Chapter 19: Club lagi

49 4 0
                                    

Dalam ruangan gelap itu, Reno duduk bersandar di sofa tunggal diujung ruangan sambil mengamati sebuah foto di tangannya. Foto itu memperlihatkan Reanna yang tengah tersenyum ke arah kamera, di belakangnya, lautan luas terbentang dan pantai yang dihuni oleh karang besar. Sudah sejak beberapa menit lalu Reno menatapi foto tersebut seolah tak bosan. Dielus-elusnya foto itu dan tanpa sadar sebuah gumaman keluar dari mulut Reno, "Seandainya aja hari itu kamu milih aku, Reanna… mungkin hari ini kamu masih hidup."

Rahang Reno sesaat setelah itu tiba-tiba saja mengeras, emosi dengan cepat menguasai pikirannya dan foto Reanna ditangannya ia remas dengan begitu kencang hingga foto itu ketika kembali dibuka terlihat kusut.

*****

Selama Dara tinggal di rumah Alex, pria itu selalu pulang larut malam, kecuali ketika dia dan Dara keluar bersama menyelidiki sesuatu. Hari ini pun sama, ketika Dara pulang ke rumah setelah bertandang ke supermarket dekat rumah Reanna, dirinya tak menemukan Alex di manapun, padahal Dara ingin memberitahukan informasi yang ia terima dari kasir di supermarket. Tapi Dara tidak bisa menunggu Alex lebih lama karena dia harus melakukan hal lain segera.

Setelah berganti pakaian, Dara kembali keluar rumah. Dia pergi dengan menggunakan taksi dan sampai di tempat tujuannya 15 menit kemudian. Matahari baru saja tenggelam di ufuk barat ketika Dara tiba. Dia turun dari taksi setelah membayar dan kini berdiri di trotoar yang berdampingan dengan jalan raya yang begitu ramai oleh kendaraan. Dara bagai melihat sebuah dimensi baru di mana semua orang bergerak begitu cepat dan menyisakan dirinya yang berdiri mematung di antara keramaian orang-orang.

Di seberang jalan, kondisi tak jauh berbeda terlihat, tapi ada sedikit perbedaan di sana lantaran beberapa orang berpakaian jas hitam rapi berjaga di pintu masuk sebuah bangunan, membuat siapapun yang lewat ketakutan dan menghindari mereka. Itulah Club Manifesto, club malam di mana Reanna bekerja dan ternyata juga milik Reno.

Dara telah mencari tahu tentang Club Manifesto dalam perjalanannya kesini. Club Manifesto terdiri dari delapan lantai, dua lantai bawahnya digunakan untuk tempat berpesta, lima lantai lainnya adalah berupa kamar-kamar, dan lantai paling atas merupakan lantai khusus dibuat untuk pemilik club.

Kamar-kamar yang ada, dapat dipesan lewat website resmi Club Manifesto, bisa juga secara langsung di meja resepsionis yang berada tepat di pintu masuk club. Selain website, Club Manifesto juga memiliki sebuah akun Instagram pribadi yang sayangnya dikunci. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat total lima ratus postingannya, dan Dara adalah salah satu orang tertentu tersebut.

Sejak awal tahu Reanna bekerja di Club ini, Dara telah mencari akun sosial media Club Manifesto dan mem-follownya. Tapi baru dua hari kemudian Dara resmi menjadi pengikutnya karena peraturan dari akun privat yang hanya memperbolehkan pengikutnya melihat semua hal tentang akun mereka.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi Dara segera menyeberang dan kini berada di antara kerumunan orang-orang yang hendak masuk ke dalam club. Di dalam sekali lagi, Dara berbaur dengan keramaian orang banyak yang berpesta pora di tengah ruangan dan di bawah lampu kerlap kerlip warna warni.

Tujuan Dara bukan untuk bersenang-senang tapi untuk mencari tahu sesuatu maka dari itu alih-alih ke tengah ruangan, Dara memilih menyingkir ke pinggir ruangan di mana meja bar berada. Seorang pelayan pria berdiri di balik meja dan menyambut Dara ketika dia baru saja mendudukkan pantatnya di atas kursi bundar tanpa sandaran yang dapat berputar-putar.

"Selamat datang, mau minum apa?"

Minum di sini artinya bukan minum air aqua atau jus, tapi minum alkohol dan macam-macamnya. "Oh nggak deh, saya datang kesini mau ketemu sama seseorang bukan minum-minum."

Alis pelayan itu terangkat. "Baru pertama kali kesini ya?" tanya pelayan bermata sipit itu, ramah.

"Iya, baru pertama kali datang kesini sendiri. Terakhir kali sama temen," jawab Dara yang langsung diangguki oleh pelayan itu. Dara tak berbohong sejauh ini karena dia memang datang bersama Alex terakhir kali, tapi ucapannya selanjutnya adalah kebohongan besar. "Mungkin mas kenal saya teman saya itu dan bisa ketemuin saya sama dia.."

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang