Ketika Donghyuck akan membuka pintu mobil milik Mark, tubuhnya tersentak saat ada seseorang yang dengan lantang meneriaki namanya.
"Donghyuck-ah!"
"Hyuck! Tunggu sebentar!"
Donghyuck menolehkan kepala ke arah suara yang memanggil namanya barusan.
Ah, ternyata Yangyang.
"Hyuck, ini novelmu. Terima kasih. Maaf ya Hyuck, baru bisa ku kembalikan sekarang. Waktu itu, ingin ku kembalikan tapi aku lupa hehe," ucap Yangyang sembari memberikan novel milik Donghyuck.
Dengan senang hati Donghyuck menerimanya. "Oke, sama sama Yangyang. Apa ada lagi? Jika tidak ada aku duluan ya!"
"Tidak ada. Aku pergi dulu ya Hyuck. Bye! hati hati dijalan!"
Yangyang segera meninggalkan Donghyuck. Sedangkan Donghyuck, ia langsung masuk ke dalam mobil.
Sefelah masuk kedalam mobil, Donghyuck mengerutkan dahinya bingung. Dimana Mark dan kenapa ia malah menemukan seorang supir?
"Anda sudah selesai tuan?"
"I-iya. Dimana Mark hyung, em?"
"Panggil saya paman Kim saja tuan. Tuan Mark sedang ada urusan penting, jadi beliau tidak bisa menjemput tuan Donghyuck."
"Ah begitu.."
Setelahnya hanya keheningan yang menemani mereka hingga mereka sampai ke tujuan.
Sesampainya dirumah, Donghyuck merasa kebingungan ingin melakukan apa.
Karena ia bingung ingin melakukan apa akhirnya ia memilih untuk ke halaman rumah saja. Seusai berkeliling ia membaringkan tubuhnya.
Donghyuck berguling guling tidak jelas, saking bosannya ia.
"Aaaaa, apa yang harus kulakukan? Bosan sekali! Oh iya!"
Donghyuck langsung mengambil handphonenya lalu mengetikkan sesuatu ke benda pipih itu. Lima belas menit berlalu hingga terdengar suara klakson mobil.
"Akhirnyaaa!!" seru Donghyuck, ia segera turun kebawah untuk menemui adiknya.
"Hyung, ini mobilmu!"
"Kalian ingin mampir terlebih dahulu atau pulang?"
Jisung menggelengkan kepalanya.
"Tidak hyung, terima kasih lain kali saja. Kita masih ada urusan iya kan Le?"
Teman jisung menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah kalau begitu hati hati. Terima kasih juga sudah membawakan mobil hyung!"
"Tentu hyung!"
"Oh tunggu jisung!"
Jisung membalikkan badan dan bertanya ada apa.
"Jaemin ada dirumah?"
"Jaemin hyung? Dia sepertinya belum pulang. Tadi Jaemin hyung sempat pamitan ingin pergi berkencan dengan Jeno hyung."
"Oh jadi begitu. Ya sudah kau boleh pergi."
Setelah melihat adiknya pergi, Donghyuck menundukkan kepalanya sedih. "Aku harap kejadian itu tidak terulang lagi."
•••
Sekarang, tetapnya pukul 22.20 Donghyuck sedang asyik bersantai di kamarnya sedangkan Mark, pria itu, dia belum pulang sama sekali sedari pulang sekolah. Entah apa yang dilakukan Mark di luar sana.
Dan tidak bisa dipungkiri jika hal tersebut nyatanya mampu membuat Donghyuck merasa sedikit khawatir.
"Kenapa dia tidak kunjung pulang? Apa dia tidak bisa mengabariku sebentar saja! Membuat orang khawatir saja!" Gerutu Donghyuck.
Tak lama setelah itu terdengar suara ketukan dari pintu utama, dengan cepat Donghyuck berlari ke arah pintu, mengharapkan bahwa yang mengetuk pintu adalah suaminya.
Ceklek
"Hyung! Dari mana saja?! Kenapa tidak mengabariku!?"
Melihat jika yang mengetuk pintu itu Mark, Donghyuck langsung menodong pria itu dengan berbagai pertanyaan.
Mark mengusap wajahnya frustasi. Ia melenggang pergi dari hadapan Donghyuck tanpa menjawab satupun pertanyaan yang diajukan Donghyuck padanya.
"Hyung!" Seru Donghyuck saat Mark mengacuhkan dirinya.
Pemuda manis itu mengejar Mark sampai ke kamar mereka.
"Hyung! Kenapa tidak menjawab pertanyaanku! Kau habis dari mana?"
"Diam Donghyuck! Kubilang diam!" Bentak Mark tanpa sadar membuat Donghyuck yang sedari tadi merecokinya seketika terdiam.
Walau sudah beberapa kali donghyuck mendapatkan bentakan dari mantan pacarnya entah mengapa yang kali ini berbeda rasanya.
Ini lebih menyakiti hatinya.
Sia sia dong rasa khawatir Donghyuck.
Huh, tahu begini Donghyuck tidak perlu mengkhawatirkan pria itu.
"Hyung membentak ku? Sia sia saja aku mengkhawatirkanmu!" Donghyuck menyempatkan untuk mendorong dada Mark sebelum ia pergi dari ruangan tersebut.
Mark yang melihat kepergian Donghyuck mengusap wajahnya kesal. Pria itu berteriak kesal pada akhirnya.
•••
"Ada apa dengan wajahnya itu. Jelek sekali!" ejek Donghyuck dengan penuh kekesalan.
"Argh, Mark brengsek! Beraninya dia membentak ku!"
Donghyuck melipat tangannya didepan dada. Wajahnya memerah akibat menahan emosi.
Ting!
Ting!
Ting!
Suara notifikasi tersebut mengalihkan perhatian Donghyuck. Pemuda manis itu menghidupkan ponselnya, melihat siapa yang mengirimnya pesan.
N'basket🏀 (20)
Coach:
Jangan lupa unt....
Semangat semuan...Melihat itu, Donghyuck kembali mematikan ponselnya sebab ia bisa menebak apa isi percakapan di grup tersebut.
Donghyuck merebahkan tubuhnya di kasur. Ia menatap langit langit kamarnya dengan pikiran yang melayang entah kemana.
"Ada apa dengannya?"
"Apa jangan jangan karena kejadian tadi siang."
"tapi kan... sepertinya besok aku harus menjelaskan semuanya."
Tak berselang lama, pintu kamar terbuka. Membuat Donghyuck dengan panik memposisikan tubuhnya untuk tidur menyamping dan memejamkan matanya erat erat.
Donghyuck semakin mengeratkan genggamannya pada selimut saat mendengar suara derap kaki yang semakin mendekatinya.
Cup
Cup
Jantung Donghyuck bergedup kencang saat merasakan kecupan basah di layangkan ke dahi dan di bibirnya.
"Maaf."
tbc
update lagiii hehee
kira kira Mark kenapa ya, ayo tebak..
btw nyambung ga ya sama chapter sebelumnya, tiba tiba aku jadi pesimis deh
info: di rumah mereka ada 3 kamar ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Mark
FanfictionEntah Donghyuck harus menyesali atau malah mensyukuri, saat mengetahui jika dirinya dulu sempat meminta untuk dinikahkan setelah lulus Junior High School. Dan kini sekolahnya kedatangan guru baru, namun siapa yang menyangka jika guru muda tersebut m...