7. Kabur dari Alpha

6.5K 641 23
                                    

Dukung Author dengan vote 😆 terimakasih

Author Point of view

Tring

Pintu lift terbuka dan kedua omega itu keluar.

''Gak! gue gak mau! Gila Lo ya kabur dari alpha. Itu mate Lo sendiri bego. Mau jadi apa Lo gue tanya heh? Gila badeg banget Lo jadi omega. Kabur-kaburan segala,''sewot Chiko sambil ditarik Arion menjauhi gedung. Menarik temannya ke sisi taman gedung yang sepi saat pagi.

''Gue gak kabur, gue cuma nenangin diri aja,''Arion menghempaskan pegangan lengannya pada Chiko dengan kesal.

''Gue gak akan kabur kok, mau kabur juga kemana? Gue cuma lagi kesel liat muka dia doang,''kesal Arion meyakinkan Chiko dengan raut putus asa. Chiko memandangnya tidak percaya, masa kesal melihat muka mate sendiri? apa apaan, aneh banget. Chiko cuma gak habis pikir ada orang yang mau kabur dari matenya? ada ya?

''Gila Lo, gue pegi ah. Gak mau ikut-ikutan,'' Chiko berbalik badan hendak meninggalkan Arion. Dia gak mau ikut campur urusan rumah tangga orang, dia aja baru ke gap ketemu mate tadi malam. Masih pusing kedepannya gimana ini di Arion nambahin masalah aja.

Namun baru beberapa langkah, dia merasakan sebuah lengan kecil melingkari perutnya. Arion memeluk Chiko dari belakang.

''Hiks.. hiks.. tolong gue..'' punggung Chiko mulai basah dengan airmata Arion. Ya ampun, Arion adalah omega terbandel yang dia kenal.

🦴

''He~ jamet, abis kemana gue tanya?''Bagas si ketua kelas langsung menyalak pada Chiko begitu dia sudah sampai di hadapannya. Sekarang jam tujuh pagi dan mereka akan melanjutkan tour ke Taman Mini. Semua siswa sudah ada di bus.

''Kayak ninja aja Lo pakai masker segala. Udah mah dicariin dari kemarin, ngelayap mulu Lo. Siap-siap deh dipenggal Pak Gandi,''sewot Bagas pada Chiko yang memakai masker, topi, dan kacamata.

Aneh banget gayanya kayak artis Ibukota.

''Paaaaak, Pak Gand-''

''Gak usah teriak, saya dibelakang kamu,''guru itu membekap mulut Bagas. Si ketua kelas langsung melepaskannya karena tangan Pak Gandi bau terasi.

Kali ini Pak Gandi memindai tubuh Chiko dari atas sampai bawah. Tidak ada sesuatu yang kurang selain feromon anak itu yang sudah mating. Diam-diam dia tergelak, jadi apa yang dikatakan Pak Daniel tadi pagi benar. Pak Gandi tergelak karena pria itu naas mendapatkan mate petakilan seperti Chiko. Repot, kasihan.

''Kasihan banget udah mating, rasain deh,''kata Pak Gandi setengah mengejek membuat Chiko dari balik kaca mata dan masker mengeluh merapalkan binatang. Rasain deh si Chiko hidupnya bakalan gak bebas lagi punya mate alpha dewasa. Dia bakalan kehilangan satu anak didiknya, tapi Pak Gandi seneng banget.

Dia rela banget kehilangan satu anak monyet di kelasnya. Sudah angkat tangan kalo urusan Chiko.

Sementara itu siswa-siswi barisan bangku depan yang mendengar Chiko sudah mating berkrasak-krusuk. Langsung saja menggosip dan suara mereka tertangkap telinga Arini.

Gadis omega cantik itu sudah merah wajahnya menahan tangis disebelahnya duduk dua sahabatnya menenangkan Arini.

''Ngapain pake kacamata? Lemur mata kamu?''sarkas Pak Gandi namun anak itu mengangguk. Siswa-siswa di dalam bus sudah melongok-longok dari jendela melihat Chiko yang ditahan di pintu masuk bus sama Pak Gandi.

''Udah sarapan belum?''tanya Pak Gandi basa basi. Pria itu melongok-longok ke gedung hotel siapa tau Pak Daniel muncul dari sana. Ini beneran setelah mating Chiko masih boleh merajalela sama rombongan? Bukannya biasanya orang kalo udah mating maunya cuma sayang-sayangan.

Mate: Daniel and Chiko [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang