12. Kantin: Sus Momen

2.5K 178 6
                                    

Donghyuck melangkahkan kakinya ke ruangan kelas 11, pemuda itu menengok isi kelas lewat jendela, setelahnya berdecak kesal.

"Dimana dia."

"Jangan bilang jika dia.... ck, apa aku harus memberinya pelajaran?" usai mengatakan itu, Donghyuck pergi meninggalkan tempat tersebut.

Dengan langkah yang cukup tergesa Donghyuck akhirnya sampai di kelasnya. Donghyuck menyenderkan punggungnya ke kursi.

"Hyuck, dari mana saja kau?" tanya Mina. Perempuan itu melipat tangannya di depan dada, terlihat gurat wajahnya yang termampang ekspresi kesal.

Donghyuck menatap ke arah pintu dimana teman temannya berada.

"Apa yang sedang kalian lakukan disana?"

Alih alih menjawab Donghyuck malah bertanya balik.

Dengusan kasar terdengar, "Hei kami mencari mu kemana mana. Apa kau tak tau jika cacing di perutku ini sudah mulai demo untuk diberi makan alias aku kelaparan brengsek!"

"Kenapa jadi mengumpatiku, huh. Padahal kalian bisa pergi ke kantin tanpa menungguku."

Felix mendorong tubuh teman teman untuk mendekati Donghyuck saat menyadari wajah pemuda itu yang nampak muram.

"Ck, tak perlu berdebat. Ayo ke kantin," ajak Felix.

"Kalian saja, aku sedang tidak mood," ucap Donghyuck.

"Sedang tak mood.. Seperti perempuan saja kau," cibir Renjun namun tak Donghyuck gubris.

"Hyuck, are you okay?" tanya Karina khawatir. Perempuan itu mendekati Donghyuck dan mengelus bahunya pemuda manis itu.

"Um."

"Ck, liar," cetus Renjun.

"Hei berhentilah Renjun, sebenarnya ada apa Hyuck? apa ada sesuatu yang menganggumu? ayo beri tahu kami, siapa tau kamu bisa membantumu," bujuk Karina.

"hanya masalah sepele," tungkas Donghyuck.

"Tidak apa apa, beri tahu saja kami." Karina kembali membujuk donghyuck suapaya pemuda itu mau berterus terang pada mereka.

Bagaimanapun mereka ini sahabat Donghyuck. Mana mungkin mereka tega melihat salah satu dari mereka kesusahan.

"Jaemin sudah kembali."

"Oh baguslah, bukankah itu berita yang bagus lalu apa masalahnya?" tanya Mina.

"Aish, aku merasa sangat kesal karena anak itu memilih dijemput kekasih dibandingkan aku kakak kandungnya."

"Kalian tahu sendiri bukan bagaimana sikap dia sebelum menjalin hubungan dengan lelaki itu."

"Jadi kau ingin mengungkit masalah dulu?" Renjun menatap Donghyuck keheranan. Sebab itu masalah yang sudah lama sekali.

"Tenanglah Donghyuck, mungkin Jaemin tidak ingin dijemput oleh mu karena rumah kalian sekarang sudah tidak searah," ucap Mina.

Donghyuck membulatkan mata, "Bagaimana kau—"

"Tunggu! Maksudmu Jaemin dan Donghyuck tidak serumah lagi?" tanya Felix.

Mina melebarkan matanya saat menyadari apa yang baru saja ia katakan. Ia melirik Donghyuck yang sedang menatapnya tajam namun disana tersirat kepanikan didalamnya.

"Ugh– begini maksudku bukankah Donghyuck sekarang tinggal di apartemen?" jawab Mina pelan.

"Apa kalian melupakan itu?"

"Ah benar juga. Donghyuck pernah mengatakan itu sebelumnya," ucap Renjun.

Karina yang mendengar itu menaikkan satu alisnya.

"Sudah sudah, ayo ke kantin," ajak Felix lagi.

Mereka pun berjalan ke kantin, di tengah perjalanan Donghyuck menoleh ke belakang saat ada seseorang yang memanggilnya.

"Donghyuck-ah."

"Oh halo Sungchan," sapa Donghyuck.

Sungchan tersenyum tampan, "Kalian ingin ke kantin kan. Boleh kan jika aku bergabung bersama kalian?"

"Tentu saja," jawab Donghyuck.

"Omong-omong dimana temanmu yang lain?" tanya Mina.

"Oh mereka menghilang."

"Oh begitu."

"Ayo jalan lagi."

Sesampainya di kantin. Mereka segera mencari tempat yang masih kosong. Setelah menemukannya mereka pun mendatangi meja tersebut dan segera memesan makanan.

Tak butuh waktu lama pesanan mereka akhirnya tiba.

"Permisi, apa boleh kami duduk disini?" tanya seorang gadis bersurai hitam legam.

Mereka yang berada di meja tersebut menoleh ke arah gadis yang barusan berbicara.

"Tidak boleh ya?" Tanya gadis itu saat merasakan tekanan udara di sekelilingnya.

"Hm? Kata siapa, duduk saja," ucap Felix setelah mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin apa tidak ada meja yang kosong lagi.

"Terima kasih," ucap gadis bersurai blonde. Teman si gadis bersurai hitam legam.

"Terima kasih semuanya."

"Sepertinya aku baru melihat kalian. Anak baru?" tanya Mina penasaran.

"Bukan, kami sudah lama di sini."

"Bukankah kau Sela, adik Hyunjin kan?" Tebak Karina.

Gadis bersurai hitam legam itu menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan Karina, "Benar."

"Lalu yang disampingmu?"

"Herin, salam kenal," ucap gadis itu to the poin. Terlihat wajahnya yang terlalu cuek seakan tidak peduli apapun dengan sekitarnya.

"Ah maafkan dia. Herin memang seperti itu anaknya," jelas Sela. Gadis itu merasa tidak enak pada mereka semua yang ada di meja tersebut.

Mereka mengangguk mengerti, kemudian melanjutkan kembali acara makannya.

"Hyuck coba lihat kesini sebentar," pinta Sungchan.

Donghyuck yang tadi asik memakan makanannya kini mengangkat kepala, melihat Sungchan. Pemuda yang duduk berhadapan dengan Donghyuck.

Tubuh Donghyuck membeku saat merasakan sebuah ibu jari mengelap sudut bibirnya.

"Seperti anak kecil saja. Sampai belepotan begini." Usai mengatakan itu Sungchan kembali membersihkan bibir Donghyuck menggunakan tisu.

Perlakuan Sungchan ke Donghyuck tentu saja membuat beberapa orang yang berada di sana melongo, tak percaya.

"Fuck!" Umpat Renjun.

"Uhuk! uhukk!" Karina menepuk nepuk leher belakangnya. Mengetahui salah temannya tersedak, dengan sigap Felix mengelus punggung Karina.

"Pelan pelan, Na."

Sedangkan satu orang yang memang sedari tadi memperhatikan Sungchan dengan Donghyuck hanya tersenyum kecut. Wajahnya sedikit tertekuk. Dan tanpa orang itu sendiri sadari ada Mina memperhatikan reaksinya itu.

Bersambung

Hayo loh siapa tuh?

.

Aku up lagi

Kayaknya banyak yang nungguin ya, wah aku terharu (ᗒᗩᗕ)

terimakasih karena udah bersedia baca cerita yang ga seberapa iniii

Sir MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang