"Apa yang sedang kalian lakukan disana?"
Suara berat itu mengagetkan mereka berdua. Menyadari Jian yang lengah, donghyuck segera mendorong kuat tubuh Jian yang menghimpit tubuhnya.
Bugh
Satu tojokkan donghyuck layangkan ke wajah tampan sang mantan kekasih.
"Brengsek! Dasar bajingan sialan!" umpat donghyuck penuh emosi.
Donghyuck mengusap kasar bibirnya dan berlalu meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan orang yang memergoki kelakuan Jian dengan donghyuck pergi menyusul lelaki manisnya itu.
"Tunggu donghyuck!"
"Donghyuck berhenti!"
"Donghyuck saya bilang berhenti! Ya berhenti! Apa kamu tuli hah!" Teriak sosok itu.
Lelaki itu menarik kasar tangan donghyuck. Tatapannya semakin menajam.
Donghyuck meringis, ia menoleh ke belakang. "Shhh! Kita bicara kan ini di rumah saja. Apa hyung lupa jika kita masih berada di sekolah?"
Setelah mengatakan itu donghyuck menghempas kasar tangan yang mencegatnya. Moodnya saat ini sedang turun drastis.
Mark, orang yang memergoki donghyuck, menghela nafasnya. Tak ingin membuat masalah lain, Mark akhirnya menuruti permintaan donghyuck.
Selama perjalanan pulang, mobil yang ditumpangi dua adam itu hanya terisi kekosongan. Sesampainya di rumah Mark menarik kasar tangan donghyuck. Entah Mark sadar atau tidak ia mencengkram pergelangan tangan donghyuck dengan kuat.
"Sakit hyung!" Pekik donghyuck.
Namun Mark memilih abai.
"Jelaskan sekarang!" Titah Mark mutlak, tak bisa terbantahkan.
"Lepaskan dulu cengkramanmu!"
Mark yang baru menyadari jika ia masih mencengkeram tangan donghyuck segera melepaskannya. Lelaki itu meringis saat melihat pergelangan tangan itu sedikit memar.
Donghyuck memandang tangannya sendiri. Lelaki manis itu merengut sebal. Dengan perasaan yang semakin dongkol donghyuck menceritakan semuanya sedetail-detailnya.
Usai menceritakan diam diam donghyuck menanti reaksi Mark.
Namun sayang harapan donghyuck tak benar benar terjadi. Mark, lelaki itu malah memilih untuk pergi meninggalkan donghyuck sendirian.
Namun tak donghyuck sangka ternyata Mark kembali menghampirinya. Ditangan pria itu terdapat sebuah kompres.
Mark mengadahkan tangan. "Kemarikan!"
Donghyuck mengerutkan keningnya bingung. Alisnya menarik satu. Seakan akan bertanya apa maksudnya kepada Mark.
Pria yang berstatus sebagai suami donghyuck kembali menghela nafasnya. "Tanganmu bodoh!"
"Ck!" Donghyuck menyodorkan tangannya ke Mark. Dengan sigap Mark mengompres pergelangan tangan donghyuck yang terdapat memar.
Seusai mengobati, mereka hanya berdiam diri. Tak ada yang membuka suara.
Donghyuck melirik kearah Mark. Terlihat pria itu sedang menahan kesal. Entahlah tapi itulah yang donghyuck lihat.
"Jangan dekati dia lagi!"
***
Ini sudah terhitung 2 hari selepas kejadian di belakang sekolah. Ada yang baru donghyuck sadari, Jian mantan kekasihnya itu sama sekali tak terlihat dari kemarin-kemarin. Bukannya, donghyuck kepo ya, tapi aneh saja.
Karena yang donghyuck tahu anak itu tidak hobi membolos.
"Kudengar Jian pindah sekolah."
"Oh ya? Kupikir mereka hanya bercanda. Jadi itu benar?"
"Iya! Aku mendengarnya sendiri dari anak kelas Jian."
Donghyuck mengerutkan keningnya heran. Lelaki manis itu memutar tubuhnya ke samping, dimana para perempuan yang tadi sedang bergosip ria.
"Permisi nona nona cantik. Kudengar kalian tadi sedang membicarakan Jian."
Sekumpulan perempuan yang dimaksud donghyuck itu serempak menoleh ke samping.
"Ah benar," jawab perempuan berambut coklat dengan malu-malu. Perempuan itu menyelipkan anak rambutnya ke telinganya sendiri.
Memangnya siapa yang tak akan malu jika dinotice salah satu pemuda yang termasuk jajaran pemuda tertampan di sekolah Neo ini.
"Ada apa memangnya dengan anak itu?" tanya Donghyuck lembut. Karena ia tahu dirinya sedang berhadapan dengan siapa. Sedari kecil orang tuanya selalu mengajarkan untuk selalu berlaku lembut pada seorang wanita.
Di perlakukan baik ya dibalas baik begitulah.
"Kami dengar Jian pindah sekolah."
"Apa kalian tahu alasan dia pindah?"
Salah satu gadis berambut pendek menjawab. "Maaf, kami tidak tahu."
Donghyuck menghembuskan nafas. "Terima kasih infonya nona nona."
"Sama sama Hyuck."
Donghyuck berdiri dari tempatnya duduk tadi dan melenggang pergi dari kantin.
Tak donghyuck sangka, dipertengahan jalan ia berpapasan dengan sungchan dan jeno. Dahinya mengernyit, kenapa wajah Sungchan terdapat lebam?
Donghyuck pun menghampiri Sungchan. "Sungchan! Ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Donghyuck tanpa basa-basi.
"Dipukul Ma—" Sungchan membekap mulut Jeno saat anak itu hendak mengatakan siapa pelaku yang memukulnya.
"Hah? Dipukul siapa?"
"Oh, kemarin aku menolong seorang anak yang sedang dihadang preman. Ya begitulah kau tahu sendiri," jawab Sungchan.
"Benarkah?"
Sungchan mengangguk. "Kalau begitu aku pergi dulu ya. Sampai jumpa lagi hyuck."
"Tunggu sepertinya aku melupakan sesuatu," gumam Sungchan setelah lima langkah kakinya.
"Ah! donghyuck tunggu! jangan lupa sepulang sekolah kita kumpul di lapangan basket," ingat Sungchan.
Donghyuck mengangkat satu tangannya. "Ya!"
Setelah donghyuck tak lagi muncul dihadapan Sungchan dan Jeno. Jeno menyenggol lengan temannya itu. "Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya?"
Sungchan mengendikkan bahu acuh. "Itu tidak penting."
"Ayo cepat ke kantin, aku sudah lapar sekali."
Tbc
Gak boleh berburuk sangka loh ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Mark
Fiksi PenggemarEntah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...