Entah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...
Hari ini merupakan hari anniversary pertama hubungan Mina dengan Hendry. Mina sangat senang mengingat hal tersebut.
Bahkan Mina sampai melamun ah tidak lebih tepatnya mengkhayalkan tentang apa yang akan kekasihnya lakukan (dalam maksud merayakannya) ketika sedang asik mengkhayal tiba tiba saja suara dering telepon mengusik dirinya.
Dilihatnya ponsel yang kini sudah berada digenggamannya. Senyum Mina merekah saat mengetahui siapa yang menelepon, dengan antusias gadis itu mengangkat panggilan tersebut.
Di dalam telepon Mina hanya diam tak langsung membicarakn tentang Anniversary mereka. Mina menunggu sosok disana untuk bersuara terlebih dahulu.
"Halo sayangg," sosok lelaki disana mulai menyapa.
"Halo Hendryyy!" Balas Mina girang.
"Sayang, apa kau ada waktu luang untuk hari ini?"
Mina mengernyit, tumben sekali kekasihnya ini menanyakan hal tersebut, sebab biasanya lelaki itu akan langsung mengajak Mina tanpa meminta izin terlebih dahulu dari sang empu.
Okay, Mina, jangan berpikir yang negatif dulu mungkin saja Hendry sengaja merubah sikapnya, pikir Mina.
"Sayang?"
Mina tersentak, "O-oh, ada. Kenapa memangnya?"
"Mari bertemu. Di tempat biasa kita bertemu oke?"
"Eung."
Setelah Hendry memutuskan sambungan telepon mereka, Mina segera bersiap siap baru setelahnya ia turun ke lantai bawah.
"Mommy, aku pergi dulu. Hendry mengajakku untuk bertemu."
"Kalau begitu hati hati dijalan oke?" Mina mengangguk dan memeluk sang Mommy.
"Sayang mommy banyak banyak," ucap Mina terdengar manja. Iya, Mina memang seperti ini, dari luar saja terlihat garang tetapi di dalam nyatanya dia bisa semanja itu.
***
"Sayang!"
Hendry yang tadinya duduk dengan memainkan ponselnya kini berdiri dan tersenyum ketika melihat kehadiran Mina.
"Kenapa kau mengajakku kemari heum? Ah iya apa kau ingat hari ini hari apa?" Tanya mina dengan semangat.
Hendry tersenyum kecil "Ada yang ingin ku bicarakan denganmu. Tentu saja, ayo duduk." Mina pun mengangguk.
"Selamat hari Anniversary pertama kita, Hen!"
"Selamat hari Anniversary, Mina. Ini, untuk kenang-kenangan kita berdua," ucap Hendry seraya memberikan sebuah kotak berisi kan album kepada Mina.
"Apa itu? Sebuah Album foto?" Mina mengerutkan dahinya.
"Ya."
"Ah? Apa yang ingin kau bicarakan?"
Hendry tiba-tiba menjadi ragu, haruskah ia mengatakan itu sekarang?
"Hm, begini sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karena kau sudah setia denganku tapi Aku juga ingin meminta maaf. Hubungan kita sampai disini saja ya?"
Mina mendadak merasakan tubuh kaku. Pandangannya menjadi linglung. Tadi apa? Hendry ingin putus? Iya putus? Tidak, tidak Mina pasti salah dengar.
"Mina?" panggil Hendry khawatir. Ya tentu saja lelaki itu khawatir sebab perempuan di sampingnya itu hanya diam tak mengeluarkan suara apapun.
"Kau pasti becanda kan, Hen? Aku tahu kau hanya ingin mengeprankku kan sialan! Benar kan?!" teriak Mina penuh emosi.
Mina mulai terisak. Lagi pula ia mana tahan, sekarang adalah hari Anniversary mereka tetapi kenapa malah begini jadinya.
"Maaf Mina tetapi aku serius. Aku tidak ingin membuat mu semakin sakit hati lagi. Aku harus pergi ke China dan aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku kemarin. Aku sudah menolaknya dengan berbagai cara tetapi semua itu tidak ada yang berhasil. Maafkan aku Mina, maaf sayang."
"Hiks.. hiks.." Hendry langsung menarik tubuh mungil Mina ke dalam pelukannya. Mina menangis sembari memukuli dada bidang Hendry.
"Kau jahat! Kau jahat Hen, padahal hiks.. hari ini adalah hari Anniversary pertama kita hiks.."
"Maaf sayang. Aku minta maaf."
Hendry menundukan kepala ikut menangis. Iya benar lelaki itu menangis. Hendry merasa sangat bersalah ke Mina.
Tak dipungkiri jika hatinya masih sangat mencintai mina namun mau bagaimana lagi inilah akhir kisah asmara mereka. Tidak ada lagi yang harus diperjuangkan.
Percuma berjuang jika salah satu orang tua mereka tak merestui. Karena Hendry meyakini jika salah satu dari orang tua mereka seperti itu maka hubungan mereka tidak akan berjalan lancar.
Suara tangisan mina perlahan mengecil, "Hendry."
"Hmm?"
"Kau mau janji tidak? Kalau kau akan selalu menjadi salah satu sahabat yang kumiliki?"
Hendry menghela nafasnya "Aku mau, asal kau harus cepat cepat mencari penggantiku. Cari yang lebih baik daripada diriku. Jika kau sudah mendapatkannya jangan lupa beri tahu aku."
"Dan kau juga harus berjanji untuk selalu menjaga album foto kita oke? Bagaimana setuju tidak?"
"Iya aku akan berusaha dan aku setuju. Terima kasih sudah mau menjadi sahabatku," Mina mendongak.
Mereka sama sama meleparkan senyum.
"Ung, kau kapan akan pergi ke China dan apa kau akan kembali kesini lagi?"
"Aku pergi besok dan untuk kembali aku tidak tahu. Masih mau peluk?"
"Iyaaa, kan kau akan pergi jauhhhh."
"Iya iya puaskan saja dulu nanti jalan jalan mau? Mungkin ini akan menjadi hari terakhir aku mengajakmu berjalan bersama. Karena gadis yang dijodohin denganku itu galak."
"Heh jangan membicarakan orang seperti itu."
"Ampun boss kecilku."
"Argh!" Hendry memekik saat merasakan pinggangnya dicubit.
Mina mencebik, "Dasar!"
***
Sepulangnya Hendry dari rumah Mina. Mina kembali melesu. Hatinya masih sakit tapi ia tahan untuk tak membuat rencana antara dia dengan sang mantan kekasih gagal.
Bahkan panggilan mommy nya pun ia hanya merespon singkat.
Mina merebahkan tubuhnya di kasur. Perempuan itu memejamkan matanya. Air mata Mina menetes, ia kembali terisak. Mina membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbc
Gak tau mau ngomong apalagi, tapi semoga kalian suka.