Ily maafin om, tadi cuma jahil aja."
"Ily nggak meninggal kok, tadi om cuma ngerjain kamu. Soalnya kamu gemesin, hehe."
"Maafin om ya Ly? Mau beli es krim nggak?"
Semua kata-kata itu sudah di hapal di luar kepala oleh Ali, ia menyiapkan semua jawaban seandainya Ily marah karena sudah ia jahili. Maka sekarang dengan rasa percaya diri yang penuh, laki-laki itu berdiri di depan pintu kamarnya siap untuk masuk.
Menarik napas sebentar lalu ia tersenyum sambil tangannya mendorong pintu putih itu. "Ily sayang maaf tadi- lah ngilang?"
Kening Ali mengkerut, matanya memicing memperhatikan kamarnya yang sudah kosong tak berpenghuni. Ia berjalan satu langkah untuk masuk, memastikan apakah benar istri kecilnya itu sudah hilang dari kamarnya.
Dan benar saja, tidak ada Ily disana. Bahkan pintu kamar mandi masih terbuka lebar.
Jangan-jangan yang di katakan Aldo benar, Ily mencari kuburannya?
Mata Ali langsung membulat, ia panik dan takut Ily melakukan apa yang ia dan teman-temannya pikirkan. Maka laki-laki itu segera kembali akan keluar, namun secarik kertas yang menempel di tembok samping pintu membuat langkah Ali terhenti dan diam sejenak untuk melihatnya.
Ada satu pesan dengan tulisan sangat rapi di kertas itu : {ILY MARAH! SEMUA UANG OM SUAMI ILY SITA DAN ILY BELANJAKAN ES KRIM!}
Ali kembali terdiam dan di buat berpikir dengan isi pesan itu, uang apa? Padahal Ali selalu membawa dompetnya kemana-mana bahkan tidak pernah sekalipun tertinggal. Lalu uang apa yang Ily maksud?
Sampai kemudian kebingungan laki-laki itu terjawab begitu melihat pintu lacinya sedikit terbuka, Ali dengan cepat berjalan kearah laci itu dan langsung mendapati semua isi di dalamnya sudah menghilang, dua kartu debit tabungannya, serta surat-surat mobil dan beberapa berkas penting kini sudah tinggal kenangannya saja. Ily hanya menyisakan satu pulpen merk pilot yang di beri secarik kertas lagi di sampingnya.
Dari Ily istri yang terdzolimi: {SEMUANYA UDAH ILY AMBIL SEBAGAI SITAAN KARNA TEGA NGERJAIN ILY DAN BILANG ILY MENINGGAL.
ILY SISAKAN PULPEN PILOT BIAR OM SUAMI BISA TERBANG CARI UANG LAGI DAN NANTI ILY SITA LAGI, MAKASIH}Ali menghela napas berat membaca pesan itu, ia tidak menyangka Ily akan bangun lebih cepat dari perkiraannya, tapi laki-laki itu sedikit bersyukur karena Ily bangun dan sadar hanya sedang ia jahili, kalau Ily bangun dan terjadi seperti yang Aldo bilang tadi, pasti masalahnya akan lebih runyam dari ini.
Lagi pula semuanya hanya di sita saja, Ily pasti menyimpannya dengan aman di lemari litle ponynya. Laki-laki itu tersenyum lega, ia hanya perlu minta maaf kemudian selesai dan semua akan di kembalikan.
"Om Ayiiii!"
Panggilan dengan suara cadel itu membuat kepala Ali menoleh, ia mengangkat kedua alisnya ketika melihat Davin berdiri di depan pintu kamarnya sambil membawa aquarium kecil. Akhirnya laki-laki itu berdiri dan mendekati Davin.
"Ngapain kesini?" Tanya Ali.
Davin menyerahkan sebuah kertas berwarna biru pada Ali, lalu sebelah tangannya mengeluarkan jari telunjuk ke depan wajah laki-laki itu dengan mata melotot, tapi sedetik kemudian Davin berdecak.
"Ih bukan jali ini!" Katanya mengomel, ia meletakkan aquariumnya di bawah. Lalu kembali mengeluarkan tangan kirinya dan ia menekan jari telunjuk dan jari manisnya dengan sebelah tangan kanan, hingga jari tengah bocah itu mengacung tinggi.
Ali mengernyit bingung.
"Pack!" ujar Davin dengan mata melotot.
"Heh! Siapa yang ajarin itu?" Gak boleh Vin," tegur Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM Tetangga [PART LENGKAP]
Fiksi RemajaAli adalah definisi jagain jodoh sendiri, di jaga sejak bayi lagi. "Lopyu om Ayiiii!" "Heh! giginya belum tumbuh juga, jangan bilang love you love you an lagi ya?" "Lopyu banyak banyak om Ayiiiiii!" "Ily, sana dek di panggil Bunda tuh suruh mandi." ...