A

446 71 42
                                    

Ekhemmmm
Disini gak ada yang di bawah umur kan? Diatas umur semua?
maksudnya gak ada bocil kan? kalian 20 taun keatas kan?

ini agak sensitif sih

















Tapi pokoknya selamat membaca yaaa

Mau mengingatkan juga kalau di chapter ini ada sedikit adegan dewasanya. Sedikiiiiiiit, cuman segini🤏

Jadi berhati-hatilah.
🙂











































🍀🍀


Tubuh Wendy seakan akan ambruk saja. Kepalanya pening, perutnya mual. Sedari pagi ia tidak ada selera untuk makan. Ia mengantuk saat perjalanan pulang ke rumah. Tapi rasa mual kembali membuatnya tegak dan menutup mulutnya.

"Jangan muntah di mobilku lagi!" teriak Chanyeol membuat Wendy benar-benar harus menutup rapat mulutnya dengan tangannya.

Chanyeol mengeluarkan kantung muntah dari laci dasboard dan memberikannya pada Wendy, membuat wanita itu sedikitnya lega.

"Terimakasih," ucapnya setelah selesai. Meski ia tidak bisa mengeluarkan apapun dari perutnya.

Chanyeol menepikan mobilnya dan menatap sang istri, "kau kenapa, sakit?"

Wendy menggeleng, "tak apa, aku hanya sedikit tidak enak badan,"

Chanyeol memastikan suhu tubuh Wendy dengan menyentuh dahinya, membuat Wendy sedikit memundurkan tubuhnya.

"Ayo kita mampir ke rumah sakit,"

"Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat."

Chanyeol tidak menjawab lagi dan langsung kembali melajukan mobilnya. Ia benar-benar membawanya rumah sakit.

"Istri anda tidak sakit. Itu hanya efek trimester pertama kehamilan." ucap sang dokter ketika selesai memeriksa Wendy.

"Apa!?" Wendy dan Chanyeol sama-sama terkejut.

"Nyonya Wendy sedang mengandung saat ini. Selamat ya."

Wendy tersenyum senang, "Terimakasih, Dokter."

"Ini kehamilan pertama ya?" tanya dokter lagi.

Wendy mengangguk dan melirik pada Chanyeol yang ternyata kini menatapnya tajam.

"Ayo pulang!" ucapnya dengan nada tajam dan pergi meninggalkan ruangan dokter.

"Maaf, Dok. Kami permisi," pamit Chanyeol segera menyusul suaminya.

Chanyeol berjalan dengan cepat keluar rumah sakit diikuti Wendy yang sedikit berlari untuk menyusulnya.

"Chanyeol! Tunggu! Kau kenapa?" teriak Wendy menghiraukan beberapa orang yang berlalu lalang di lorong rumah sakit itu.

Saat sampai di tempat parkir, Chanyeol segera membuka pintu mobil untuk Wendy dan menyeretnya masuk.

"Aw aw aw, kau ini kenapa?"

Bugh.

Pintu itu tertutup sangat kencang. Ia memandang heran suaminya sepanjang pria itu berjalan menuju kursinya. Dapat ia lihat suaminya itu tampak tidak senang. Tapi kenapa? Apa ia tidak suka jika Wendy hamil? Dia tidak ingin punya anak begitu? Jadi dia bahagia sendiri? Heol.

"Chanyeol-ah," tanya Wendy ragu.

"Kita bicara di rumah. Aku tidak ingin terjadi kecelakaan." ujar Chanyeol dingin.

BLOOMING [Wenyeol Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang