[26] Bantuan

1.1K 217 31
                                    

"Lo mau ngapain bawa gue kesini?" Pertanyaan Jisoo menghentikan langkah Theo.

"Duduk disini." Titah Theo. Jisoo menurut, dia mendaratkan tubuhnya di rerumputan taman sekolah yang cenderung sepi.

"Jis---

"Stop. Gue nggak mau denger kalimat manis apapun keluar dari mulut lo lagi." Potong Jisoo.

Theo menatap Jisoo lamat, "Lo ngambek, hm? Lo ngambek karena gue nggak sempet jenguk lo? Jis, i'm so sorry, gue---

"Gue bukan ngambek. Gue kecewa."

"Jisoo, dengerin penjelasan gue dulu."

Jisoo diam, detik berikutnya ia balik menatap Theo.

"The, lo sayang sama gue, kan?" Theo langsung mengangguk seolah tanpa ragu.

"Terus kenapa lo setega ini sama gue?" Lanjut Jisoo lirih.

Theo tambah mengernyit, "Jis, lo kenapa? Beneran ngambek karena masalah gue nggak ngejenguk--

"Stop ngomongin masalah ngejenguk itu. Lo ngejenguk gue atau enggaknya itu nggak akan berpengaruh apa-apa sama gue. Yang sekarang mau gue bahasa adalah--- tentang kenapa lo bisa setega ini hanya karena keegoisan lo."

"Maksud lo---

"Gue tau semuanya. Jangan kira gue diem itu artinya gue nggak tau. Lo sengaja ngedeketin gue lagi, karena lo gagal ngedeketin Jennie, kan?" Ujar Jisoo langsung.

Wajah Theo melunak, dari tegang menjadi seringai kecil.

Sembari menaikkan satu alisnya, ia berujar, "Oh? PD banget ya anda."

"Gausah pura-pura." Kecam Jisoo.

Theo tertawa, "Gue emang gagal ngedeketin Jennie. Tapi gagalnya gue nggak akan ngebuat gue sudi untuk balik ke cewek penyakitan kayak lo."

"Nyakitin hati seorang perempuan yang kekurangan kasih sayang seorang ayah, nggak akan ngebuat lo menjadi hebat." Lirih Jisoo.

Theo menipiskan bibirnya, "Gue nggak peduli."

"Lo mau tau kenapa gue ngebawa lo kesini?" Lanjut Theo bertanya.

Jisoo menggeleng, "Gue nggak tau, tapi intinya gue tau kalo lo akan kembali menyakiti gue dengan cara mempermainkan perasaan gue."

Theo kembali menyeringai, dia menepuk pelan pucuk kepala Jisoo, "Good girl. Gue emang berambisi untuk ngebuat lo makin sakit."

Jisoo menepis kasar tangan Theo, ia berdiri kemudian berjalan mundur, bermaksud untuk menjauh dari Theo.

Namun, dengan gerakan cepat Theo ikut berdiri kemudian mencengkal pergelangan tangan Jisoo.

"Lepas!" Seru Jisoo. Air matanya sudah berderai deras.

"Nggak!" Balas Theo.

"Salah gue sama lo apa sih The?!" Ujar Jisoo jengkel.

"Salah lo karena udah lahir di dunia ini, salah lo karena udah hadir dalam hidup gue!" Kecam Theo sambil memperkuat cekalannya, membuat Jisoo meringis kesakitan.

"Lo nyakitin gue selama ini apa belum puas?! Lo permainin perasaan gue selama ini belum puas juga?!"

"Belum, karena---- gue belum ngelihat lo mati. Gue pengen lo mati!!"

Tiba-tiba, Jisoo berhenti memberontak. Jantungnya berdetak kencang saat mendengar kalimat terakhir itu.

Jisoo kemudian terkekeh pelan, "Hhh tanpa lo maupun, gue juga pengen dan akan mati secepatnya."

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬 𝐯𝐬 𝐁𝐚𝐝 𝐕𝐢𝐛𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang