Javier & Jaziel

2.2K 279 9
                                    

Pintu Apartemen Selene berbunyi berulang kali hingga mengganggu tidur Javier. Dengan malas Javier menoleh ke arah jam dinding masih jam tujuh pagi.

Mengambil satu baju kaos nya, Javier berjalan ke depan membuka pintu.

"Kak Nanad ayo sa-- eh? Sorry mungkin saya salah unit," Jiel melihat kembali nomer unit di atas pintu.

1308 benar itu punya Selene.

"Ehh bener, ini kakak photograper kan?"

"Masuk Jaziel Selene didalam."

Jiel mendelik. Kenapa pria di depan nya tau namanya.

"Kenapa kakak bisa di apartemen kak Nanad? Pacar nya?"Tanya Jiel saat mengikuti Javier ke ruang tamu.

"Eh? Hmm let's say like that."

"Kak Nanad ga pernah cerita."

"Don't you want to know me?"

"Ah ya, aku Jaziel panggil nya Jiel aja."

"Nice to meet you again Jiel. I'm Javier."

"Kak Javier bisa bangunkan kak Nanad?"

"Sebentar ya Jiel."

Javier pergi ke kamar untuk membangunkan putri tidurnya yang masih amat nyenyak.

"Nad Jiel dateng loh, let's wake up."

"Hmm bentar jevie."

"Nanad Jiel nunggu."

"Jiel udah dateng?"

"Iya makanya bangun."

Dengan terpaksa Selene mendudukan diri nya.

"Good morning?" Sapa Javier ulang.

"Morning jevie."

Satu kecupan Javier berikan di bibir Selene.

"Ayo keluar Jiel tunggu."

Selene pun mengangguk mengikuti Javier.

"Hii Jiel kok pagi banget?"

"Mau ketemu kak Nanad kangen."

Selene yang masih dengan muka bantal nya cuma tersenyum.

"Mau sarapan disini gak? Kak Nanad buatin."

"Mau!!" Jiel tetaplah Jiel yang excited setiap ketemu Selene.

Selene memutuskan untuk memasak bubur ayam sekali sekali memberikan Jiel masakan Indonesia tampaknya tak masalah.

"kak Javier mau bantu Nanad dulu ya jiel."

Jiel mengangguk.

"Jiel ikut juga," monolog nya beberapa menit kemudian lalu ke dapur.

Disana Javier sibuk mengaduk bubur, sedangkan Selene mengiris bawang bawangan.

"Kak Nanad Jiel nanti apa?"

"Engga ada Jiel udah kak Javier nya yang bantu Jiel duduk aja."

Jiel menghela nafas. Lalu duduk di meja makan.

"Jevie bisa tolong cicipin ini ga? Kayak nya kurang asin."

"Bentar mana coba?"

Selene memberikan sesendok kuah yang dia buat.

"Udah kok mana ada kurang asin."

"Ihh kurang menurut aku."

"Kamu kebelet nikah kali."

La MargueriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang