Selene tak pernah merasa bahagia dan takut yang tercampur aduk sekaligus seperti ini.
Hari ini adalah hari dimana dia akan operasi. Selene malah terlarut dalam keterdiaman nya di kamar anak anak mereka."Heyy kenapa malah bengong disini?" Javier yang udah selesai membawa barang barang mereka ke mobil menghampiri Selene.
Selene menoleh ke sumber suara. Lalu melangkah memeluk suami nya.
"Aku degdegan banget. Nervous. Beberapa jam lagi kita jadi orang tua jevie. Aku bisa kan jadi Buna yang baik buat mereka?"
"Sayang? Kenapa mikir gitu? Kalau Tuhan udah nitipin anugrah nya ke kamu, itu artinya tuhan percaya kamu mampu. Kita emang baru pertama kali jadi orang tua. Kita sama sama belajar. Nanti apa apa ada mami kan yang bisa bantu disini? Oh iya ayah sama bubu udah flight. Mama katanya juga udah."
"Ihh seneng dehh nanti rame rame."
"Ayok ke rumah sakit yuk. Mending di jalan nya kita pelan pelan."
Selene yang memang sudah siap sejak tadi mengangguk. Ia dituntun Javier menuju mobil.
....
Dokter Giselle dan tim nya mempersilahkan Javier untuk ikut masuk ke ruang operasi.
Selama operasi Selene akan sadar tentu nya. Hanya setengah tubuh bagian bawah nya yang di bius.Setelah melalui banyak proses. Selene akhirnya masuk ke ruang Operasi.
Setelah di bius beberapa menit kemudian Selene sudah merasa mati rasa dari bagian perut sampai ke kaki nya.
Dengan begitu dokter mulai memberi sekat tirai."Jevie kaki aku mati rasa. Aku jadi ngantuk."
"Do you want me to keep you awake or let you fall a sleep?"
"Keep me awake. Mau liat adek pertama."
Selene selalu berusaha menatap Javier. Mengindari menatap ke atas karena ada pantulan proses operasi.
Javier mengelus rambut Selene kemudian mengecup kening nya.
"Ini berapa lama ya Jev?"
"I'm not sure too."
"Aku ga sabar ketemu tiga anak gemes."
"Kamu bener gak mau tidur? Ini kaya nya bisa sampe sejam deh."
Selene menggelengkan kepala nya.
"Mau liat adek. Ajak aku ngobrol lagi."
Javier terkekeh.
"Jevie makasih ya? I feel so lucky i don't think i deserve you."
"Kenapa jadi kamu yang makasih hmm? Harus nya aku. Terimakasih ya Buna udah bawa adek sembilan bulan ini. Pasti susah ya Buna. Terimakasih untuk semua nya Buna. We deserve each other."
"Jevie udah mau selesai belum ini? Udah hampir 40 menit ga sih?"
"Bentar lagi kayak nya deh sayang," Javier jujur gak berani lihat proses operasi juga.
Gak lama kemudian terdengar suara tangisan bersautan di ruang operasi. Mata Javier dan Selene bertaut. Secara bersamaan kedua nya berkaca kaca.
Sang perawat memberikan anak anak Selene ke dalam pelukan nya. Ketiga anak anak laki laki itu masih menangis. Selene pun sama dia menangis tak percaya sang anak akhirnya disini. Didalam pelukan nya.
Begitupun Javier dia juga menitihkan air mata nya.
Menggumamkan banyak sekali kata terimakasih di telinga Selene.Selesai proses operasi, Selene di pindahkan ke ruang rawat. Ketiga anak nya juga.
Javier sibuk sekali memperhatikan tiga anak nya itu. Selene masih berusaha terbangun ingin memberikan asi nya untuk sang buah hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/298447881-288-k288412.jpg)