A

828 95 16
                                    

"Selamat atas pernikahanmu, Wendy Nuna!" ucap Jaehyun.

"Wah, aku tidak pernah melihatmu berkencan atau membawa pasangan, tahu-tahu menikah." ujar Irene.

Wendy, wanita itu hanya tersenyum menanggapi perkataan temen-temen satu timnya dan mengucapkan terimakasih pada mereka yang memberikan selamat atas pernikahannya.

"Benar. Apalagi suamimu adalah pemilik perusahaan besar." sahut Minseok.

"Darimana kau mendapatkan pria seperti itu?" tanya Joy.

Wendy hanya tersenyum dan menjawab dalam hatinya, "aku dijodohkan demi perusahaan."

Mereka tidak membahas tentang statusnya yang seorang anak dari pemilik perusahaan tempat mereka bekerja, padahal mereka saja baru tahu saat diundang di hari pernikahannya. Mereka tidak marah atau bagaimana. Wendy juga sudah meluruskan masalah dirahasiakan statusnya itu pada teman-temannya.

Perusahaan ayahnya itu bergerak di bidang multimedia dan broadcasting. Mereka memiliki studio radio dan stasiun televisi. Termasuk tempat Wendy menjadi penyiar radio, ditemani timnya. Dan ia bersyukur semua temannya masih menganggapnya teman sekantor biasa, tidak membedakan sama sekali.

"Aku akan mentraktir kalian, sebagai ucapan selamat atas pernikahan Wendy Nuna. Bagaimana? Mau ikut?" tawar Jaehyun.

"Tentu saja ikut. Siapa yang akan menolak makanan gratis?" seru Joy.

"Call!" sahut Minseok dan Irene bersamaan dengan semangat.

"Dan Wendy tentu saja tidak boleh menolak." mata mereka kini tertuju pada Wendy yang masih tersenyum senang.

"Aku harus izin pada suamiku dulu," jawabnya.

"Ah benar. Kau lupa dia sudah punya suami ya? Dia harus izin," seru Irene pada Jaehyun.

"Kalau begitu ajak saja suamimu sekalian." sahut Jaehyun.

Wendy terkekeh, "baiklah, aku akan sekalian mengajaknya kalau dia bisa."

Sekedar informasi, Wendy menjadi penyiar ditemani oleh Jaehyun, lalu ada Minseok sang produser, di tambah Irene dan Joy para penulis.

🍀🍀

Drrrrttt... Drrrrttt...

Chanyeol mengangkat ponselnya yang bergetar. Menekan tombol hijau untuk menjawab dan mendekatkannya pada telinga.

"hmm kenapa Ibu?"

"Chanyeol, kau harus menjemput Wendy sepulang kerja ya. Dia pulang jam lima sore katanya,"

"Aku akan lembur, Bu. Nanti aku akan meminta Kai menjemputnya."

"Kau yang harus menjemputnya. Tidak ada lembur lembur, kau serahkan pekerjaan itu pada Kai dan jemputlah Wendy," tegas ibunya, "tidak ada penolakan!" lanjutnya lebih tegas lagi.

"Baiklah,"

Ibunya menutup teleponnya. Chanyeol menghembuskan nafas pasrah. Tak lama ponselnya bergetar lagi. Dari wanita yang tadi ibunya bicarakan. Siapa lagi kalau bukan istrinya, Wendy.

"Kenapa?"

"Temanku ingin mengajakku makan bersama yang lain sebagai ucapan selamat karena pernikahanku,"

"Kenapa ada orang yang mau repot-repot melakukan itu?" batin Chanyeol.

"Jadi bolehkah aku pergi?" tanya Wendy.

"Pergilah, aku tidak akan melarang. Itu urusanmu"

"Dan juga, mereka mengajakmu," lanjut Wendy.

BLOOMING [Wenyeol Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang