Entah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...
Mark berdecak sebal pasalnya malam-malam begini donghyuck sedang mengomel tak jelas. Sebenarnya donghyuck mengomel bukan kepada Mark melainkan kepada adik donghyuck yang tak lain adalah Jaemin.
Bagaimana donghyuck tidak uring uringan, adik nakalnya itu pulang tanpa memberitahunya.
Bahkan Jaemin lebih memilih dijemput kekasihnya dibandingkan donghyuck sendiri yang notabenenya kakak kandungnya.
"Donghyuck, kamu sebenarnya kenapa?" Tanya Mark kesal.
"Tidak ada."
"Jika tidak ada, kenapa kamu uring uringan seperti ini?"
Donghyuck bersedekap, "tsk! Jaemin pulang tidak memberitahuku. Dia lebih memilih dijemput kekasihnya dibandingkan aku, kakaknya."
"Jaemin?" tanya Mark memastikan.
"Iya."
Mark mengehela nafas, "Sudah lah donghyuck, ini sudah larut malam. Lebih baik kamu tidur sekarang."
"Kamu bisa meluapkan kekesalanmu besok," lanjut Mark.
Donghyuck terdiam sejenak lantas memandang Mark dan mengangguk, "hyung benar juga. Ugh, tapi aku masih kesal!"
Mark menghela napas, pria itu mengode donghyuck untuk mendekat kearahnya, "kemari."
Donghyuck menghentakkan kakinya kesal baru setelah itu ia berjalan menghampiri suaminya, saat tiba di pinggiran ranjang tanpa diduga Donghyuck melemparkan tubuh seksinya ke ranjang.
"Pelan-pelan Hyuck."
Mark menarik tubuh Donghyuck untuk lebih dekat dengan dirinya. Pria itu mendekap erat tubuh Donghyuck, sembari mengelus punggung Donghyuck dengan penuh kelembutan.
"Jangan terlalu dipikirkan Donghyuck, jika Jaemin memang tidak ingin dijemput olehmu bukan berarti dia tidak sayang lagi denganmu."
Dalam batin Donghyuck menggerutu, "kenapa dia bisa tahu isi pikiran ku?"
"Donghyuck, tidur," titah Mark dengan suara rendahnya.
Donghyuck menghela napas panjang, sebelum ia benar-benar memejamkan mata. Mencoba untuk tidur seperti keinginan suaminya itu.
Paginya, Donghyuck kembali dibuat kesal oleh Jaemin sebab adik nakalnya itu terus saja meledek dirinya.
"Diam."
Suara tawa terdengar dari seberang sana.
"Hahahah, aduh Hyung perutku sakit sekali. Mn... jadi bagaimana rasanya hyung, tinggal seatap dengan suamimu itu? Apa kalian sudah melakukannya?"
Donghyuck mematikan telepon itu secara sepihak. Bibirnya mengerucut. Dan jangan lupakan wajahnya yang sudah memerah akibat menahan rasa kesal.
"Apa-apaan itu. Bukannya memberi kabar malah meledekku begini. Awas saja jika bertemu nanti akan ku pinting lehernya itu," rajuk donghyuck.
Mark yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Pria itu tersenyum tipis saat melihat wajah kesal donghyuck yang terlihat sangat menggemaskan.
"Donghyuck, lebih baik kamu bersiap saja."
Donghyuck menoleh, menatap Mark bingung. "Mau kemana?"
Suara samar decakan tertangkap di pendengaran Donghyuck.
"Mengunjungi rumah orang tua ku, jangan bilang kamu lupa?"
"Oh, maaf hyung." Donghyuck tersenyum canggung. Astaga bagaimana ia bisa melupakan itu.
"Hm, sudah sana bersiap."
Donghyuck berlari kecil ke kamarnya dan segera bersiap sebab ia tidak sabar untuk bertemu dengan bundanya.
***
Sesampainya di kediaman keluarga Lee, pasangan itu pun turun dari mobil.
Di saat Mark berniat memencet bel rumahnya, pintu sudah terlebih dahulu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih nampak cantik dengan balutan dress hitamnya. Wajah wanita itu terlihat terkejut saat melihat mereka berdua.
"Kenapa tidak bilang jika kalian akan datang?
"Tentu saja untuk memberi kejutan untuk bunda," jawab Mark.
Irene tersenyum manis saat melihat menantu kesayangannya yang nampak sangat menggemaskan.
"Aduh anak bunda kenapa menggemaskan sekali sih," Irene yang sudah tak bisa menahan rasa gemasnya mencubit pipi gembul sang menantu.
Donghyuck melirik kearah Mark berniat meminta bantuan. Melihat hal tersebut Mark segera membantu Donghyuck.
"Bunda, ayo masuk dulu."
Irene mengangguk dan melepaskan cubitannya. Wanita itu menggandeng tangan Donghyuck untuk dibawa masuk.
Mark menghela nafas melihat dirinya yang ditinggalkan begitu saja. Sebenarnya anak bunda Mark atau Donghyuck sih.
Di dalam sana, sang bunda dengan antusias mengajak menantu kesayangannya untuk melakukan tour sebentar. Setelah selesai melakukan tour, Irene mengajak menantunya ke ruang keluarga.
"Bagaimana Hyuck, Mark tidak nakal kan?"
Donghyuck tersenyum, "tidak kok bunda."
"Hyuck betahkan tinggal bersama manusia kaku seperti anak bunda?"
Dahi Donghyuck mengernyit mendengarnya, sebab selama ini yang ia lihat Mark tidak kaku kaku amat.
"Betah kok, Bun."
"Syukurlah jika Hyuck betah. Oh ya Bunda baru ingat. Bunda mau bikin kue, Hyuck mau ikut?" tanya Irene dengan suaranya yang lembut. Sedikit berharap jika menantunya mau menemaninya membuat kue.
"Mau! Hyuck bantu bunda ya. Bunda mau bikin kue apa?" tanya Donghyuck dengan mata berbinar-binar.
Irene tersenyum lebar, wanita itu mengusak kepala menantunya gemas.
"Ayo kita lihat dulu." Irene bangkit dari duduknya dan mengajak Donghyuck ke dapur.
Dah lama gak update...
Masih ada yang nungguin cerita ini kan?
Ini buat kalian deh 🥰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.