"Gimana rasanya punya keluarga yang utuh Jev?"
Javier menoleh. Keduanya sedang duduk di sofa ruang tamu Selene setelah makan malam.
"Kamu cape ya?"
"No, just wanna asking. How does it feel?"
"Ya gak gimana gimana Nad, emang mesti gimana?"
"I wondering of i have it, apa aku yang hari ini bakal sama?"
"Kamu yang tau value diri kamu, bukan karena orang lain Nadean."
"Kapan ya je aku bisa berdamai sama keadaan? Sakit nya mama pas tau kalau dia tuh bukan satu satu nya istri papa itu masih aku inget banget. Pasti sakit banget di nomer dua kan. Dan itu pun aku baru tau setelah kelahiran Jiel."
"Jiel and you look so fine?"
"Pas Jiel lahir aku cuma anak yang berusia 10 tahun, aku dibawa papa ketemu mami, istri pertama papa. Mami look so happy when she meet me. She gives me a warm hug. Mami wanita yang baik banget. Itu juga hal yang bikin aku ngerasa bersalah. Enam tahun aku hidup sama keluarga papa aku makin ngerasa kalau aku tuh ga diperlukan. Meskipun mami tetep baik sama aku tapi sekali lagi aku selalu ngerasa bersalah sama mami. Jadi aku minta papa pulangin aku ke indo waktu itu."
"Its not your fault Nadean. You cant control it."
"Jevie aku cape banget."
Terdengar isakan kecil yang ikut memilukan hati Javier.
Javier rengkuh tubuh Selene dan membawa nya ke pangkuan nya. Dipeluk nya Selene seolah dia adalah hal yang paling berharga."Aku selalu ngerasa berdosa tiap ketemu mami, aku ga seolah gak bisa berhadapan sama mami saking malunya."
"No sayang, hey listen, Mami kamu udah gak mempermasalahkan itu kan? Kemarin aja minta ketemu katanya kangen? Its okay Nadean."
"Aku juga mau ketemu mami, aku mau minta maaf karena selama ini menghindar tapi aku ga bisa jevie."
"Ssstt udah ya, next time pasti bisa."
"oh iya fashion week 2 hari lagi, persiapan aku udah rampung, kamu jadi kan bantu?"
"Jadi Nanad, sekarang tidur ya? Kamu kelelahan kayak nya."
Selene cuma mengangguk membiarkan Javier menggendongnya sampai di kamar.
Menaruh nya pelan di tempat tidur dengan tautan mata kedua nya yang tak terputus.Javier mengecup kedua kelopak mata Selene.
"Tidur ya? Semoga fashion week kali ini melebihi target kamu."
"Menurut kamu bisa?"
"Bisa dong kamu kan hebat."
....
Selene memonitoring semua staff nya hari ini. Jika biasanya dia akan kesana kemari hari ini dia memilih duduk. Selama seminggu ini dia merasa sedikit stress karena under pressure dan tentang masalah keluarga nya. Jadi itu agak sedikit mengganggu jam tidur nya.
"Karen model gimana?"
"Ready sudah semua selesai di make up."
"Aman Bu Selene."
"Tim it? Jangan sampe koneksi kita bermasalah pas live streaming."
"Sudah dipastikan tadi Bu."
"Untuk orderan yang nanti masuk bisa bagikan ke tim marketing? Saya juga ikut memantau."
"Iya Bu Selene saya bagikan."
"Oh ya video dan foto dokumentasi?"
"Ditangani sir Javier Bu."
Selene mengangguk mantap.
"Semua nya be ready. Live akan di mulai 5 menit lagi."
Selene mulai memantau MacBook nya. Melihat count down live streaming Aster for New York fashion week.
Begitu mulai mata Selene sempat terfokus ke MacBook melihat bagaimana beberapa gaun design nya kini tengah dikenakan model yang melangkah anggun di catwalk.
Sampai ketika notifikasi berkali kali berbunyi di iPad nya. Menandakan pesanan masuk ke Website Aster.
"Good job team 10 menit pertama 200 pesanan." Tim marketing berseru.
Notifikasi belum berhenti sampai saat 15 menit lagi live streaming akan selesai.
"150o pesanan mengalahkan rekor penjualan terbanyak kita."
Mata Selene membelalak tak percaya. Dulu rekor nya tidak lebih dari 1000 penjualan saat live streaming.
Tak dapat ia pungkiri matanya berkaca-kaca.
Sejenak matanya bertaut dengan Javier yang langsung memberinya senyum tulus dan kedipan genit.
Dengan cepat Selene mengalihkan pandangan nya.
Hingga live selesai. Pesanan sudah sampai 9 ribu lebih.Selene menangis memeluk Karenina.
"Selamat ibu Selene we did it."
"Thanks Karen, kita akhirnya bisa."
"Congratulation semua we doing well."
.....
Malam nya para staff melakukan gathering hitung hitung perayaan kesuksesan fashion week kali ini.
Sedari tadi semua terlihat begitu antusias meminum beer nya. Suara dentingan botol seolah tanpa jeda di meja mereka."What you think about?"
Selene menoleh ke sumber suara.
"Udah bosen pengen pulang."
"Mau pulang duluan?" Tawar Javier.
"Tapi gak enak ninggalin kan acara aku."
"Yaudah nanti ngeroom disini aja."
"Loh kapan aku bilang mau ngeroom?"
"I know you so well my queen, let's have after party just for two of us."
"Sir Javier you cross the line."
"i don't think so. Oh iya, in Case i forget to say you look so beautiful and sexy today my queen."
Javier mencuri satu kecupan di telinga Selene.
"Jevie masih rame, malu."
"Oh kalo sepi boleh?"
"Aku ga bilang gitu ya!"
"Oh my Gosh this two love bird, go get a room!" Ucap seorang staff yang nampak nya sudah mabuk.
"Tuh denger ga? Ayo nge room."
"Bentar dulu Jevie."
Semua orang sibuk dengan beer nya. tampak nya sebagian dari mereka memang sudah mabuk. Selene memang sengaja tak banyak minum hari ini.
Tanpa aba aba tangan Javier memeluk pinggang nya posesif. Kepala nya diselipkan di perpotongan leher Selene.
"Jevie?"
"Hmm."
"Geli jangan di tiup."
"Ayo nge room."
"Sebentar lagi Jevie."
Tak mengindahkan perkataan Selene, Javier malah sibuk mengecup leher Selene sesekali menjilati nya.
"Sir Javier ini masih ada banyak orang loh."
"They don't realize it."
"Tetep aja, kan malu."
"Makanya ayo ngeroom lagian udah hampir jam 1 pagi ini."
"Hfffttt okay fine!"
Javier tersenyum penuh kemenangan.
....
Haloooo maaf yaaa baru nongol lagi.
Aku pusing pelunasan merch banyak bgt jadi ga konsen ngetik. Untung skrg udah lunas buat bulan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/298447881-288-k288412.jpg)