30. Terikat

4.7K 209 16
                                    

Final chapter

''Kepada pengantin dipersilahkan berciuman,''kata Pendeta seusai Daniel dan Chiko mengucapkan janji di altar.

Pria gagah berbalut tuksedo tersenyum kemudian mengecup kening Chiko dengan sayang. Sementara Chiko? dia senyum, malu-malu. Ah, serasi sekali.

Tepuk tangan meriah dan suit-suitan bersahutan.

''Wohohoho God bless, God bless,''sorak Nathan Chung sepupu Daniel dari Cina.

''Ga usah malu-malu Lo badaaaak!''kali ini Bagas, kemudian dia terpingkal-pingkal bersama Edo. Ngelawak sendiri receh sendiri.

Banyak yang hadir dari kalangan teman-teman Daniel, ada Auditor KPK, CEO, Direktur, Jaksa, Founder, Politikus, dan lainnya. Sementara Chiko? hanya mengundang teman-teman SMA recehnya.

Chiko masih sekolah, keluarga sepakat untuk menutupi pernikahan itu dari teman-temannya. Walaupun sebenarnya sudah banyak yang tahu (read: teman-teman sekelas).

Namun, raut Chiko yang lebih pendiam hari itu diperhatikan Daniel. Walaupun anak itu tetap tersenyum dan menyapa dengan baik semua orang, Daniel tahu ada yang tidak beres, mata itu sepersekian detik kembali murung.

Daniel memisahkan diri dari Papa Jansen dan Mama Gill yang sedang berbincang dengan Pak Radit dan Ibu Laras untuk menuju Chiko.

''Hai,''sapa Daniel pada istrinya dan duduk di kursi sebelahnya.

''Hai juga.''

Sungguh, itu sapaan suami istri?

Chiko tersenyum sekilas dan meminum jus. Daniel tahu, dia mengalihkan tatapannya. ''Ikut denganku,''ajak Daniel sambil menarik tangannya.

Chiko tergagap namun urung melepas gandengan, sepersekian detik tatapannya bertemu dengan Pak Radit, anak itu menunduk lagi.

Daniel menggandeng tangannya membawa Chiko agak jauh, tepatnya ke gazebo pantai yang langsung menampilkan langit senja Pantai Seminyak-Bali. Pria itu mendudukan Chiko, sekarang sudah terlihat jelas wajah murungnya.

Chiko duduk sementara Daniel berdiri di depannya. Pria itu membingkai wajah istrinya,''Oke, kali ini apa?''

Sejenak, angin sore mengantarkan feromon Daniel yang maskulin dan jantan membuat titik sensitif di hidung nyaman.

Menggeleng- sudah Daniel duga.

Si dominan hanya menghela nafas kemudian memeluk leher Chiko di perutnya sambil menggusak-gusak gemas rambut. Pandangan matanya bertemu dengan Pak Radit yang mengawasi mereka di kejauhan.

Oh Daniel tahu.

''Ayah kamu bilang apa sayang?''

Chiko menggeleng lagi malah membengapkan wajah di perutnya. Daniel hanya mengusapi rambut Chiko kemudian mencium beberapa kali. Pria itu kemudian melepas jas dari tubuhnya berikut kemeja putih yang membungkus tubuh.

Chiko melongo di depannya Daniel sudah telanjang dada menampilkan tubuh atletis kecoklatan yang sangat sexy. Tiba-tiba pipinya panas.

''Gerah, Kakak lepas ya.''

Kalau sudah dilepas kenapa meminta izin lagi?

Dan rasanya melihat Daniel berdiri setengah telanjang di depannya begitu cabul karena demi apapun wajah Chiko tepat di depan selangkangannya. Besar, mata Chiko membola seiring insting seksual omega muda yang aktif.

''Sekarang kamu sudah menjadi istriku, kamu adalah tanggung jawabku Chiko,''Daniel membelai pipinya.

Istriku..

Mate: Daniel and Chiko [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang