13 [Aset kejepit]

40.7K 3.6K 159
                                    

Davin menerima menuman bercampur cairan ajaib dari kakaknya itu, kemudian dengan cepat berlari menjauh, takut di mintai lagi walaupun sangat tidak mungkin.

"Biar keracunan kamu!"

"Bunda! Ily minta uang," Ily kembali berteriak setelah mengingat bahwa kuotanya habis, dia tidak sempat untuk mengirim pesan pada om Alinya bahwa dia sudah tidak malu lagi sekarang.

"BUAT APA?"

"Beli kuota, Bunda!" Teriaknya makin keras. "Yang banyak dong, biar gak cepat habis."

"MAU BERAPA?"

Ily diam sebentar, memikirkan berapa jumlah yang harus dia minta pada Bundanya. "1 juta deh, Ily mau coba internetan pakai pulsa aja!" Katanya dengan senyum sombong.

"AMBIL DI LACI DEKET KAMU TUH!"

Ily mengangguk lalu dengan cepat berjalan kearah laci di belakangnya, membuka satu persatu dan mencari uang yang Bundanya maksud. Tapi setelah semua di buka, Ily tidak satupun menemukan lembaran uang disana. "Ngak ada apa apa Bunda, adanya cuma Kartu Keluarga!"

"IYA! CORET NAMA KAMU DARI KK!"

"Bunda ih! Bercandanya membuang anak," dengus Ily sambil menghentak hentakkan kakinya.

"Ily butuh kuota, Bunda!"

Dia melihat lagi ponselnya, tidak ada notifikasi masuk karena memang kuotanya sudah habis. Wifi rumahnya juga sedang rusak dan Ayahnya pulang masih nanti sore. Ily merasa dirinya akan mati secara perlahan kalau terus terusan begini.

"ILY! DI PANGGIL OM ALINYA TUH!"

Teriakan Bunda kali ini membuat senyum Ily kembali terpancar, gadis dengan rambut di kepang itu segera ngacir keluar dengan cepat. "Yey! Minta uang ke Papa pengganti aja!"

Laki laki itu melirik ke arah kak Feni yang terlihat masih sibuk menjemur pakaian di depan rumahnya, dia menarik napas pelan sebelum kembali menatap Ily

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki laki itu melirik ke arah kak Feni yang terlihat masih sibuk menjemur pakaian di depan rumahnya, dia menarik napas pelan sebelum kembali menatap Ily.

"Minta izin sana sama Bunda, bilang di ajak om Ali jalan," ujar Ali dengan tatapan sungguh sungguh.

"Tapi beliin Ily kuota dulu ya?"

"Hm, iya buruan sana izin. Ikut om Ali gitu!"

Ily mengangguk patuh, dia juga ikut melirik Bundanya yang masih berada di depan rumah. "Emang mau kemana, om?"

"Check in hotel."

"Hah?"

"Udah sana izin aja dulu, nanti om Ali beliin berapapun deh kuotanya."

OM Tetangga [PART LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang