Y

439 74 16
                                    


Wendy tersenyum lembut sambil melirik pada suaminya.

"dia hanya membuatku mengandung anaknya."

Wajah mertuanya itu berubah cerah, "kau hamil Wendy? Oh, sayangku selamat," ucapnya seraya menyusap kepala Wendy lembut.

"Sampai Wendy pulih, ia akan tetap di sini. Aku takut kalau Wendy pulang, dia akan semakin sakit dan tidak terawat." ucapan ibunya Wendy datar mengandung sindiran.

"Ibu," Wendy berusaha mencegah ibunya bicara tajam lebih banyak.

Nyonya Park menunduk merasa bersalah, "maafkan Chanyeol, ya, Wendy."

Wendy tersenyum, "tidak Mama, Chanyeol tidak salah apapun."

"Kalian bisa memberinya waktu istirahat?" tanya Nyonya Son.

"Baiklah, ayo kita pulang Chanyeol-ah."

Mereka pamit pulang. Mata Wendy setia menatap suaminya yang bahkan tak menyapanya sedikitpun itu, sampai punggungnya menghilang di balik pintu kamar.

Ibunya mengusap lembut puncak kepala putrinya, "kau sudah mencintainya, ya?" tanyanya.

"Mungkin, Bu. Aku juga tidak tahu."

"Ceritakan pada Ibu sejujur-jujurnya. Apa yang terjadi? Kenapa dia bersikap begitu? Hmm?"

"Dia mungkin belum siap menjadi ayah, Bu"

🍀🍀

"Besok kau harus datang lagi untuk menjenguknya."

Chanyeol hanya mengangguk patuh.

"Kau akan menyesal menyia-nyiakan wanita sebaik Wendy. Ibu menjodohkanmu dengannya bukan sekedar karena bisnis. Karena dia memang wanita yang baik,"

Chanyeol masih diam.

"Apa pernah dia tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang istri?"

Chanyeol berpikir sejenak dan menggeleng. Ia akui memang Wendy telah merawatnya dengan baik selama ini. Bahkan saat ia sendiri lupa pada makanannya yang sudah disiapkan oleh sang istri, tapi malah Wendy yang meminta maaf. Perlakuannya juga selalu lembut, meski pernah bertengkar walau tidak lama.

Tapi masalahnya Chanyeol tidak merasa kalau anak yang dikandung Wendy adalah anaknya. Dan itu yang membuatnya sangat kesal.

🍀🍀

Selama Wendy menginap di rumah orangtuanya, selama itu juga Chanyeol berusaha menenangkan dirinya. Ia juga berusaha untuk menghindari bertatap muka atau sekedar melihat manusia bernama Sehun, demi keseimbangan suasana hatinya.

Mungkin benar jika ia sakit hati. Suami mana yang akan terima kalau istrinya selingkuh? Bahkan sampai mengandung anak dari pria lain? Suami mana yang senang melihat istrinya pergi dan tertawa dengan pria lain.

Tapi ia juga tidak yakin tentang semua itu. Jadi lebih baik ia berusaha menerimanya saja. Ia tidak ingin jika ia gegabah maka pernikahannya hancur, nama baik keluarganya akan terancam karena kehancuran rumah tangganya yang masih seumur jagung. Ia harus menahannya sebentar dulu.

Sepulang kerja ia meminta Kai kembali menemaninya untuk minum di sebuah bar. Bukan bar tempat mereka sebelumnya ke sana. Ia sudah cukup malu karena dipergoki oleh ibunya. Jadi ia pergi ke salah satu bar milik rekan bisnisnya.

"Woah, bukankah ini bar milik Suho Hyung?" seru Kai saat sampai di sebuah bar bergaya eropa klasik. Tapi lebih seperti salah satu ruangan di kerajaan. Semuanya bernuansa putih. Sangat berbeda dari bar bar lainnya, yang kebanyakan berwarna gelap.

BLOOMING [Wenyeol Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang