Tak terasa hari mulai petang. Donghyuck mengelap peluh didahinya. pemuda itu tersenyum sumringah melihat hasil kerja kerasnya.
"Menantu bunda pintar ya."
Donghyuck tersenyum mendengarnya, "Ini juga berkat bantuan bunda kok."
Irene terkekeh, "Ini kamu letakin kookiesnya disini ya. Bunda mau ambil kue dulu."
"Iya bun." Dengan telaten Donghyuck meletakkan dan menata kookies buatannya ke tempat yang sudah disediakan.
"Sudah?"
"Sudah Bun."
"Ini kamu nanti bawa pulang ya."
"Okay Bunda."
"Nah, lebih baik sekarang kamu mandi dulu," saran Irene pada menantu kesayangannya.
Donghyuck menepuk nepuk pakaiannya yang terkena tepung, mengangguk sekilas.
"Kamar Mark hyung dimana bunda?" Tanya Donghyuck pasalnya ini pertama kalinya Donghyuck main ketempat mertuanya.
"Sebentar ya, Bi Eli! Bibi!" seru Irene memanggil salah satu pelayan dirumahnya.
Tak lama wanita paruh baya datang menghampiri Donghyuck dan Irene.
Wanita itu menunduk hormat. "Kenapa nyonya?" tanya Bi Eli.
"Tolong antarkan Donghyuck ke kamar Mark ya Bi," titah Irene.
"Baik Nya. Mari den," ajak bi Eli.
Donghyuck pun berpamitan pada Irene dan segera mengikuti langkah Bi Eli. Hingga sampailah mereka pada sebuah kamar yang dituju donghyuck.
"Ini kamar den Mark, den Donghyuck."
Donghyuck mengangguk kan kepala dan menyuruh bi Eli untuk pergi meninggalkannya sendiri.
Pemuda bermata bambi itu mengetuk pelan pintu kamar didepannya lalu membuka perlahan pintu tersebut. Donghyuck menyembulkan kepalanya ke dalam kamar untuk melihat suasana di dalam.
"Tidak ada Mark hyung," gumam Donghyuck.
Lantas donghyuck pun membawa tubuhnya untuk masuk kedalam kamar untuk segera membersihkan diri.
Lima belas menit berlalu akhirnya Donghyuck selesai dengan kegiatannya, dengan tubuh berbalut bathrobe perlahan Donghyuck keluar dari kamar mandi dan menuju walk in closet untuk memilih baju yang akan digunakannya.
"Tck, kenapa baju baju disini besar besar semua?" Gerutu Donghyuck sambil menggeser kan pakaian.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?"
Suara berat itu membuat bulu kuduk Donghyuck merinding. Pemuda itu membalikkan badan dan terperangah.
Waw, ini kah suaminya.
"Keren, sangat sexy!" Batin Donghyuck. Ingin sekali rasanya Donghyuck memamerkannya suaminya ke dunia. Betapa menawannya suaminya itu.
Donghyuck terperangah dengan tubuh atletis yang dimiliki Mark. Ia dapat melihat jelas sebab Mark, pria itu hanya mengenakan celana boxernya saja dan membiarkan tubuh bagian atas terpampang jelas.
"Astaga Hyuck, kamu mimisan?!" Tanya Mark terkejut.
Pria itu segera berlari menghampiri Donghyuck yang sedang memegangi hidungnya.
"Ah aku tidak apa apa hyung," jawab Donghyuck sambil menundukkan kepala.
Mark membawa Donghyuck keluar dari ruangan itu dan menuntun Donghyuck untuk duduk di ranjangnya. Pria itu menyodorkan sekotak tisu pada Donghyuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Mark
FanfictionEntah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...