Sesuai dengan apa yang diperintahkan Mark pagi tadi, donghyuck segera meninggalkan kelasnya dan menuju ke area parkiran.
"Donghyuck-ah, tunggu aku!"
Langkah donghyuck terhenti, ia menoleh ke belakang melihat sesosok gadis yang dikenalnya menghampirinya.
"Hyuck! Kau membawa mobil tidak?"
"Oh Mina? Aku sedang tidak membawa mobil, sorry aku tidak bisa mengantarmu tidak apa apa kan? Tunggu sebentar aku chat Jisung dulu biar dia yang mengatarmu pulang," ucap donghyuck seakan mengerti maksud gadis itu menghampirinya.
Ya memang diantara yang lain donghyuck lah yang sering dijadikan tumpangan oleh sahabat sahabatnya. Sedangkan donghyuck sendiri tidak begitu mempersalahkan hal tersebut.
"Oo? Jika aku bersama Jisung, lalu kau bagaimana? Katamu kau tidak membawa bagaimana sih?" Tanya Mina keheranan.
Donghyuck terkekeh sekilas, "Ah kau tak perlu memikirkan itu. Anyway aku sudah mengirimkan pesan pada Jisung untuk mengantarmu pulang. Kau tunggu saja di depan gerbang, dia akan kesana sebentar lagi."
"Tapi hyu-"
Donghyuck membekap mulut gadis itu, "Ssstt...." Jari telunjuk donghyuck menempel di bibir plumnya.
"Sudah sana!" Donghyuck mendorong pelan tubuh Mina. Membuat si gadis mendengus.
"Yasudah kalau begitu aku duluan dan thanks hyuck, kau memang sahabat terbaikku."
Mina berjalan dengan cepat menuju gerbang, sedangkan donghyuck ia langsung menuju tempat parkiran. Saat sampai, donghyuck masuk ke dalam mobil milik mark dan dapat pemuda itu lihat ada sosok pria yang tengah duduk di belakang kemudi.
Ah rupanya itu Mark, suaminya.
Eh.
"Maafkan saya, apa sir Mark sudah menunggu lama?" Tanya donghyuck tidak enak.
Pria itu menggeleng. "Tidak juga."
Mark segera menginjak pedal gas mobilnya. Dalam perjalanan, di mobil itu hanya terisi keheningan. Baik donghyuck maupun mark sepertinya enggan untuk memecah keheningan tersebut.
Kini mobil mark mulai memasuki kawasan rumah yang bisa dibilang cukup mewah. Dalam benaknya donghyuck menebak bawah ini adalah rumahnya Mark atau mungkin orang tuanya Mark.
"Ayo turun. Langsung masuk saja. Ini adalah rumah saga, jadi kamu harus mematuhi seluruh perintah saya," tegas Mark.
"Minggu besok saya akan membawamu ke rumah orang tua saya," imbuh Mark sebelum berjalan masuk.
• • •
Visualisasi Ruang keluarga
Donghyuck dan mark kini tengah berada di ruang keluarga dan duduk secara bersisian. Mata mereka hanya tertuju pada layar yang menampilkan sebuah acara.
Donghyuck yang masih baru dengan ini hanya diam tidak banyak mengeluarkan suara, pemuda manis itu hanya membuka suara jika ditanya saja. Padahal donghyuck sendiri termasuk orang yang tidak suka berdiam diri seperti ini, bukan dirinya sekali.
Namun mau bagaimana lagi keadaan donghyuck dengan mark benar-benar secanggung itu.
"Bisa bawakan cemilan untuk saya?" Pinta Mark, pria itu menoleh kearah donghyuck.
"Hah? O-oh bisa, tunggu sebentar."
Donghyuck beranjak menuju dapur untuk mengambil cemilan yang ada di kulkas setelah itu dia kembali duduk di tempat sebelumnya dan memberikan cemilan tersebut.
"Terima kasih."
Donghyuck mengangguk, "Sama-sama Sir."
"Don't call me sir! Kita sedang di rumah bukan di sekolah jadi jangan panggil seperti itu, donghyuck."
Donghyuck mengernyit, "Lalu saya harus memanggil apa?"
"Terserah kamu."
"Bagaimana dengan hyung? Boleh kan?"
"Hm."
"Baiklah, aku anggap hyung menyetujui nya," ucap donghyuck sedikit senang. Lelaki manis itu tertawa kecil.
Mark mematung saat melihat donghyuck tertawa. Wajahnya begitu berseri, cantik, batin Mark memuja.
Suara deheman terdengar, Mark menggelengkan kepala pelan. "Apa kamu tidak ada pr hari ini?" tanya Mark dengan nada lembut.
Setidaknya dirinya harus mencoba untuk lebih dekat dengan donghyuck, lelaki yang saat ini berstatus sebagai suaminya. Tidak ada yang salah dari itu, menurutnya itu suatu hal yang baik. Walau dia sendiri tidak begitu yakin bisa melakukannya dengan baik.
"Tidak ada hyung."
Suara dering telepon terdengar. Sebuah ponsel yang berada di dekat Mark bergetar. "Siapa yang menelpon malam malam seperti ini? Menganggu saja," gerutu Mark pelan.
Dengan perasaan sedikit kesal Mark mengangkat telponnya tanpa melihat siapa yang menelponnya. "Siapa?" Mark bertanya dengan nada menyebalkan.
Suara dengusan terdengar dari seberang sana. "Ya! Dimana sopan santunmu itu Mark Lee!"
Mark tertegun sesaat, baru setelahnya meringis. "Maaf Bun, aku tidak tau jika itu bunda."
"Makanya dilihat dulu siapa yang meneleponmu."
"Hm, ada apa bunda meneleponku? Tidak biasanya," Mark melirik kesamping tetapnya kearah donghyuck yang menatapnya penasaran.
"OHH! Dimana menantu kesayangan Bunda? Bunda ingin berbicara dengannya."
Dahi Mark mengerut, "Kenapa tidak meneleponnya langsung bunda?"
"Bunda lupa meminta nomor menantu bunda. Cepat mana donghyuckie!"
Tanpa banyak kata, Mark menyerahkan ponselnya ke donghyuck dan diterima baik oleh donghyuck.
"Halo bunda?"
"Astaga sayangg... Bagaimana harimu hari ini, nak? Bukannya hari ini kau pindah ke rumah Mark ya? Bagaimana rumahnya? Kau senang tidak? Kau betah tidak? Mark memperlakukanmu dengan baik kan? Jika anak itu tidak memperlakukanmu dengan baik beri tahu bunda okay? Bunda yang akan mencincang anak nakal itu sendiri!"
Donghyuck meringis saat mendapatkan pertanyaan berderet dari mertuanya. Lelaki manis itu menoleh ke arah samping menatap Mark yang sedang menatap dirinya juga.
Alis Mark menaik satu, "Ada apa?"
Donghyuck menggeleng sambil tersenyum manis. "Maafkan aku tapi bundaku ternyata cerewet juga. Sama seperti Mamiku," bisik donghyuck, tangannya sudah lebih dulu menjauhkan ponsel Mark agar orang diseberang sana tak mendengar perkataannya.
Bukannya marah, Mark malah terkekeh. "Dia memang seperti itu."
"DONGHYUCK!"
Donghyuck tersentak mendengar teriakan dari ponsel Mark.
"Ah maaf bunda."
"Ada apa nak? Kenapa lama sekali menjawabnya," tanya sosok diseberang sana, suaranya tersirat kekhawatiran.
"Tidak ada apa apa bunda." Setelahnya donghyuck menjawab semua pertanyaan dari mertuanya dengan senang hati. Hati pemuda manis itu menghangat setiap mendengar pertuturan dari sang bunda.
Walaupun tadi dia sempat mengatakan jika sosok wanita itu begitu cerewet, tetapi saat ini donghyuck malah nyaman berbincang dengan Irene.
Tbc
Pelan pelan dulu ya say~
Biarin Mark melunak dulu.
Maaf kalo gak sesuai sama ekspektasi kalian semua, aku harap ceritaku bisa sedikit menghibur kalian.
Oke, kalau gitu see u guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Mark
FanfictionEntah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...