Selene menggunakan coat nya dengan dipapah Javier menuju venue live streaming kali ini.
Kepala nya masih merasa sedikit pusing."Udah agak mendingan?" Tanya Javier.
"Masih rada pusing aja Jev."
"Nanti biarin Karenina yang handle kamu monitoring aja. Jangan ikut kesana sini. Kamu cukup duduk."
"Ngomel terus heran."
"Kamu dibilangin makanya bilang iya nurut."
"Iya bapak Javier Angkasa iya."
Javier segera mendudukkan Selene di kursi. Melihat itu Karenina datang mendekat.
"Bu Selene sakit?"
"Enggak kok. Saya gak apa apa Karen."
"Bohong sakit itu. Udah ya Karen handle aja semua nya. Nanti Nadean cuma monitoring aja."
"Karen itu sekretaris aku kenapa kamu yang sok sok ngasih tau?"
"Ya biar kamu nya mau diem."
Selene mendelik mendengar ucapan Javier.
"Karen udah monitoring model siap siap. Kalo selesai make up sama udah ganti pakaian suruh kesini semua dulu."
"Iya Bu Selene," Karenina bernafas lega bisa pergi dari duo bucin itu.
"Aku kerja ya. Kamu awas aja aku liatin," ucap Javier sepergi nya Karenina.
"Iya iya sayang aku diem disini."
Javier mengecup wajah Selene gemas. Lemah banget dia tuh dipanggil sayang aja padahal.
"Javier malu tempat kerja."
"Gak apa apa aku gemes. Udah ya cantik. Aku kerja dulu ntar anak anak kita mau dikasih makan apa kalo papa nya santai santai begini," Javier kemudian pergi mengambil kamera nya.
Selene menggelengkan kepala nya. Heran sama kelakuan random Javier.
Beberapa saat kemudian Selene sudah sibuk membenahi pakaian para model nya. Tak tau saja dia kalau Javier sudah menatap nya tajam.
Memang dasar nya Selene itu tak bisa di larang dan keras kepala.Sampai beberapa menit sebelum live streaming Selene masih sibuk dengan model nya.
"Baik para model dipersilahkan bersiap siap."
Gak bohong Selene merasa sangat gugup begitu semua lampu sorot ruangan di nyalakan.
Seperti biasa Selene mengawasi live streaming satu nya mengawasi web tempat pemesanan.Countdown 3 sudah mulai di monitor. Dalam hati Selene merapalkan banyak doa agar karya nya sukses.
Model mulai berjalan melenggak-lenggok. Penonton mulai berdatangan ke live streaming. sepuluh menit, dua puluh menit masih belum ada pesanan. Dua puluh lima menit ada beberapa saja.
Selene mulai kehilangan fokus nya. Bagaimana bisa? Live tinggal lima belas menit lagi.
Sejenak mata nya mengedar ke sekitar dan bertaut dengan Javier. Pria itu menganggukkan kepalanya seolah memberi Selene penyemangat.Namun hal tak terduga muncul saat salah satu artis keluar sebagai model terakhir. Pesanan langsung melonjak drastis. Di luar dugaan. Selene speechless.
"Karenina total semua pesanan apa lebih banyak dari tahun lalu?"
"Iya Bu Selene."
Dilihat nya Javier tersebut licik sambil berjalan menghampiri nya.
"Inget kan taruhan kita?" Bisik nya.
.....
Harus nya malam setelah kesuksesan launching selain mereka semua merayakan nya bersama. Namun mengingat tadi pagi kondisi Selene nampak tak baik mereka semua memutuskan untuk menunda nya.
