggak sih? Ngaca dong sialan." Kata Jennie.

"Dih, gini gini geng gue juga punya skill ya, walau sering dikatain Uler sama temen-temen geng lo. Lah elo? Dikatain rendahan dan emang cocok sksksk." Sinis Yeri.

"Iya, skill ngerebut suami orang, 'kan?" Sindir Jisoo, membuat Good Vibes meradang. Irene ingin menyahut, tapi didahului dengan suara dingin Mina.

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬 𝐯𝐬 𝐁𝐚𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang