N

424 56 15
                                    

Pagi ini makanan yang tersaji di meja makan begitu banyak. Bagaimana tidak? Kedua wanita yang kemarin sore datang alias kedua ibu mereka yang membuatnya. Tentu saja jadi banyak sekali, dua kali lipat, bukan bukan, tapi tiga kali lipat lebih banyak. Mata Wendy berbinar menatap semua makanan tersebut.

"Mau aku suapi?" tanya Chanyeol.

Wendy tersenyum senang dan mengangguk. Tapi senyuman itu segera luncur saat sang suami kembali memasukkan makanannya ke mulutnya lalu menyodorkannya pada mulut Wendy.

"Telan saja sendiri!" ujar Wendy sambil mendorong mulut Chanyeol menjauh.

Tapi Chanyeol kembali mendekatkan mulutnya lagi.

"Ih, apa kau tidak malu? Ada Ibu dan Mama," Wendy sedikit berbisik.

Chanyeol menggeleng dengan wajah polosnya. Lalu menelan makanan di mulutnya untuk berbicara.

"Kenapa memangnya, sayang?"

"Bisa tidak kau menyuapiku dengan cara yang lebih normal saja? Aku malu,"

Chanyeol mengecup singkap bibir istrinya itu, membuat sang empunya menutup mulutnya dengan tangan, seolah kecolongan ciuman pertama.

"Aku tidak tuh,"

Wendy memukul lengan suaminya kesal, lalu kembali mendapat ciuman dari sang suami. Lagi, ia memukul lengan Chanyeol kesal.

"Terus pukul aku, maka aku akan terus menciummu."

"Apapun yang aku lakukan kau akan terus menciumku!"

"Hmm, mau bagaimana lagi. Saat melihat bibirmu aku selalu ingin menciumnya,"

Lagi, Chanyeol mendaratkan bibirnya pada bibir sang istri.

"Cepat makan, jangan terus-terusan menciumnya begitu Chanyeol," tegur sang ibu.

Justru membuat wajah Wendy memanas karena malu.

🍀🍀

"Aku ikut ya... Ya ya ya" rengek Wendy pada Chanyeol yang akan berangkat kerja.

Chanyeol menggeleng tegas.

"Nanti kau kelelahan, diam di rumah saja, ya?"

"Tidak mau! Anak-anakmu ingin terus dekat dengan Ayahnya."

"Kau tidak perlu pergi bekerja saja, Chanyeol." ujar sang ibu.

"Tidak bisa, Bu. Aku ada rapat penting hari ini."

"Kalau begitu, aku ikut."

"Ya sudah ayo," Chanyeol akhirnya mengiyakan daripada istrinya ini terus merengek.

"Yes!"

Wendy menautkan tangannya pada milik sang suami. Selama perjalanan itu tidak ia lepas sama sekali. Entahlah hari ini Wendy sangat manja padanya, benar-benar tidak ingin jauh darinya barang sebentar.

"Wendy-ah, aku harus rapat kau tunggu di ruanganku saja ya. Dan juga, lepaskan tanganmu," ujar Chanyeol lembut pada istrinya.

Wendy menggeleng, "Aku ikut. Ayo, nanti kau terlambat."

Chanyeol berjalan di lorong kantor begandengan dengan sang istri, juga ditemani Kai selaku sekretaris.

"Oh, ada Sehun." ujar Wendy saat melihat Sehun melintas.

"Boleh aku menyapa Sehun sebentar?" ujar Wendy pada sang suami.

"Iya, pergilah."

Wendy menghampiri Sehun dengan antusias, langsung melepaskan genggaman tangannya dari tangan sang suami. Chanyeol sampai terkejut.

BLOOMING [Wenyeol Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang