9. Scenting

7.1K 564 12
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view

"Sekarang, cuma aku dan kamu,"

Suara alpha pria itu menarik atensi Chiko. Anak itu mengerjap-ngerjap dengan mulutnya melongo melihat pria itu membuka jas dengan elegan. Lengan besar kokoh itu terlepas dari balutan jas menampilkan dada bidang dalam balutan kemeja putih rapih. Wow! Chiko juga mau pakai jas keren seperti Daniel! Tetapi lupakan jas dulu masalahnya sekarang, tatapan mata Daniel yang berbahaya.

Feromon alpha yang tadi malam membuatnya mabuk kembali menguar. Pria itu bersedekap dada menatap anak itu tajam. Anak ini bisa-bisanya- Daniel kembali melirik pada paha dan betis putih Chiko yang tersingkap. Membuat hatinya panas.

Chiko meremas seprai dan meneguk ludah.

''Kenapa kamu cuma pakai kolor?''

Hah?

Chiko menatap kedua kakinya yang terbalut kolor hitam tipis sejak tadi mengangkang. Dia segera menyipu kakinya rapat, mengerti sejak tadi arah pandang Daniel kemana. Lalu otak cantik Chiko berputar, mencari-cari alasan.

''Celana aku yang lain, kotor..''

''Hehe,''tambah Chiko dengan cengiran manis.

Ayolah, dia sudah tersenyum manis kan? Daniel akan memaafkannya kan? Biasanya orang lain akan luluh jika Chiko sudah mode kawaii begini. Tapi dilihatnya wajah Daniel hanya datar, senyum Chiko turun.

''Terus kenapa pakai baju tipis? Baju kamu kemana?''tanya pria itu lagi.

Sepersekian detik otak Chiko yang amat cantik secantik orangnya kembali berputar. Apalagi yang harus dikarangnya, ayo rangkai kata-kata. Mulut anak itu terbuka hendak mengucap-

''Kotor. Pasti baju kamu juga kotor,''telak Daniel. Chiko tertunduk meremat jari-jari dia kehabisan kata-kata. Kenapa sekarang Daniel seperti Ayahnya yang suka marah-marah.

''Kamu tahu apa kesalahan kamu?''kali ini Daniel mengendurkan wajah mengulur sabar kepada mate muda didepannya. Namun kepalanya berdenyut frustasi ketika anak itu malah menggeleng.

Apakah dia tidak diajari orangtuanya bahwa omega harus menutup dan menjaga diri? Berkeliaran seperti tadi itu tandanya dia mengundang orang lain untuk menerkamnya. Dan Chiko adalah matenya, mereka baru mating tadi malam.

''Memangnya aku salah apa?'' gumam Chiko sambil mencubit bantal di pangkuannya.

Dia masih belum mengerti letak kesalahannya dimana karena setiap Ayah atau Ibunya berceramah, satu sampai dua kalimat saja dia sudah kabur- telinganya panas seperti dibisiki setan. Maka wajar, dia menjadi omega yang serampangan. Omega lain mana mungkin berani keluar rumah memakai kaos pendek dan celana tipis seperti Chiko bahkan hanya di lingkungan rumah mereka. Mereka takut.

Beda dengan Chiko, dia muda dan berani tetapi bodoh juga.

Chiko takut tidak berani menatap alphanya. Dia menggaruk tengkuk yang agak gatal, bibirnya manyun.

Tidak habis pikir dengan omega ini. Daniel melepaskan simpul dasinya dengan kasar lalu membuka kancing kemeja satu-persatu karena gerah. Menampilkan dada bidang dan deretan roti sobek yang sempurna di kulit kuning kecoklatan pria alpha itu.

Chiko? Melalui ekor matanya melihat pria itu melepaskan kemeja malah semakin menunduk dengan jantung dag-dig-dug. Kenapa melepas baju? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Anak itu menggigit bibir gugup. Apa yang akan terjadi?

AC kamar rasanya bertambah dingin.

''Lepas baju dan celana kamu,''suara Daniel.

Hah?

Mate: Daniel and Chiko [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang