Part 21

3.1K 302 25
                                    

“Don’t give up on the people you love. Your patient, love, and faithfulness may be excatly what they need to make a complete turnaround.”—Joyce Meyer.

***

Seseorang baru pindah ke sebuah rumah di samping kanan rumah Zayn yang sudah kosong sejak Zayn pertama kali membeli rumah itu. Zayn tahu karena tiba-tiba ada seorang wanita berwajah ramah mengetuk pintu rumahnya sembari membawakan satu nampan muffin rasa bluberi.

 “Hai, tetangga,” kata wanita itu ramah. Ia menyodorkan nampan berisi muffin itu kepada Zayn sembari tersenyum lebar. “Aku baru pindah ke samping rumahmu. Mohon bantuannya.”

Zayn menerima sodoran muffin. “Tentu,” gumamnya sembari tersenyum sopan. “Selamat datang. Semoga kau betah disini.”

Wanita itu tersenyum ramah sekali lagi, sebelum meninggalkan pintu depan rumah Zayn untuk kembali ke rumahnya sendiri. Zayn punya firasat wanita itu memberikan muffin hampir ke semua tetangganya.

Sejak awal Zayn pindah kesini, ia tidak pernah benar-benar mengenal siapa tetangganya. Selain karena ia sendiri sibuk, rumah-rumah di sekitarnya juga banyak yang kosong. Entah tidak ditempati, atau hanya tidak ada orang di rumah.

Ketika Zayn menutup pintu, Alaska sedang menuruni tangga.

“Muffin?” tanyanya.

Zayn tersenyum. “Muffin bluberi dari tetangga baru kita,” jawab Zayn. Zayn berjalan ke dapur untuk meletakkan muffin itu di atas meja makan, lalu Alaska mengikutinya.

Alaska duduk di kursi meja makan, kemudian mengambil satu muffin untuk dimakan.

“Dad tidak bersiap-siap?” tanyanya dengan mulut penuh muffin.

Zayn mengerutkan dahinya. “Untuk apa?”

“Bukankah dad bilang kita akan ke rumah aunt Cassie untuk makan siang bersama?” tanya Alaska dengan wajah polos.

Oh, ya, benar, gumam Zayn dalam hati. Kemarin malam Aaron menelpon Zayn dan bertanya apakah Zayn dan Alaska bisa ke rumah mereka untuk makan siang bersama. Aaron tidak bilang ada acara apa, ia hanya bilang ada sesuatu yang harus di rayakan.

Karena Alaska terlihat sudah mandi dan memakai pakaian yang rapi—celana jins dan kaus tangan panjang sudah cukup rapi buat Alaska—Zayn dapat mengansumsikan bahwa Alaska sudah siap.

“Kau benar,” gumam Zayn. Zayn mengambil satu muffin lalu menghabiskannya dalam dua gigitan besar. “Tunggu, ya. Dad mandi sebentar.”

***

Aaron mengadakan pesta kebun kecil-kecilan. Yang dimaksud kecil-kecilan benar-benar kecil-kecilan karena hanya ada Aaron, Cassie, Zayn, Alaska, dan adik tiri Cassie—Harry.

Harry datang beberapa menit lebih dulu dari Zayn dan Alaska. Ketika mereka semua sudah berkumpul, Aaron mengajak mereka untuk bergabung di halaman belakang yang sudah ditata layaknya pesta kecil-kecilan.

Harry datang sembari membawa salad, seperti yang Cassie minta. Sedangkan Zayn datang sembari membawa muffin.

“Jadi,” Aaron membuka suara setelah mereka semua berkumpul di halaman belakang. “Aku mengundang kalian kesini untuk merayakan kehamilan Cassie.”

Zayn dan Harry menunjukkan respon yang sama—mereka sama-sama tersenyum, tanda bahwa mereka ikut bahagia.

“Selamat,” kata Zayn. “Akhirnya Alaska bakal punya teman.”

Setelah membuat pernyataan kecil itu, mereka makan daging panggang buatan Cassie yang enak sekali. Suasana yang awalnya kaku berubah mencair ketika Harry menceritakan suasanya di bengkel belakangan ini.

For him, She was.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang