Chapter 27: Bertemu Ricky

45 5 0
                                    

Siang itu, July tengah membersihkan rumahnya ketika tiba-tiba saja suara teriakan terdengar dari arah pintu depan, memanggil-manggil nama Ricky, putranya. July pun bergegas keluar dan terkejut karena melihat gadis yang beberapa hari lalu datang ke rumahnya bersama polisi kembali datang.

Masih di depan pintu rumahnya, July bertanya, "Mau ngapain kamu kesini?" Nada suaranya terdengar agak ketus.

Dara memasang senyuman paling ramahnya. "Mau ketemu Ricky Bu, bisa?"

July mendengus. "Gak boleh. Pergi kamu. Saya lagi gak terima tamu."

"Duh si Ibu, garang banget, sebentar doang Bu, saya mau ngasih tahu sesuatu sama Ricky, penting," kata Dara dengan menekankan kata terakhir yang ia ucapkan.

"Apa? Bilang aja ke saya, nanti saya kasih tahu pada Ricky."

"Gak bisa Bu!" ucap Dara setengah berteriak. Kemudian dia langsung tersadar akan nada suaranya tersebut. Cepat-cepat dia memasang senyuman, yang bukannya terlihat ramah malah terlihat canggung. "Bu maaf, tapi ini informasi penting banget lho, dan saya pikir gak bisa menyampaikan informasi ini ke Ibu, harus ke Ricky langsung."

"Sepenting apasih memangnya?"

"Ini menyangkut tentang Reanna, Bu."

Wajah July langsung tegang. Reanna, nama gadis itu bagai api yang membuat July kepanasan. July merasa sangat ingin marah dan memaki-makinya karena dia telah membohongi putra semata wayangnya.

"Gak boleh! Kamu gak boleh ngomong apapun tentang Reanna ke anak saya. Dia tuh harusnya lupa sama perempuan gak bener itu! Lebih baik kamu pergi sekarang! Atau saya akan …."

"Akan apa Ma?" 

Dari arah belakang July, terdengar suara yang langsung membuat wanita paruh baya itu berbalik. "Ricky?!"

"Iya Ma, kenapa Mama harus ngusir perempuan ini? Padahal kan dia mau ngasih aku sesuatu tentang Reanna," ucap Ricky yang nadanya sarat akan kekecewaan.

"Mama cuman gak pengen …."

"Nginget Reanna lagi? Iya, Ma?" Ricky memotong ucapan Mama-nya sendiri. "Harusnya Mama tahu kalau Reanna penting buat aku Ma. Bahkan setelah dia mati sekalipun. Semua tentang dia tuh tetep penting. Mama harusnya ngerti."

Ricky tak menunggu tanggapan July, dia berjalan menuju gerbang dan membukakan gerbang tersebut untuk Dara yang langsung tersenyum senang. Tapi anehnya, bukannya disuruh masuk ke dalam rumah, Ricky malah keluar dari gerbang dan berkata, "Kita ngomong di tempat lain aja. Jangan di sini."

Dara hanya mengangguk mengiyakan. Setelah berpamitan pada July yang masih kesal, Dara berlari mengekori Ricky. Entah dimana cowok itu ingin berbicara, Dara tak mau bertanya, nanti juga dia tahu.

Ricky terus melangkah tanpa berbalik kepada Dara, karena dia tahu gadis itu pasti mengikutinya. Mereka keluar dari gang rumah Ricky dan kini berjalan di trotoar jalan yang disamping kirinya terlihat ditempati oleh para pedagang kaki lima. Ricky masih terus berjalan dan baru berhenti ketika tiba di depan sebuah restoran yang memiliki tema bengkel.

Ya bengkel, restoran tersebut benar-benar dibuat persis seperti sebuah bengkel. Pintu masuknya terdiri dari sebuah kaca lebar yang dengannya siapapun dapat melihat secara langsung kegiatan di dalam restoran. Begitu masuk ke dalam restoran itu, Dara dan Ricky disambut oleh seorang pelayan wanita yang memakai pakaian bak seorang ahli otomotif berwarna biru lengkap dengan topi yang bagian atasnya bolong hingga membuat rambutnya terlihat. Mereka dibimbing oleh pelayan tersebut menuju sebuah meja bundar dan bangku bundar tanpa sandaran berdampingan dengan dinding yang diisi oleh berbagai macam perlengkapan bengkel. Mulai dari obeng, tang, las, botol oli bekas, miniatur motor ninja, sampai ban pun ada di dinding tersebut. Kehadiran benda-benda tersebut membuat Dara tegang karena dia takut jika benda-benda itu akan jatuh jika dia tanpa sengaja menyentuhnya. Terutama ban, bisa-bisa kepala Dara benjol jika benda itu terjatuh tepat di kepalanya.

"Gak usah takut kali, gak akan jatuh ban-nya. Udah dikasih lem," Ricky mengetahui ketakutan Dara dan menenangkannya. 

Walau begitu, tetap saja takut, bagaimana jika lem perekatnya lepas. Pikiran itu terus berputar-putar di otaknya hingga hampir saja Dara melupakan tujuan sebenarnya ia datang menemui Ricky. Untungnya, Ricky mengingatkannya.

"Seperti yang udah gue bilang tadi, ini tentang Reanna, dan gue harap lo gak kaget dengan informasi yang bakal gue kasih tahu ini," kata Dara.

"Ya, emangnya apaan sih?"

Dara hendak menjawab pertanyaan Ricky, tapi pelayan yang tadi mengantar mereka ke meja dan pergi beberapa saat datang kembali dengan sebuah buku menu. Dia menanyakan pada Dara dan Ricky ingin memesan apa. Karena ini adalah kali pertama Dara datang ke restoran bengkel maka dia memutuskan untuk memesan makanan yang sama dengan Ricky. Persis seperti apa yang ia lakukan dengan Alex tadi siang. Lalu pelayan pun pergi.

"Nah, sekarang, sambil nunggu makanannya dateng, cerita sama gue, apa sebenarnya informasi tentang Dara yang pengen lo kasih tahu?" tanya Ricky.

"Sebelum itu, gue pengen nanya sama lo, lo kenal atau pernah dengar seseorang dengan nama Claire?" 

Ricky terdiam beberapa saat untuk menggali ingatannya tentang nama yang barusan Dara sebutkan dan dia sampai pada satu waktu dimana Reanna bercerita tentang nama tersebut. "Ah, iya inget gue. Reanna pernah cerita tentang dia."

"Cerita apaan?"

"Itu cewek pacaran sama kakaknya, tapi gayanya anjing banget, nyebelin deh pokoknya. Gara-gara dia, Rony jadi gak punya banyak waktu lagi buat Reanna."

"Reanna benci banget ya pasti sama dia?"

"Mungkin. Emang kenapa sama si Claire itu?"

"Gini, Ricky. Gue tahu lo pasti gak bakal kurang percaya sama apapun yang akan gue sampein ini, tapi seenggaknya lo harus dengerin gue. Jadi gini, gue udah nemuin siapa orang yang ngebuat Reanna jadi pelacur. Lebih tepatnya menjerumuskan dia, dan orang itu adalah Claire sendiri."

Wajah Ricky mundur beberapa sentimeter dan ekspresinya saat itu juga berubah, matanya membulat, rahangnya mengeras, urat-urat di lehernya tercetak dengan jelas dan tangannya yang ada di atas meja terkepal begitu erat.

"Gue tahu lo kaget, tapi lo tetep harus dikasih tahu tentang hal ini karena apa? Karena Reanna adalah orang yang penting dalam hidup lo dan pasti sejak lama Reanna juga pengen lo tahu tentang ini."

"Brengsek!"

"Emang, makanya itu gue pikir kita harus laporin Claire ke polisi, bukan cuma dia, Rony juga," kata Dara dengan nada menggebu-gebu. "Gue gak akan biarin mereka lepas gitu aja."

Rony tak menanggapi Dara sama sekali, tatapannya kosong, dan tangannya masih terkepal erat tanda emosi     masih tak bisa dihilangkannya.

******
Tbc ....

𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝 TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang