Sorry for typo(s)
"Donghyuck! Ayo turun, kau sudah bersiap kan?" Mami Hyuck berteriak dari lantai bawah memanggil putra sulungnya.
"Sudah Mi, Jisung mana, dia tidak ikut?" Tanya Donghyuck sambil menuruni anak tangga.
"Jisung sedang ada di kamar. Dia tidak bisa ikut, ada tugas yang harus dikerjakan katanya."
"Benarkah?"
"Iya hyuckie."
"Wah! Hyung, kau tampak sangat cantik sekali!" Puji Jisung tiba-tiba. Sedangkan Donghyuck, dia hanya memutar bola mata malas dan bersiap memberi omelan kepada sang adik tercinta.
"Jisungg! Sudah hyung katakan tadi untuk jangan terus berteriak, teriakanmu itu bisa membuat telinga hyung pecah tahu!" Omel Donghyuck.
Jisung menampilkan senyum bodoh, "Maaf, hyung. Lagian malam ini Donghyuck hyung cantik sekali," ungkap Jisung.
"Enak saja kau berbicara, hyung itu tampan!"
"No, hyung itu cantik. Cantik sekali."
"Ya! Kau ini!"
"Sudah-sudah, ini kapan berangkatnya kalau kalian masih debat seperti ini?"
"Maaf Mi... "
"Kalau begitu Mami dan hyung pergi dulu. Jisung jaga rumah oke? Makanannya sudah Mami siapkan di meja makan." Jisung hanya mengangguk.
Setelah itu donghyuck dan Mami hyuck bergegas pergi ke tempat tujuan mereka. Saat sampai di restoran, dahi donghyuck mengerut kebingungan sebab Maminya pergi menuju ke meja yang sudah terisi seorang wanita paruh baya yang sepertinya umurnya seperantaran dengan sang Mami.
Apalagi dirinya juga merasa sedikit familiar dengan wanita tersebut, rasanya sama seperti waktu bertemu guru baru di sekolahnya tadi.
Donghyuck pun mengambil langkah mengikuti maminya. Ketika sampai Maminya itu menyapa wanita tersebut.
"Hai Irene, apa aku dan anakku datang terlambat?" Tanya Mami donghyuck pada wanita yang sedang duduk dihadapan mereka.
Donghyuck menatap Maminya heran, Maminya kenal wanita cantik itu? Dan jangan lupa ternyata nama dari wanita tersebut adalah Irene.
"A-ah, tidak juga... aku juga baru sampai. Apa ini donghyuck?" tanya Irene.
Mami donghyuck mengangguk sebagai jawabannya.
"Donghyuck, ayo duduk," ajak Mami donghyuck.
"Padahal kita hanya tidak bertemu beberapa tahun, tapi lihatlah sekarang. Wajahnya bertambah manis," puji Irene.
Donghyuck menundukkan kepalanya sambil tersenyum (pura-pura) malu. Di dalam hatinya ia bertanya-tanya apa maksud dari perkataan wanita bernama Irene sebelumnya.
"Ren, kemana anakmu dan suamimu?"
"Anakku sedang di toilet dan suamiku dia tidak bisa ikut karena ada urusan penting. Hah, Hyeri kau tahu kan dia itu orang sibuk lalu suamimu sendiri?"
"Biasa dia juga sibuk. Kali ini perusahaannya ada sedikit masalah. Ya seperti itulah."
Tak lama kemudian datanglah seorang pria ke meja tersebut. Donghyuck membelakkan matanya terkejut. Kenapa pria tersebut ada disini? Atau jangan-jangan dia adalah anak yang Wanita itu maksud.
"Sir?"
"Hai?" Sapa Mark.
"Kalian sudah kenal ternyata dan Sir? Gurumu hyuck? Wah kebetulan sekali."
"Eh iya, Tan."
"Panggil Bunda saja, nak."
"Heum, iya Bun. Mi ini sebenarnya ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Mark
FanficEntah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...