Part 31

3.4K 327 41
                                    

Katya menatap flatnya yang baru selama beberapa saat. Tadinya ia ingin meletakkan semua barangnya yang masih tersimpan rapi di dalam kardus-kardus cokelat, tetapi rasa lelah menguasainya. Ia duduk di sofa empuk, tidak lagi sanggup berdiri.

Rasanya penerbangan singkat itu sudah menghabiskan energinya. Bagaimana Zayn yang bisa bolak-balik London-Manchester beberapa kali dalam seminggu? Katya jadi bergidik memikirkannya. Pasti sangat melelahkan.

Katya tidak memberitahu Ethan kalau ia sudah pindah ke London. Lagipula, akhir-akhir ini Katya merasa ada yang salah dengan Ethan, sesuatu yang ia tutup-tutupi dari Katya. Katya juga ingin menjauh dari Ethan—dari masa lalunya.

Walau begitu, Katya juga belum memberitahu Zayn kalau ia sudah sampai di London. Katya tidak mau Zayn tahu-tahu muncul lalu membantunya beres-beres lagi. Rasanya sudah cukup banyak Katya membebani Zayn, tetapi tampaknya cowok itu senang-senang saja.

Katya melirik jam. Sudah pukul 2 siang, waktunya minum vitamin.

Dengan malas, Katya memaksa dirinya untuk bangkit. Katya berjalan ke tempat ia meletakkan dua koper besarnya, lalu membuka satu yang berwarna hijau muda. Katya mengaduk isi kopernya, mencari kotak obat tempat ia meletakkan tabung kecil berisi kapsul itu, tetapi tidak menemukannya.

Katya juga membongkar koper bersar yang satunya—yang berwarna putih—dan mencoba untuk mencari tabung kecil itu disana, tetapi hasilnya sama saja. Tabung berisi vitamin itu tidak ada Lalu, Katya mulai mengingat-ingat.

Terakhir kalinya ia minum vitamin adalah tadi pagi, sebelum berangkat. Katya ingat ia meletakkan tabung itu di dekat vas bunga di balkon, karena sewaktu minum obat, seseorang menelponnya. Sinyal di dalam buruk, jadi ia pergi ke balkon.

Mungkin vitaminnya tertinggal.

Hanya vitamin, Katya memberitahu dirinya sendiri. Ia akan mencari yang seperti itu lagi nanti di apotek.

Ketika Katya sudah bermalas-malasan di atas sofa lagi, ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Katya merogoh jins belelnya, kemudian mengerutkan dahi bingung ketika menatap layar.

Beritahu aku alamatmu di London, supaya aku bisa mengirim hadiah natalmu

Zayn

Katya menggigit bibir. Bagaimana Zayn tahu kalau aku sudah sampai di London? pikirnya. Dengan senyum tertahan, Katya membalas pesannya.

Hadiah seperti apa?

Zayn hanya butuh 15 detik untuk membalas.

Sesuatu yang besar. Tidak bisakkah kau langsung memberikan alamatmu saja? Aku tidak akan mengirim pembunuh bayaran.

Katya tertawa.

Marlin Apartments Stratford

2 Millstone Close, Windmil Lane, Stratford, London E151PE, United Kingdom

10th floor, 1099

P.S jangan kirim pembunuh bayaran.

Setelah memastikan alamat yang ditulisnya benar, Katya memencet tombol kirim. Lalu tanpa menunggu balasan dari Zayn, Katya meletekkan ponselnya di sembarang tempat di atas sofa, dan mulai berbenah.

***

Di hari Minggu pagi yang dingin, Zayn mengajak Alaska dan Waliyha ke sebuah tempat di daerah High Wycombe, kira-kira 3 jam dari City of London.

Zayn mengajak Alaska dan Waliyha untuk melihat Hughenden Manor, sebuah tempat dengan luas 1.500 hektar yang berisikan padang rumput hijau, ladang, danau, peternakan, dan tak lupa sebuah bangunan megah 3 lantai bergaya victoria yang bersejarah.

For him, She was.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang