H A P P Y R E A D Y N G
jangan lupa Vote-nya, Kak.
Sorry kalau masih banyak typo.
Keesokannya harinya, aku terbangun kesiangan. Untung saja aku sedang libur sholat, jadi aku tidak khawatir karena melewatkan sholat shubuh.
Cukup lama aku di kamar mandi, aku malu untuk keluar karena kesiangan, malu sama Mama Yessy dan Papa Dewo. Meskipun kedua mertuaku itu sangat baik tapi tetap saja, 'tak enak hati rasanya. Biasanya di rumahku yang dulu, jika datang bulan aku selalu bangun siang bila tidak bekerja.
Aku putuskan untuk keluar kamar, aku akan menerima kemarahan kedua mertuaku. Ya, meskipun aku tidak yakin Mama Yessy memarahiku.
“Ouh, Arumi, baru bangun, ya?” Ku anggukkan kepala dengan kaku takut mertuaku marah. Namun salah, responnya malah mengajak aku makan meskipun Mama sudah makan saat sarapan, menemaniku katanya.
“Maaf, Ma. Arumi kesiangan, soalnya lagi datang bulan jadi kebiasaan di rumah,” jawabku kikuk.
“Yaudah, gih, sarapan dulu. Mumpung Aksa belum bangun, 'kan?” ucap Mama Yessy diakhiri pertanyaan. Aku mengangguk membenarkan, setelah aku pergi keruang makan, sedangkan mertuaku ada urusan katanya tidak jadi menemaniku.
Di meja makan hanya ada dan seorang pembantu muda, seumuran diriku. Dia bertanya aku akan makan apa yaang hanya di balas seyuman olehku. Aku tidak ingin merepotkannya, jadi aku hanya menyuruhnya untuk kembali mengerjakan pekerjaan yang belum selesai olehnya.
Aku mengambil piring dan mengambik nasi Rice Cooker lalu mengambil lauk pauknya di dalam lemari khusus makanan sisa. Setelah mengucap basmallah, aku segera menyantapnya.
Selesai makan aku membawa piring kotor bekasku ke wastafel, disana hanya ada piringku dan beberapa gelas. Aku langsung menyucinya karena tidak enak kepada para pembantu yang sudah dari tadi membereskan rumah.
Saat mencuci gelas terakhir, aku mendengar suara Mas Dewa memanggilku. Segera aku menyelesaikan pekerjaanku, dan lekas menghampiri Mas Dewa yang ku dengar suara sedang mengobrol di ruang tengah, yakni ruang keluarga. Disana aku melihat Papa mertua dan suamiku sedang mengobrol ditemani dua cangkir kopi dan beberapa cemilan yang di bawa pembantu.
“Mas,” panggilku saat sudah dekat dengannya, dia menoleh ke arahku.
“Ini, Aksa pengen susu,” jawabnya sambil memberikan Aksa kepadaku, dan aku tidak menyadari Aksa karena terhalang punggung tegapnya, posisi tadi Mas Dewa membelakangiku.
“Udah dimandiin, Mas?” tanyaku, pasalnya Aksa sudah bergantu baju dan wangi.
“Iya. Tadi kebangun, terus pipisnya tembus ke kasur, tapi udah di ganti sama Bi Septi.” Aku mengangguk lalu pamit ke kamar, Papa Dewo menawarkanku untuk menyusui Aksa di sini, karena mertuaku akan pergi ke kantor menggantikan Mas Dewa yang masih cuti pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Duda [END]
General FictionArumi Hania, korban dijodohkan Mamanya. Ia menikahi seorang duda yang mempunyai seorang anak berumur dua bulan. Saat anak tirinya menangis, Arumi mencoba menyusui, dan ternyata ia bisa mengeluarkan ASI. Don't copy my story! start; 03-Maret-2022 fini...