Happy Readyng!
Oek ... oek ...
Sang Ayah dengan hati-hati mulai menggendong putra, lalu mengayun menimang-nimang dengan pelan berharap sang putra menghentikan tangisannya. Namun, sang putra masih menangis dengan keras, seolah mencari seseorang. Tak lama kemudian datanglah seorang Wanita paruh baya dari arah pintu.
“Ma.” Pria itu memanggil sang Ibu meminta menenangkan sang putra.
“Sini, biar Mama yang gendong.” Wanita paruh baya itu mengulurkan tangan menarik bayi laki-laki dari gendongan sang putra.
“Kamu istirahat aja, Wa.” Sang putra mengangguk, lalu merebahkan tubuhnya di kasur yang ada di ruangannya. Mengistirahatkan tubuh yang lelah akibat menjaga putranya yang rewel saat malam.
“Wa, Mama gak mau tau, besok Kamu harus mau ketemu sama temen Mama. Mama pengen Kamu nikah sama anaknya.” Sang Mama menjelaskan keinginannya.
“Mama gak mau Kamu nikah sama pilihan Kamu kaya Teresa, bikin Mama emosi aja!” sambung sang Mama sambil mengayunkan cucunya agar tertidur kembali.
“Ma, Dewa baru aj---”
“Nggak boleh nolak!” Pria bernama Dewa Nugraha itu menghela nafas, ia menganggukkan kepalanya yang di balas senyum lebar oleh Mamanya.
“Besok dandan yang rapi, meskipun anak temen Mama belum menikah, tapi katanya, dia nerima Aksa dan kamu apa adanya.” Setelah mengatakan itu Yessy meninggalkan kamar sang putra setelah menidurkan cucunya di box khusus bayi.
Dewa Nugraha, seorang pria duda berumur dua puluh sembilan tahun. Dia baru saja di tinggal istrinya ke alam baka. Yang lebih parahnya lagi, ketika sang istri akan kabur dengan selingkuhannya, terjadi kecelakaan. Mobil istri dan selingkuhannya jatuh ke jurang di saat istrinya hamil delapan bulan. Tentu saja dirinya marah pada sang istri, untung saja putranya selamat, meskipun istri meninggal.
Ia menghela nafas, begitu merasa bersalah kepada keluarganya. Di saat semua keluarganya mencegah dirinya menikahi Teresa, tapi dirinya malah keras kepala, dan akhirnya ia diselingkuhi. Untung saja anak yang di kandung Teresa adalah anaknya.
•••
Sudah satu minggu Arumi mencari calon yang cocok untuk menjadi suaminya. Namun, ah, rasanya Arumi ingin menangis keras, saat rencananya gagal. Apalagi sekarang dirinya akan bertemu calon suami yang di pilihkan orang tuanya, ah, lebih tepatnya, Mamanya. Yang lebih parahnya lagi, calon suaminya adalah duda beranak satu yang berumur dua bulan, masih bayi lagi, pikir Arumi.
Arumi menatap dirinya dari pantulan cermin. Memakai gamis warna biru langit dengan hijab pashmina warna senada membautnya berkali-kali lebih cantik.
Tok!
Tok!
Tok!
“Masuk,” sahut Arumi malas. Pintu terbuka dan tampaklah Ibunya dengan tersenyum lebar, ah lebih tepatnya senyum mengejek pada dirinya.
“Ih, kasian banget. Kalah taruhan, apalagi sama wanita tua kayak gini,” ujar Runia mengejek.
“Diem ah!” Bibir Arumi maju beberapa centi ke depan, ia kesal pada Ibunya.
“Buruin! Tamunya udah dateng! Jangan lelet!” ucap Runia ngegas, sampai-sampai Aslan—suaminya terkaget di belakang istrinya.
“Ma, Papa kaget, loh.” Sontak Runia menoleh ke belakang, dan melihat suaminya menatap datar dirinya.
“Eh, Papa.” Ibu dari Arumi itu cengesan.
“Mama suka gini sama Arumi?” tanya Aslan yang diangguki Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Duda [END]
General FictionArumi Hania, korban dijodohkan Mamanya. Ia menikahi seorang duda yang mempunyai seorang anak berumur dua bulan. Saat anak tirinya menangis, Arumi mencoba menyusui, dan ternyata ia bisa mengeluarkan ASI. Don't copy my story! start; 03-Maret-2022 fini...