Mrs. Atmadja

1.9K 226 6
                                    

Javier dan Selene kembali ke Jakarta pagi ini. Agenda pertama nya pergi ke rumah orang tua Javier baru lah pulang ke rumah Selene.

Kedua nya memutuskan untuk menetap di Jakarta sampai hari pernikahan mereka.
Sampai di kediaman Atmadja, Javier disambut oleh kedua orang tua nya serta kakak dan kakak ipar nya.

"Hii son how are you?"

"Never be this good yah. Oh iya Melvin sama ayah belum kenalan sama Nanad."

"Om, kak. Kenalin Selene."

"Hi nice to see you Selene, jadi planing kalian udah sampe mana?"

"Ayah to the poin banget, anak nya baru nyampe loh ini."

"Ya kan kamu buru-buru juga mau ke mama nya Selene."

"Iya juga si."

"Udah udah kok malah jadi kalian yang debat." Kata bubu.

"Udah planing sampe mana emang nya kalian berdua?" Tanya Candana

"Udah book Hotel sih buat pemberkatan sekalian Resepsi nya."

"Udah lumayan ya," celetuk Jeff.

"Iyalah Jev kan well prepare."

"Halah lambe mu Jev."

"Ayah sama Jev malah berantem. Kita percayain ke kalian aja. Jangan sungkan minta bantuan ya Jevie sama Selene. Bubu siap bantu."

"Okayy bubu, thankyou emang bubu doang yang sayang sama Jev."

"Dihh gini nih suka nyari perkara emang."

"Ayah udah malu sama calon mantu."

Javier tersenyum penuh kemenangan. Ayah nya mencari lawan yang salah. Tentu saja tahta Javier di mata Bubu jauh di atas ayah nya.

....

Javier dan Selene sudah berbicara banyak pada sang mama. Sang mama tentu sangat bahagia mendengar kabar si sulung akhirnya mau mengubah prinsip hidup nya. Ia berkali kali berterima kasih kepada Javier karena sudah membantu Selene keluar dari trauma nya.

Javier sudah pulang tadi jam 9 malam. Sekarang tinggalah Selene dan ibu nya.

"Ma? Kakak tidur di kamar mama ya?"

"Ya boleh boleh aja."

"Kakak mau ngobrol banyak."

"Iya nak mau ngomongin apa?" Mama Ayuna bergeser memberikan space untuk Selene.

"Ma? Nikah itu menakutkan ga sih?"

"Kak, berapa kali sih mama bilang? Jangan liat mama. Mama cuma satu contoh kegagalan pernikahan. Diluar sana banyak yang bahagia setelah pernikahan nya. Tiap orang tuh udah bawa garis kehidupan masing masing kak. Kamu sama mama beda. Sekarang yang perlu kamu pertanyakan itu kamu percaya gak sama Javier?"

"Percaya ma."

"Yaudah berarti keputusan kamu ya hidup sama dia sampai akhir."

"Abis nikah kita mau balik ke Paris lagi. Kita juga udah dapet rumah yang cocok disana. Mama ga mau ikut kita aja?"

"Duh ngapain sih kak? Mama disini aja. Banyak yang mesti mama urusin."

"Tapi kan mama sendiri ma?"

"Ya makanya kamu sering pulang atau nanti mama kesana."

"Mama gak apa apa ketemu papa lagi?"

"Ya gak apa apa lah. Emang harus kenapa? Seburuk-buruk nya papa dia tetep mantan suami mama. Tetep pernah mengisi kehidupan mama. Gak ada yang bisa merubah itu."

Selene mendengus. Bilang aja masih cinta batin nya.

"Udah ah kenapa jadi mellow ayo tidur. Kamu ini."

"Mama mah gitu sama kakak ngegas mulu. Sama Jiel aja baik terus."

"Cemburu kok sama adek sendiri. Lagian apa sih yang mesti di cemburuin. Jiel ga pernah tuh tidur dipeluk mama. Kakak doang."

Selene terkekeh dalam pelukan ibu nya.

"Good night mamah."

"Good night kakak."

.....

Selene begitu gugup. Di hadapan nya ada sang papa yang sedari tadi setia mengelus kepala nya.

"Calon down princess."

"Pa takut."

"Engga apa apa. Everything ia fine."

"Javier udah di altar pa?"

"Udah baru aja naik." Itu Jiel yang nyaut.

"Pa kakak ga siap. Takut."

"Bisa yuk jangan mengulur waktu."

Helaan nafas berat mengiringi langkah Selene dengan genggaman erat papa nya juga.
Di ujung altar Javier menunggu nya dengan begitu antusias. Menatap nya tanpa berkedip.

"Javier i trust you, take care of my daughter."

"As i should pa."

Pastor mulai mengisyaratkan bahwa pemberkatan segera dimulai.

"Saya Javier Angkasa Atmadja mengambil engkau Selenadean Lentera Aster  menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

"Saya Selenadean Lentera Aster mengambil engkau Javier Angkasa Atmadja menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

"Kedua mempelai dipersilahkan bertukar cincin dan mencium pasangan nya."

Tangan Javier sedikit bergetar saat memasangkan cincin di jari manis Selene tak ada beda nya Selene pun begitu. Selanjutnya kedua nya mendekatkan wajah mereka. Nafas yang saling beradu bibir yang saling bertaut. Lumatan lembut melambangkan kesucian dan ketulusan cinta mereka. Riuh tepuk tangan para undangan dan beberapa bahkan ada yang sampai menangis haru.

Hari ini Selene resmi menjadi tulang rusuk Javier. Ini bukan lah akhir dari perjuangan kehidupan nya. Melainkan baru awal mula. Kedepannya dia tak tau apa saja yang akan mendera mereka.
Tapi Selene yakin selagi masih ada Javier disini dia bisa.

"i love you Mrs. Atmadja."

END

La MargueriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang