IV. WHAT I FOUND 2

89 17 3
                                    

Malam ini Singto sedang berada di rumahnya, memikirkan matang-matang apakah dia akan lanjut mencari tau atau akan kabur saja. Ditemani lampu minyak di atas meja kayu samping ranjang. Duduk memeluk lutut, dengan pandangan kosong. Ini sudah tengah malam, desa sudah pasti sepi. Tapi dia pada akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam desa dan pergi mengelilingi pulau tersebut.

Dingin sekali di luar, aku harus memakai baju hangat. Tidak terlalu buruk, di sini tidak akan ada hantu dan semacamnya kan? Jika ada, aku pasti berhalusinasi.

Singto mencoba berpikir positif walaupun bulu kuduk berdiri dengan tegaknya. Berjalan pelan membawa lampu minyak, satu tangannya yang terbebas memeluk dirinya sendiri. Udara dingin malam tetap menusuk ke tulang walaupun dia sudah memakai baju berlapis. Bulan purnama bersinar dengan terang, seperti menuntun Singto untuk terus berjalan.

Aku mengepal kalung salib ku sambil menyusuri jalan tanah, Tuhan apakah aku akan selamat atau akan bernasib sama seperti orang-orang sebelum ku?

Tapi apapun yang akan ku dapatkan, itu hal yang terbaik untukku kan? Kau tidak akan memberi hamba-Mu suatu nasib tanpa ada maksud. Aku percaya Kau lebih tau apa yang terbaik untukku, bahkan jika aku mati di sini.

Singto kemudian melihat ada cahaya di tengah-tengah hutan. Seperti ada acara di sana, terdengar juga sayup-sayup suara nyanyian dengan bahasa yang tidak dimengerti. Itu membuatnya semakin merinding, namun karena rasa penasaran yang lebih besar dia tetap melangkah ke arah cahaya tersebut.

Aku baru tau kalau di tengah hutan ada yang seperti ini, bahkan Krist tidak mengajakku ke sini waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru tau kalau di tengah hutan ada yang seperti ini, bahkan Krist tidak mengajakku ke sini waktu itu. Aku masuk sajalah, eh tapi ku matikan dulu lampu yang kubawa, ada apa di sana ya.

" 'aahh.. "

Eeh, suara siapa itu. Kenapa terdengar seperti.. Desahan?

Singto bersembunyi di Semak-semak, walaupun banyak sekali nyamuk yang berebut dan bergantian menyedot darahnya, dia tetap tak bergeming.

Bukankah itu warga desa? Mereka sedang melingkari apa? Tunggu, di tengah-tengah lingkaran itu ada laki-laki yang terbaring di tanah dan beberapa wanita. Kenapa posisi mereka seperti tidak asing.

"lebih dalam..."

"Remas payudara kami jangan diam saja!"

"Bibirmu jangan kau tutup rapat begitu, buka!"

"AARGH..!"

KRIST?! Itu suara Krist! Aku yakin itu suara Krist! Apa mungkin dia..?

Gadis-gadis itu tak ada yang memakai pakaian. Laki-laki yang ternyata adalah Krist itu terbaring di tanah dan melakukan seks dengan 4 gadis. Singto melihatnya meringis, karena Krist terlihat sangat tidak menyukainya. Singto merasa kasihan sekali tapi dia tidak bisa menolong Krist saat ini.

Stay Here [Completed] - SINGTO×KRISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang