Chapter 10

1.6K 144 0
                                    

Malam tiba, Levi hendak tidur namun matanya tidak ingin terpejam, ia tak bisa tidur nyenyak setiap harinya, karena ia memang mengalami gangguan tidur dan akan tertidur jika dirinya mulai tenang dari pikiran-pikiran aneh yang terbayang di kepalanya.

Ada seseorang yang membuka pintu kamar, ia tak perlu melihat siapa orang itu, karena hanya dirinya dan Erwin lah yang tinggal di rumah tua nan kecil itu.

"Tidak bisa tidur lagi?" Tanya Erwin, duduk di samping ranjang lalu menatap Levi yang memunggunginya.

"Hm.." gumam Levi.

Erwin langsung membalikkan tubuh pria kecil itu dan menghadapkan pada dirinya, menatap Levi yang tampak memikirkan banyak hal membuatnya merasa sedih, ia juga pernah mengalami hal serupa dengan sang kapten.

Erwin mengelus surai hitam nya yang sedikit kasar. "Jangan terlalu banyak berfikir, semuanya akan baik-baik saja, kehidupan di sini, akan baik-baik saja.." ia mengatakan itu, namun ia tidak pernah yakin akan kebaikan yang di ucapkan nya tentang dunia yang sudah seperti neraka ini.

"Entahlah Erwin, apa itu akan baik-baik saja, sudah terlalu banyak orang yang gugur, aku tak percaya lagi"

Erwin menurunkan belaian tangan nya pada wajah Levi, pria kecil itu tidak protes karena belaian tangan Erwin yang besar membuatnya merasa nyaman.

"Aku di sini, aku akan menemanimu"

Levi menggeleng pelan. "Kau bahkan hampir mati Erwin"

Erwin tersenyum lirih, ia memang bodoh karena rencana terakhirnya, namun apa salahnya mencoba? Meskipun kini ia semakin bersalah karena kematian para prajuritnya.

"Sudahlah Levi, aku akan membuatmu bahagia seperti yang ku katakan tadi"

Levi menatapnya dan mengerutkan dahinya. "Seperti apa?"

"Seperti ini.." Erwin tiba-tiba menindih tubuh kecil Levi berada di bawahnya, Levi terkejut dan langsung mendorong tubuh Erwin, sayangnya tubuh besar Erwin tidak berkutik sama sekali.

"Pirang sialan, kau mau melecehkan ku lagi!?" Sentak Levi, mencoba memberontak namun Erwin menahannya.

"Levi, jika kau terus memberontak, rasanya akan sangat menyakitkan, cobalah untuk tenang, rileks, aku hanya ingin memberimu ketenangan"

Levi akhirnya berhenti berontak, namun ia masih menatap Erwin dengan wajah marah. "Kau tak akan membantuku tenang jika seperti ini"

"Benarkah?" Erwin mulai mengecup pelipis Levi, membuat pria kecil itu terdiam karena ciuman Erwin yang begitu lembut, seolah penuh kasih sayang yang membuat Levi merasa di cintai.

Lalu kecupan Erwin terus turun, ke hidung, kedua pipi, lalu bibirnya, Erwin sedikit melumat bibir Levi sehingga membuatnya menjadi basah, Levi mulai terdiam merasakan bibir Erwin yang terus melumat bibirnya.

Lalu Erwin memberikan kecupan dan berucap. "Aku melakukan hal tak senonoh tanpa se izin mu saat di rumah sakit kala itu, tapi di sini, aku tak akan melakukannya lagi" ujarnya.

"Lalu apa bedanya dengan yang kau lakukan sekarang?"

Erwin menaikan sebelah alisnya saat mendengar pertanyaan Levi. "Sudah kubilang, hanya membuatmu merasa tenang dan nyaman"

Erwin melanjutkan kecupannya, mencium leher Levi dan menghisapnya di berbagai tempat, hal itu membuat Levi mengerang, ia sesekali memprotes Erwin, akan membunuhnya jika menyisakan tanda kemerahan yang terlihat, Erwin akhirnya berhenti menghisap, bibirnya terus turun ke area perut Levi yang kini bajunya di naikan oleh Erwin, bermain di dalam pusarnya dan membuat Levi tanpa sadar tertawa geli.

My Commander [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang