Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk di lewati seorang Ali Kendra Alaskar, selain karena dia sudah benar benar mulai sibuk dengan urusan kuliahnya, dia juga harus di buntuti terus menerus oleh kurcaci imut tetangganya itu.
Ali juga makin pusing dengan kisah cintanya, dia bingung karena harus bergonta ganti pacar tiap bulan atau bahkan minggu. Karena jujur, cewek cewek di vakultasnya benar benar difinisi bidadari jatuh ke bumi.
Dan seorang Ali Kendra Alaskar, yang memiliki hati selembut dan seputih salju itu tidak akan tega membiarkan mereka hidup tanpa sempat merasakan betapa indahnya berpacaran dengan seorang Ali.
Ya Tuhan! Betapa beruntungnya mereka sudah di tolong oleh pria baik hati seperti Ali.
"Tadi Ayah udah beliin Ily seragam SD, terus kebesaran. Bunda marah sama Ayah, jadi deh sekarang mereka beli lagi."
"Terus Ily nggak boleh ikut, katanya takut Ily minta es krim."
"Ily lagi gak boleh makan es krim, dari kemarin pilek. Om Ali tau? Bunda ngiranya karena Ily gak suka makan sayur makanya cepat sakit. Padahalkan Ily pilek karena kemarin hujan hujanan terus minum boba sama om Ali."
"Ily jadi marahan sama Bunda sekarang, om Ali? Nanti malam Ily tidur sama om Ali aja ya, Ily gengsi dong kalau harus tidur di rumah, kan Ily lagi marahan sama Bunda."
Ali tidak langsung menjawab curhatan anak kecil berusia 6 tahun itu, dia memilih memarkirkan mobilnya terlebih dahulu hingga membuat Ily memiringkan kepalanya menunggu jawaban laki laki itu.
Tepat, ketika Ali akan memasukkan mobilnya di barisan parkir, laki laki itu menoleh dan mendapati Ily masih menunggunya bersuara.
"Heh! Jangan gitu kepalanya, nanti kebentur," Ali langsung meletakkan tangannya di dashboard mobil, menghalangi kepala gadis kecil itu agar tidak terbentur ketika mobilnya berhenti.
Dan benar saja, baru lima detik Ali meletakkan tangannya di dashboard, kepala berambut di kepang dua itu langsung menghantuk telapak tangannya cukup kuat. "Sakit ya?" Tanya Ali, langsung mengelus bagian samping kepala Ily.
Gadis kecil itu menyengir dengan polosnya. "Kalau Ily bilang sakit, om Ali mau beliin Ily es krim?"
"Hm?" Ali mengernyitkan keningnya.
"Ily, mau es krim banana."
Ali menatapnya dalam beberapa detik, lalu mencium kedua pipi yang semakin gembul milik bocah itu. "Jangan dulu ya?" Katanya dengan lembut.
"Kan lagi pilek dek."
"Satu aja om, boleh ya?" bujuknya dengan wajah memelas, Ali tersenyum tipis dan menggeleng.
Bisa bisa Ali di lempari golok segi tiga jika berani lagi membuat kurcaci ini demam setelah kejadian 4 bulan lalu, ketika Ali membawa Ily berlibur ke puncak dan ujung ujungnya dia pilek beberapa hari.
Ali yakin dia akan di marahi habis habisan oleh Satria, Ayah gadis kecil yang kini menatapnya memohon.
"Separuh deh, ya? Nanti separuhnya di makan om Ali aja."
"Nanti om Ali di marahin Ayah loh kalau kamu makan es krim, Ily mau om Ali di marahin Ayah?" Ujar Ali dengan lembut, berusaha membuat anak imut itu mengerti.
"Jangan bilang bilang Ayah, om."
"Besok aja ya kalau udah sembuh? Sekarang beli indomilk strawberry aja."
Bibir tipis berwarna merah muda itu cemberut, dia langsung melepas sendiri seatbeltnya kemudian segera membuka pintu mobil dan turun begitu saja.
Ali menghela napas pasrah. "Ngambek dah si tuyul," ujarnya, lalu segera menyusul Ily dengan cepat sebelum bocah itu hilang di kerumanan orang orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM Tetangga [PART LENGKAP]
Novela JuvenilAli adalah definisi jagain jodoh sendiri, di jaga sejak bayi lagi. "Lopyu om Ayiiii!" "Heh! giginya belum tumbuh juga, jangan bilang love you love you an lagi ya?" "Lopyu banyak banyak om Ayiiiiii!" "Ily, sana dek di panggil Bunda tuh suruh mandi." ...