Chapter 13: Kekasih gelap

52 6 1
                                    

Dara dan Alex bersama-sama mengunjungi Ricky. Daerah rumah Ricky telah diketahui berkat alamat yang cowok itu berikan pada Reanna lewat pesan WhatsApp ketika Reanna hendak berkunjung ke rumahnya suatu hari. Rumah Ricky berada di dalam sebuah gang sempit yang hanya bisa dilalui oleh motor atau sepeda saja. Karena masalah ini Dara dan Alex harus turun dari mobil dan berjalan menyusuri gang menuju rumah Ricky yang letaknya cukup jauh dari jalan raya. Saat sampai, ternyata mereka salah rumah, letak rumah Ricky yang sebenarnya berada di depan rumah yang mereka salah masuki tadi.

Begitu tiba, Dara langsung berteriak memberi salam, begitu juga Alex, tapi tak ada yang menyahut. Lama kelamaan sifat tak sabaran Dara muncul dan dia mulai memegang bagian pagar lalu menggoyangkannya hingga suara berisik muncul, saat itu juga dia masih tetap berteriak memberi salam dan memanggil nama Ricky. Sepertinya cara Dara ini berhasil, karena akhirnya pintu rumah itu terbuka dan seorang wanita berdaster coklat keluar. Dia melangkah tergesa-gesa sambil mengikat rambutnya. Wajahnya menunjukkan kalau dia baru bangun tidur.

“Maaf ya mbak mas, tadi saya lagi tidur. Mau cari siapa?”

“Ricky bu. Ricky. Ini rumahnya kan?”

“Oh ya, Ricky anak saya. Ada keperluan apa, mbak?”

“Ini tentang pacarnya Reanna yang baru meninggal itu, kami pihak penyidik butuh beberapa keterangannya.”

Wajah wanita itu menjadi pucat mendengar ucapan Dara. 

“Aduh, anak saya gak tahu apa-apa tentang kematian Reanna. Mereka pacaran doang, mbak, mas, serius deh,” katanya.

“Ya kami tahu, kami gak akan nangkep dia kalau dia gak salah, Bu. Kami cuman nanya-nanya doang.”

“Bener nih?”

“Bu, percaya sama kami. Kami cuman mau ketemu sama Ricky doang. Kami gak akan nangkep dia kok.”

Akhirnya Ibu Ricky luluh. Dia membukakan pintu gerbang untuk Dara dan Alex. Mereka menuju pintu masuk, tapi sebelum itu tiba-tiba seseorang di seberang jalan berteriak, “Mbak July, Ricky kok jahat sih, Reanna baru aja meninggal kok udah dapet penggantinya sih?”

Dara hendak maju dan menjelaskan kalau dia bukan pacar baru Ricky tapi July—Ibu Ricky—menahannya. “Gak usah. Biarkan saja. Dia emang gitu.”

Meninggalkan tetangga seberang jalan, Dara dan Alex memasuki rumah.

“Tunggu sebentar di sofa sana ya, saya akan panggilkan Ricky,” kata July yang kemudian diangguki oleh Dara dan Alex. Bersama-sama mereka menuju sofa dan duduk berdampingan.

Di atas meja terdapat sebuah hiasan bunga, Dara memainkan bunga itu sambil menunggu Ricky datang.

“Lihat itu,” kata Alex tiba-tiba. Dara yang sedang bermain-main, langsung menoleh dan mengikuti arah pandangan Alex.

Di dekat pintu masuk tadi, terdapat sebuah rak sepatu, ada sebuah sepatu yang mirip dengan punya Reno di rak tersebut, tapi bedanya jika sepatu di rak milik Reno lebih dari sepasang dan sepatu yang ada di rak rumah Ricky hanya ada satu, dan yang paling penting sepatu itu terlihat begitu bersih, ujungnya mengkilap seolah baru saja dibersihkan.

“Sudah lihat tadi, di ruang kerja Reno juga ada sepatu macam begitu, ada sepasang yang kotor sekali. Seperti habis dipakai di tempat yang basah.” kata Dara yang kembali memainkan bunga di tangannya.

“Kenapa gak bilang? Padahal itu bisa jadi hal penting.”

“Kalau ku beritahu terus selanjutnya gimana? Nanya ke Reno ini sepatunya kok bisa kotor? Hilih, basi. Reno bisa menemukan jawaban apapun buat ngeles. Makanya itu kemarin kubilang jangan asal suka sama orang cuma karena dia keliatan baik.”

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang