Lalu beberapa bulan kemudian, rumah mereka yang ada di dalam dinding pun sudah selesai di bangun, sementara rumah yang ada di ladang menjadi tempat singgah bagi para pegawai mereka yang bekerja di ladang, dan hasil panen dari ladang biasanya akan mereka jual di pusat kota, dengan penghasilan yang lumayan besar.
Kini pembangunan pulau Paradis sudah sepenuhnya selesai, rumah-rumah kembali berdiri dan mereka hidup berdamai dengan Marley, saling menjual barang satu sama lain untuk mencukupi kebutuhan masing-masing, tak ada peperangan, tangisan atau pertumpahan darah, semuanya menjadi normal.
Namun terkadang Armin mengusulkan untuk mengirim beberapa keluar dinding, memastikan bahwa tak ada Titan lagi yang harus mereka hadapi, dan setiap minggunya ia selalu mendapat kabar baik tentang Titan yang sudah tak di temukan di manapun.
Sementara itu Erwin dan Levi sedang sarapan di rumah baru yang juga baru di bangun, sebuah rumah sederhana yang minimalisis dan tampak sangat nyaman, di depan rumahnya ada halaman kecil yang penuh dengan berbagai macam bunga, dan rumah mereka juga tidak terlalu dekat dengan pusat kota, sehingga membuat suasana nya menjadi lebih tenang dan membuat mereka semakin nyaman.
Dan kini Erwin bekerja di sebuah toko yang menjual berbagai macam hasil panen nya dari ladang, di bantu oleh kedua pegawainya yaitu Jean dan Cony, yang memutuskan untuk keluar dari Survey crops dan hidup normal seperti Erwin, ia memohon pada Erwin untuk di pekerjakan, dan Erwin tidak keberatan sama sekali, toh mereka bisa di andalkan.
"Levi, hari ini aku tidak akan pergi ke toko" ucap Erwin, di sela-sela sarapan nya.
Levi yang baru saja menelan sebuah apel langsung menatapnya keheranan. "Kenapa? Kau ingin mengambil cuti sejenak?" Tanyanya.
"Tidak, hari ini aku ingin mengajakmu keliling kota, aku selalu bekerja terus menerus dan meninggalkan mu di rumah, aku merindukanmu" ucap Erwin, yang memang ia selalu sibuk dengan urusan toko nya, namun ia bisa mempercayakan toko nya kepada Jean dan Cony, mereka berjanji akan menjaga toko sepanjang hari ini.
Levi yang mendengar hal itu merasa sangat senang, lantas ia berujar. "Kupikir kau akan selalu bersama dengan toko mu" ujarnya, yang membuat Erwin langsung menatapnya.
"Kau kesepian?" Tanyanya, yang di tanggapi gelengan kepala oleh Levi.
"Aku punya banyak pekerjaan di rumah, aku juga menanam banyak tumbuhan dan menjual berbagai macam bunga di sini" ujarnya, yang membuat Erwin mengangguk paham.
"Kalau begitu tidak masalah jika ku tinggal ke toko dan bekerja bukan?"
Levi menghela nafasnya. "Ya.. tidak masalah" ucapnya, namun seharusnya kau tahu waktu, dasar penggila kerja.. Levi menambahkan di dalam benaknya, karena jika menyangkut soal pekerjaan, Erwin akan lupa diri, lupa waktu, lupa semuanya, sangatlah menyebalkan, terkadang Levi sangat cemburu pada pekerjaan Erwin yang sudah merebut waktu suaminya sepanjang hari, namun ia tidak bisa melarang nya untuk pergi.
Namun apa salahnya? Hari ini Erwin akan mengajaknya jalan-jalan bukan? Mereka akan kencan dan melupakan sedikit tentang pekerjaan nya.
Setelah sarapan, keduanya langsung memasuki kamar mandi, masuk kedalam bathub kayu dan berhadap-hadapan, merasakan air panas yang membuat tubuh mereka terasa nyaman dan hangat.
"Erwin, berbalik lah.." pinta Levi, yang membuat suaminya menaikan sebelah alisnya, ia berfikir kalau Levi mencoba memasukan sesuatu di belakangnya.
"Kenapa?"
"Berbalik, aku akan memijat bahu mu, kau pasti kelelahan karena setiap hari selalu bekerja tanpa hari libur, belum lagi mengangkat banyak barang-barang"
Ternyata pikiran Erwin salah, namun Erwin tersanjung dengan perlakuan manis Levi yang sangat jarang ia dapatkan, segera saja ia memunggungi Levi dan membiarkan pria kecil itu terus memijat bahunya, ia menjadi semakin nyaman dan rileks, pijatan Levi benar-benar menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Commander [ ERURI ] ✔️
RomantizmErwin merekrut Levi untuk bergabung dalam survey crops, dan komandan itu mulai tertarik pada pria kecil tersebut, maksudnya tertarik untuk menjadikan Levi miliknya.