Levi menatap senja di atas dinding, sambil menunggu kepulangan pasukan Erwin yang sedari pagi belum juga kembali, hatinya sangat gundah dan ia tak tahu apa yang terjadi pada Erwin di sana, ia takut kalau Erwin tidak akan kembali seperti teman-temannya, yakni Mike, Nanaba, Petra, Oruo dan masih banyak lagi, Levi tak tahu apa yang akan terjadi padanya jika Erwin juga tidak kembali.
Saat ia sedang panik-panik nya, seseorang datang dengan alat manuver dan berdiri di samping Levi, namun Levi tidak menoleh padanya sedikitpun, tatapannya terus terarah pada hutan di balik dinding, kapan Erwin akan pulang?
"Tenanglah Levi, Erwin bukan orang yang lemah, dia akan segera pulang" ucap seorang wanita di sampingnya.
"Hange, fisik Erwin tidak terlalu kuat, aku takut dia..."
Hange menggelengkan kepalanya. "Kau terlalu khawatir, biasanya Erwin melakukan ekspedisi tanpa dirimu, dan ia baik-baik saja"
Levi menatapnya dengan tajam. "Aku hanya khawatir, Mike mati dan aku takut kalau Erwin juga akan mengalaminya!" Sentak pria kecil itu.
"Erwin tidak akan mati, kenapa kau tidak bisa percaya padanya?"
Levi mengacak rambutnya, ia sangat kesal dengan Hange yang terus berbicara di tengah kebimbangannya, lalu saat ia hendak berbicara lagi, beberapa pasukan mulai terlihat di balik hutan dan mengarah ke dinding, Levi merasa sangat lega dan ia segera turun dari dinding, Hange mengikuti nya dari belakang.
Levi berlari ke arah pintu keluar dinding, beberapa orang juga mulai berkumpul di sana, dan Levi menghela napasnya lega ketika melihat kelompok Erwin yang sudah mendapatkan Eren.
Namun sejauh ini, Levi belum menemukan keberadaan Erwin, dan yang ia lihat hanyalah kuda putih milik sang komandan yang tengah di tuntun oleh seorang tentara survey crops, Levi berlari menuju pada kuda putih tersebut, lalu ia mencengkram erat kerah baju sang tentara.
"Dimana Erwin? Dimana komandan Erwin?!" Tanya Levi menyentak nya.
"Ko-komandan berada di gerobak depan, dia akan segera di tangani oleh medis karena luka nya cukup serius, kapten.."
Levi membelalakkan bola matanya ketika mendengar hal itu, lalu ia melepaskan cengkraman tangannya. "Bagaimana bisa ia terluka parah? Ada apa dengan nya?"
"Komandan kehilangan satu tangan nya, kalau anda penasaran, silahkan pergi ke rumah sakit darurat di pusat kota"
Tanpa berbasa-basi lagi, Levi langsung melesat pergi ke rumah sakit yang di tunjukkan oleh tentara tersebut, ia berlari sangat cepat dan menerobos kerumunan orang-orang yang lewat, lalu ia sampai di dalam rumah sakit dan melihat komandan Pixis di sana.
Levi terengah-engah dan menghampirinya.
"Erwin?"
Pixis menunjuk pada ruangan di hadapannya. "Ada di dalam, aku tidak di perbolehkan masuk"
Levi merasa kesal, lalu ia mendobrak pintu di hadapannya dan membuat Pixis terkejut, dan yang di lihatnya adalah beberapa pegawai kesehatan yang tengah memegangi Erwin, sementara sebagian lagi sedang berusaha mengikatkan perban pada lengan kanan nya.
"Komandan, bertahanlah!" Ujar pegawai yang sedang memegangi bahu nya, namun tampaknya itu tak berpengaruh, Erwin tetap kesakitan dan ia terus meronta merasakan sakit yang luar biasa.
Levi meminta pada mereka untuk menggantikan posisinya dan memegangi Erwin, saat mereka setuju, Levi segera memegangi Erwin dan menenggelamkan wajah pria pirang itu pada bahu nya, sementara Levi terus mengusap lembut surai pirang nya.
"Tenanglah Erwin, kau akan baik-baik saja, aku ada disini.. tenanglah.. kumohon biarkan mereka mengobatimu, tahan rasa sakitnya.."
Erwin meringis, namun ia tidak meronta, Levi masih terus mengusap surai pirang nya yang berkeringat, lalu setelah mereka selesai memasang kan perban dan mengobati luka Erwin, sang komandan itupun tertidur pulas, tidur selama dua minggu lebih dan masih belum membuka matanya sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Commander [ ERURI ] ✔️
RomanceErwin merekrut Levi untuk bergabung dalam survey crops, dan komandan itu mulai tertarik pada pria kecil tersebut, maksudnya tertarik untuk menjadikan Levi miliknya.