"Kau serius tentang tidak memberitahu yang sebenarnya kepada donghyuck?"
Sungchan menatap Jeno jengah. "Tidak, untuk apa aku memberitahu donghyuck jika mantannya lah yang telah memukulku."
"Sudahlah jangan bahas itu. Kita masih punya topik lain untuk dibahas hyung."
Jeno terdiam sejenak ketika Sungchan memakai kata hyung untuknya. Bagaimana tidak? Lelaki tiang itu sangat jarang berbicara sopan padanya (memanggilnya hyung, contohnya).
"Baiklah, terserahmu saja."
"Bagaimana kekasihmu?"
Jeno mengerutkan dahinya heran. Untuk apa Sungchan menanyakan itu.
"Kenapa tiba tiba membahas kekasih ku."
"Ck! Jangan seperti itu. Aku hanya menanyakan saja bukan ingin merebutnya darimu. Lagipula ini sudah seminggu berlalu, kau tak membahas mengenai kekasihmu padaku."
"Dia akan pulang besok. Dan ya... dia juga akan melanjutkan sekolahnya disini."
"Benarkah? Wah.. haruskah aku membawa kacamata pelindung kebucinanmu itu. Dari yang kuperhatikan kau sepertinya akan sangat bucin jika sudah disandingkan dengan kekasihmu," ledek Sungchan.
"Tidak usah berlebihan seperti itu."
"Aku tidak seperti itu. Aku hanya mengantisipasi saja."
"Itu namanya kau berlebihan."
"Tidak!"
"Iya!"
"Tidakk!"
Tak!
Tak!
Kedua lelaki yang mendapatkan pukulan dikepala kompak saling meringis.
"Apa masalahmu Lucas!"
"Kalian berisik. Diamlah dan segera habiskan makanan kalian. Waktu istirahat akan segera berakhir jika kalian tidak tahu."
Jeno dan Sungchan memilih menurut sebab jika tidak maka keduanya akan berakhir dibuku harian milik ketua osis itu.
***
Sungchan menghela nafas bosan. Kelasnya saat ini sedang ada jam kosong. Guru yang mengajar kali ini sedang berhalangan untuk hadir jadi guru itu hanya memberi tugas.
Tugasnya pun sudah Sungchan kumpulkan.
Sungchan menumpukan kepalanya dikedua lengan yang telah terlipat. Pikirannya menerawang kejadian kemarin yang masih terbayang dibenaknya.
Dia ingat saat itu dirinya sedang berada dihalaman belakang sekolah. Ia kesana karena ia mendengar seperti ada kerusuhan yang terjadi di tempat tersebut.
Ada beberapa hal menjanggal dari yang Sungchan lihat kemarin.
Sungchan melihat semuanya, semenjak donghyuck dicium paksa oleh Jian sampai ada seorang guru memergoki keduanya.
Ya, Sungchan pun tahu jika Haechan tidak menyukai perbuatan Jian kemarin terbukti dari pemberontakan yang dilakukan donghyuck.
*Waktu itu Sungchan ada niat buat nolongin tapi udah keduluan Mark (mergokin) jadi dia ngurungin niatnya.
Semenjak melihat kejadian kemarin membuat Sungchan langsung diserbu dengan yang namanya overthinking.
Hal lain yang masih ia pikirkan sekarang adalah mengenai kenapa donghyuck satu mobil dengan Mark?
Sungchan memukul kepalanya sendiri yang mulai berpikiran aneh aneh. Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala beberapa kali untuk menghilangkan pemikiran buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Mark
أدب الهواةEntah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...