Chapter 10: Kekasih

61 7 0
                                    

Penyelidikan Dara dan Alex malam itu tak berakhir begitu saja. Rencana awal berubah setelah Dara mengatakan masih ingin menemui seseorang. Saat itu sudah pukul sembilan malam dan Alex pikir tidak sopan menemui siapapun di jam seperti itu, karena bisa saja orang itu sudah tidur, tapi Dara ngotot ingin bertemu dengan orang itu, katanya ini penting!

"Jadi di mana alamat orang itu dan siapa dia sebenarnya?"

"Reno. Laki-laki yang memesan layanan Reanna lebih dari dua puluh kali."

"Gila. Dua puluh kali. Serius?"

"Kamu pikir saya bohong?"

"Tidak juga. Tapi di mana alamatnya?"

Dara menyebutkan sebuah alamat dan mobil hitam milik Alex pun melaju menuju ke sana. Dalam perjalanan ini sebenarnya Alex berharap Dara dapat menjelaskan sesuatu tentang Reno dan hal-hal yang berkaitan tentang pertanyaannya dengan mucikari tadi, karena sejujurnya Alex kurang paham tujuan dari beberapa pertanyaan yang Dara lontarkan pada mucikari itu, tapi sepertinya Dara sedang berada dalam mode senyap, sepanjang jalan dia hanya diam sambil menatap keluar jendela.

Tujuh belas menit kemudian, akhirnya mereka sampai di alamat yang Dara sebutkan. Berkat kemampuan Google yang luar biasa mereka bisa menemukan alamat itu lebih cepat. Apa yang kemudian mereka temui setelah itu sebenarnya di luar ekspektasi Alex, tapi tidak dengan Dara. Tempat itu ternyata di jaga ketat oleh orang-orang berjas hitam.

"Kamu yakin ini tempatnya?"

"Iyalah saya yakin! Saya belum lupa alamat yang tertera di buku album club itu. Ingatan saya kuat kalau kamu belum tahu!"

Tempat itu lebih tepatnya rumah itu dari luar terlihat begitu suram. Satu-satunya pencahayaan yang terlihat dari luar gerbang adalah cahaya lampu di taman tepat di halaman rumah itu. Sebelum masuk, mobil yang Alex tumpangi harus melalui pos pemeriksaan di samping gerbang. Gerbang pemeriksaan itu dihuni oleh orang berjas dengan kepala plontos.

"Ada keperluan apa datang kemari?" tanya penjaga itu dari balik pos penjagaannya. Suaranya terdengar begitu tegas, orang semacam ini pasti tidak pernah menonton stand up komedi Indosiar menurut Dara.

"Bertemu bosmu. Kami tim penyidik kepolisian," Dara menjawab. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah jendela di dekat Alex mengakibatkan jarak di antara mereka begitu tipis. Tiba-tiba Dara mengangkat sebuah tanda pengenal dan dari jarak yang begitu dekat Alex terkejut karena ternyata itu adalah miliknya. "Nih lihat. Kami datang untuk mewawancarai bosmu terkait Reanna."

Penjaga itu pastilah mengenal dengan baik nama Reanna karena perempuan itu kerap kali datang kesana. Hanya saja malam ini berbeda, karena yang datang polisi bukan Reanna-nya sendiri. Tanpa mengatakan apapun, si penjaga berbalik dan terlihat melakukan sesuatu. Beberapa saat kemudian, gerbang depan rumah itu terbuka. Ketika Alex melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah itu, Dara masih dapat melihat penjaga mengangkat gagang telepon dan menghubungi seseorang.

Di dalam halaman rumah ada sekitar lima penjaga. Di pintu dua, dan tiga lainnya berdiri mengawasi di halaman. Begitu Dara dan Alex keluar dari mobil, seorang penjaga di pintu masuk rumah mendekat ke arah mereka dan berkata, "Selamat datang. Kami sudah mendengar tentang kedatangan kalian. Mari saya antar bertemu bos." Penjaga satu ini tersenyum, berbeda dengan penjaga gerbang yang terlihat begitu waspada.

Alex dan Dara digiring memasuki rumah yang ternyata bagian dalamnya sangatlah gelap lantaran lampunya sudah mati semua. Benda-benda yang ada tak terlihat dengan jelas dan jika bukan karena cahaya dari rembulan yang menyusup masuk lewat jendela maka Dara pikir dirinya akan tersesat. "Bos sedang berduka, karena itu lampunya dimatikan. Maaf atas ketidaknyamanannya," beritahu penjaga itu.

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang