Bag 17. revenge

548 94 29
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Satu hari setelah Lamia mendapatkan perawatan di rumah sakit, sebenarnya luka yang dia dapat tidak cukup parah, orang tuanya yang terlalu khawatir. Hari ini Lamia berangkat kuliah seperti biasanya, sangat percaya diri dan tidak ada rasa takut.

"Lamia, lo udah baikan?" tanya Isa menyamai langkah Lamia.

"Udah, lagian lebay banget bawa gue ke rumah sakit, itu cuma luka kecil."

"Kemarin lo pingsan, gimana gak khawatir coba?"

Cukup dimaklumi, ayah Lamia yang pada saat itu memberikan perawatan pada Lamia mengatakan kalau dia pingsan karena syok yang di sebabkan benturan kepala.

"Lo kemarin kenapa bisa pingsan sampai luka gitu kepalanya?" tanya Isa penasaran.

Lamia menoleh sejenak ke Isa, lalu tersenyum membentuk seringai seorang yang picik. "Lo lihat aja, nanti akan ada kejutan."

"Kejutan apa?"

"Tunggu aja, sekarang gue mau nyari Ares dulu, lo duluan aja ke kelasnya."

Isa hanya menganggukkan kepalanya walau sebenarnya sangat bingung pada ucapan Lamia, kemudian setelah berpisah Isa langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kelas.

Di saat yang bersamaan, ternyata ada Yedam dan Jean baru saja sampai, melihat gerak Lamia yang terlihat buru-buru membuat Jean penasaran.

"Dam, lo duluan aja!" perintah Jean, lalu mengejar Lamia secara diam-diam.

Penuh hati-hati Jean mengawasi pergerakan Lamia yang semakin cepat melangkahkan kakinya. Sementara itu, tujuan Lamia sebenarnya adalah markas yang biasa digunakan oleh Ares. Dia yakin sekali kalau Ares berada di sana.

Brak- Lamia menatap kesal lelaki yang sedang duduk santai di sofa sambil menyesap rokoknya. Dia adalah Ares, karena berniat menghindari teman-temannya dia bersembunyi di dalam markas.

"Gue paling gak suka ketika nama gue, jadi alasan karena kesalahan lo sendiri!" bentak Lamia masih berada di depan pintu, tapi tak mendapat respon dari Ares.

"Terserah kalau mau bubarin itu organisasi, tapi jangan libatkan gue dalam urusan lo!"

Ares menundukkan kepalanya memandangi lantai, lalu ia mendongakkan kepalanya sambil tersenyum dengan tatapan matanya yang tajam.

"Lo udah sembuh?" tanya Ares sambil membuang rokoknya lalu mematikan sisa apinya dengan sepatu.

Lamia hanya melirik sinis ke Ares, tidak peduli bagaimana tanggapannya, tujuan dia menemui Ares hanya untuk mengatakan hal itu.

SLOWMOTION | ASAHI NINGNING✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang