21 [Gajah]

40.4K 3.5K 320
                                    

"Udah itu doang yang mau kamu beli? Gak ada lagi?"

Gadis dengan hodie merah itu mengangguk, meletakkan beberapa paper bag ke kursi belakang lalu dengan santai kembali melanjutkan memakan es krimnya. "Udah itu aja."

"Kata kamu mau baju, nggak jadi?"

"Udah beli sama Ayah kemarin," Ily menyengir pada Ali, kemudian menyodorkan es krimnya ke depan laki-laki itu. "Om mau?" Tawarnya.

Ali menggeleng menolak, ia lalu mengeluarkan mobilnya dari area parkiran sambil sesekali melirik gadis di sebelahnya yang sibuk sendiri membuka es krim kedua.

"Jangan banyak-banyak makan es krim banana, om gak suka mulut om rasa pisang."

"Hm?" Ily mengernyit, dia memiringkan kepalanya sambil menatap laki-laki itu keheranan. "Kan yang makan es krim Ily, mulut-mulut Ily bukan om Ali."

"Tapi selesai itu kamu transfer ke om Ali, kan?"

Gadis itu terdiam sejenak, mencoba mencerna kalimat yang baru saja terlontar dari Ali dengan bingung sekaligus kesal. "Maksu-" kemudian Ily mengatup mulutnya lagi, ia mengernyit dan detik selanjutnya saat mulai paham barulah dia senyum-senyum sendiri.

"Sesat-sesat! Om Ali sesat."

Ali langsung tertawa mendengarnya, tangan laki-laki itu bergerak menarik sebelah pipi Ily hingga membuat kepala gadis itu ikut miring dan sang pempu tentu saja langsung berteriak mengamuk.

"Sakiiit!"

"Mau di buat sesat lagi gak?" Tanya Ali lalu kembali fokus menatap lurus ke jalan raya.

"Nggak!"

"Nggak apa?"

"Nggak mau kalau satu kali."

"Hahahahahaha."

Tawa keduanya langsung pecah saat itu juga, Ali benar-benar merasa bahwa semua ajaran tidak mendidiknya langsung masuk dengan cepat ke dalam otak gadis itu, dia sendiri sampai bingung apakah harus bangga atau malu.

Tapi yang jelas, keduanya sekarang satu jalan pikiran.

"Kak Laras pernah sama cowok masuk ke hotel itu tau!" Ily menoleh ke samping, menunjuk sebuah hotel yang baru saja terlewati. "Kak Larasnya nangis, mungkin berantem mereka."

"Kata siapa?" balas Ali dengan tenang.

"Ily lihat sendiri, waktu ikut Ayah ambil barang dari temannya."

"Kamu kenal cowoknya siapa?"

Ily menggeleng pelan. "Gak kenal."

Ali langsung memelankan laju mobil dan kemudian menepikan mobilnya di pinggir jalan. Ia membalikkan badan, melihat dari jarak jauh hotel yang baru saja Ily beritahukan.

Laki-laki itu menatap gadis di sampingnya yang kembali tenang menghabiskan sisa es krimnya, seolah tidak perduli dan tidak ingin bertanya kenapa Ali menghentikan mobil disana.

"Yaah habis es krimnyaaaa.." Ily menoleh kearah Ali dengan cemberut, ia memperlihatkan dua gagang stik es krim yang sudah kosong pada Ali. "Kurang, beli lagi yuk?"

Laki-laki itu tersenyum geli melihat wajah tertekuk Ily, ia menarik wajah gadis itu lalu mencium kedua pipinya dengan gemas.

"Om!"

"Gak boleh kebanyakan makan es krim."

"Yaaaah, om mirip Bunda!" Keluh gadis itu dengan kesal.

OM Tetangga [PART LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang