As Usual

1.7K 274 10
                                    

Selene melangkah menuju ruangan nya sambil sesekali menyapa staff nya.
Setelah sekian lama ke kantor hari ini akhirnya Selene kembali lagi.

"Karen how are you?"

"Ibu Selene saya baik. Ibu gimana? How was Indonesia?"

"I am good as well, Indonesia masih gitu gitu aja. oh iya ini ada beberapa oleh oleh buat kamu Karen."

"Wah terimakasih ibu Selene i really apreciate it."

"Sama sama Karen, baju baju sudah selesai semua kan?"

"Sudah Bu Selene. Kemarin tim produksi lembur."

Selene menghela nafas. Sedikit merasa bersalah karena dia bisa bekerja flexibel akhir akhir ini darimana saja.

"Bisa tolong bawakan semua baju itu kesini Karen?"

"Baik Bu Selene."

Karenina pun pergi. Hari ini agenda Selene hanyalah memastikan semua pakaian tersebut sesuai ekspektasi design nya selama work from home.

Setelah nya Karenina datang membawa beberapa setel pakaian yang sudah siap diambil alih oleh Selene.

Selene mulai memeriksa satu persatu rancangan nya.
Menyediakan jarum pentul untuk kembali membenahi beberapa ukuran di beberapa area yang sekiranya perlu di revisi.

"Karen besok launching season ditangani VR?"

"Iya Bu Selene. Semua mulai dari pemotretan, sampai setting live streaming akan ditangani VR."

"Baik, untuk model juga sudah?"

"Sudah ibu Selene. Tinggal final revisi pakaian dari Bu Selene saja."

Selene mengangguk. Kembali fokus pada pekerjaan nya.

"Bu Selene, Sir Javier didepan."

"Suruh masuk saja Karen."

"Baik Bu."

Javier masuk ke ruangan Selene saat Selene masih fokus dengan pekerjaan nya.
Entah lah Javier ini padahal orang sibuk, kenapa bisa ada di kantor Selene saat jam kerja seperti ini.

"Hii udah makan?"

"Nanti, kamu?"

"Ini mau nya sekalian sama kamu."

"Aku nanti Jevie. Kerjaan ku numpuk," ya masih ada kisaran 8 potong desain pakaian yang mesti di revisi final.

"Yaudah aku tungguin."

"Kamu gak ada kerjaan?"

"Ada."

"Terus kok disini?"

"Kerjaan nya nungguin kamu."

"I'm serious Javier Angkasa."

"Enggak aku kosong sampe besok ngejob sama kamu. Nanti aku pulang ke apartemen kamu ya?"

"Emang kamu pernah pulang ke apart kamu?"

"Kenapa si sensi banget sayang aku hari ini?"

"Diem Jevie kerjaan ku banyak."

Javier tak berani memperpanjang percakapan. Selene lagi mode serius itu susah ditangani. Wanita itu penuh ambisi.

"Aku delivery ya love. Kamu gak boleh skip makan."

"Hmm."

Hanya itu respon yang didapatkan Javier.
Kurang lebih satu jam makanan Javier datang. Javier hanya memesan pizza dan teman teman nya.

"Nad makan dulu,"

"Sebentar."

"Nad ayo makan?"

"Bentar Jev."

"Selenadean makan dulu!"

"Iya iya ini makan abis satu ini."

Javier menghela nafas. Susah memang dengan perempuan workaholic satu ini. Perkara makan pun harus di paksa.

"Kamu pesen apa Jevie?"

"Pizza cepet makan."

Selene mengambil satu potong, mulai mengunyahnya.

"Kira kira besok sukses ga ya? Bisa achieve target gak ya?"

"Pasti bisa, kamu kan perempuan hebat."

"Aku aja ragu."

"No, you are the best sayang."

....

Pagi ini Selene terbangun dalam keadaan demam. Javier sudah menyadari nya sejak jam tiga dini hari tadi. Selene terus saja bergerak gelisah serta mengigau dalam tidur nya. Alhasil Javier terbangun sekaligus memeriksa dan benar saja. Perempuan itu nampak nya dalam kondisi yang tidak baik.

Pagi pagi tadi Javier sudah sempat mengompres Selene. Lalu sekarang membuatkan bubur. Selene sendiri masih diam di dalam kamar mengumpulkan semua kekuatan nya untuk pergi ke venue live streaming launching design nya.

"Hey udah bangun, udah mendingan belum?" Tanya Javier saat memasuki kamar Selene dengan semangkuk bubur di tangan kanan nya.

"Kepala aku sakit Jevie."

Javier menghela nafas dilihat nya jam dinding masih menunjukkan jam 7 pagi masih ada tiga jam lagi sebelum waktunya bekerja.

"Makan dikit dulu ya? Nanti minum obat," Javier mengusap rambut si cantik.

"Jevie pahit, gak mau."

"Makan nad, kan mau ke venue live streaming harus ada tenaga sini aku suapin."

Jujur saja Selene agak terenyuh dengan cara Javier merawat nya. Tak bohong Selene merasa bersyukur jatuh di tangan pria yang tepat.
Bagaimana sejak dini hari Javier rela tidak tidur untuk mengompres Selene. Kemudian membuatkan nya bubur lalu tetap menyuapi nya. Selene sangat luluh diperlakukan seperti itu.

"Makan dikit lagi sayang kenapa ngelamun?"

"Jevie? Mau taruhan gak?"

"Apa? Kamu aneh aneh aja."

"Kalo Season ini lebih sukses dari season lalu ayo nikah."

Javier sempat sedikit terkejut.

"Tapi kalo enggak?"

"Yaudah nikah nya nanti nanti."

"Gimana ya?"

"Gak mau?"

"Oke deal ya. Aku sih percaya season ini lebih sukses soalnya brand kamu lagi diatas banget sekarang."

"Well let's see."

Aneh memang Selene. Tiba tiba saja dia mengutarakan statement seperti itu. Tak tau saja setelah nya otak Javier sudah bercabang ingin mencari WO, rumah, tempat bulan madu bahkan nama untuk anak anak nya nanti.

....

Segitu dulu ya hehe.

La MargueriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang