26. Menculik Chiko

2.8K 220 5
                                    

Jika kalian pikir Daniel dan Chiko akan segera menikah, hohoho tidak semudah itu. Semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin berhembus begitupun semakin dekat hari pernikahan semakin kencang pelakor beraksi.

Tiga hari sebelum Chiko melepas masa lajang dan menjadi milik Daniel seutuhnya Rega- kakak Chiko mengajak adiknya jalan-jalan ke mall, katanya untuk refreshing, Chiko memanfaatkan itu untuk menguras dompet kakaknya dengan membeli komik. Mumpung dia sukarela dimanfaatkan. 

Rega memandangi adiknya yang tengah memasukkan belasan komik ke keranjang, ngeri juga nafsu belanjanya. Tidak apa-apa asal Chiko senang. Namun, ada perasaan lain yang bercokol, Rega merasa tidak rela melepas adiknya sekarang. Dia adiknya sekaligus omega tersayang di keluarga dan esok hari akan menjadi istri orang lain. Lihat, dia bahkan masih suka membaca komik dan mengajak ribut alpha di sekolahnya, besok mau menjadi istri?

''Chiko...'' panggil Rega.

Remaja itu menengok mendapati raut kakaknya yang murung, ''Besok kamu akan menjadi istri Daniel, apa kamu masih tetap menjadi adik Kakak?''

Senyum sumringah Chiko langsung turun dia mengelusi cover komik dengan perasaan gamang. Tidak, jangan sedih, kalau dia sedih orang-orang disekitarnya pasti akan lebih sedih. ''Aku masih adik Kak Rega dan Kak Guntur kok. Nanti juga kan masih tinggal di rumah sama kalian hehe,'' cengirnya.

Benar juga. 

''Jangan galau. Walaupun Chiko menikah, Chiko akan tetap menjadi adik Kakak. Jadi, kalian harus terus beliin Chiko komik sama gundam ya?''

Senyum terbit di kedua bibir Rega, ah Chiko benar-benar adiknya. ''Kakak masih akan kirimi kamu uang tiap bulan. Tapi jangan bilang-bilang Daniel ya?'' bisik pria alpha itu negosiasi. Kalau Daniel tau dia masih mengirimi Chiko uang pasti marah.

''Yeayy! Makasih Kak Rega terbaikk!'' Chiko mengecup pipi Rega senang. 

🦴

''Kakak lagi sakit ya? Badan Kak Rega panas, kakak juga pilek,'' raut Chiko khawatir sambil mengecek suhu tangan kakaknya kemudian mengajak duduk di bangku. 

''Iya, Kakak jadi engga bisa hirup feromon kamu deh karena penciuman kakak terganggu. Kamu jangan jauh-jauh dari Kakak,'' Alpha yang sedang sakit memang memiliki daya tahan yang lebih lemah daripada biasanya termasuk indra penciuman dan kewaspadaannya. 

Rega mengampit lengan Chiko agar tetap dekat, namun pria itu oleng yang malah membuat Chiko khawatir. Wah parah, ''Kak, aku beliin obat dulu ya di bagian Medicijn Club. Kakak tunggu sebentar.''

''Jangan. Kamu tidak boleh pergi sendiri, kamu akan menikah besok lusa. Perasaan Kakak tidak enak,'' cegah Rega.

Chiko menatap datar, orang sakit baperan banget sih mau beli obat doang sebentar deket juga. Dilihatnya Rega yang memejamkan mata pusing, tidak beres bisa-bisa Kakaknya pingsan di sini Chiko gak sanggup angkat tubuh alpha. ''Aku gak akan lama, sebentar kok,''

Chiko pergi tanpa bisa dicegah Rega. 

Namun beberapa saat kemudian ketika dia melintasi lorong yang sepi jalan pintas ke store Medicijn Club- seseorang membekapnya. Seharusnya Chiko tidak pergi sendiri karena memang benar, ada yang mengincarnya saat ini.

🦴

Deru-deru laju kendaraan menyapa pendengaran. Suara klakson yang bersahutan dan gerak kendaraan yang ditumpanginya mengentak kesadaran Chiko. Kali ini aroma humidifier mobil yang mahal masuk ke penciumannya membuat nyaman. Tapi ini bukan aroma humidifier mobil Kak Rega! Chiko langsung membuka mata.

Dia sedang berada di dalam mobil dengan suasana sekitar yang gelap, sudah malam. Lewat papan arah jalan, dia tau arah mobil ini menuju kawasan elite perumahan peristirahatan Waduk Jatiluhur. ''Kamu sudah bangun? Syukurlah.''

Mate: Daniel and Chiko [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang