13. Vitamin G

5.2K 498 17
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of View

9.00 WIB

#Di Jalan

Dari rumah Papa Jansen dan Mama Gill setelah sarapan mereka berangkat jam 9 pagi langsung menuju Museum Fathahillah. Rombongan bekantan alias teman teman Chiko sudah ada di sana akan langsung pulang ke Purwakarta. Sementara Chiko akan pulang saat weekend bersama Daniel sekalian bertemu orangtuanya.

Setelah ini dia akan bertemu Arini.

Mobil melaju pelan ketika melewati pasar tradisional. Chiko menempelkan tangan ke kaca memandangi pedagang kaki lima yang berjejer di samping jalan raya. Wah ada cireng, tahu gejrot, nasi goreng, sosis seafood, dan cilung. Aduh, Chiko pengen cilung! Anak itu agak terlonjak.

"Turun, turun, beli cilung dulu dong," Chiko menatap Daniel di sampingnya.

"Kamu tadi sarapan banyak. Nanti perut kamu meledak," balas Daniel.

Benar juga, tadi Chiko menambah tiga centong nasi karena masakan Mama Gill enak sekali. Sebenarnya, bisa dibilang, dia menghabiskan setengah makanan di meja. Membuat tiga orang di meja makan terpana. Perempuan itu senang sekali calon menantunya menyukai masakannya. Dia imut dan cantik jadi gampang disukai walaupun perilaku agak aneh slengean gimana gitu.

"Yahh tapi aku pengen bangett. Perut aku masih muat kok,"bela anak itu. Dia tidak ingat satu jam yang lalu tergeletak tidak berdaya di sofa karena kekenyangan.

Memohon-mohon mau menangjs karena kekenyangan. Mama Gill di sampingnya menenangkan Chiko mengelus-elus perutnya. Chiko benar-benar seperti bayi.

Daniel menggeleng.

Chiko menatap gerobak cilung dengan sedih. Sampai jumpa. Anak itu bersedekap dada jadi agak badmood.

"Kamu kok nyebelin ya? Belum nikah aja begini, aku mau cilung aja kamu gak mau beliin. Gampang loh di depan mata, murah banget gak nyampe jutaan. Aku gak bisa bayangin kalo kita nikah. Apalagi nanti aku minta yang lain-

"Kamu mau apa?"tanya Daniel.

"Aku mau ciluuuuuung," anak itu berseru kesal.

"Gak boleh, selain makanan. Kamu ini makan terus apalagi fast food. Cilung itu makanan gak sehat,"ceramah Daniel pada bocah bebal di sampingnya.

"Cilung tuh sehat tau, kamu gak tau ya? Ada vitamin G nya!"bocah ini selain bebal juga sok tau.

Vitamin G mungkin maksudnya vitamin Gorengan.

"Kata siapa cilung sehat?" pria itu menyernyit.

"Kata akuuuuu... tadiii kamu gak dengeeeer? Cilung tuh sehat tauuuu," anak itu sudah sotoy juga ngotot. Bikin pusing.

Daniel memalingkan wajah ke kaca akhirnya geli juga pada anak ini. Kok bisa sih dia dapet mate begini.

"Ekhem, bicara soal pernikahan. Kamu mau menikah di mana nanti?"

"Gak tau. Aku gak mau nikah sama kamu," anak itu tak acuh.

"Chiko..." panggil alphanya. Anak itu malah memalingkan wajah.

"Kita bisa mempersiapkannya dari sekarang. Kamu minta apa pasti aku turuti,"kata alpha itu pelan.

"Oh ya? Oh, oh, aku mau menikah di bulan Kak Daniel," sejenak alpha itu menghela nafas. Berharap dia bercanda atau terkekeh-kekeh namun mata polos bocah itu menelan mentah-mentah kalimatnya.

"Aku serius Chiko, apa ada yang kamu inginkan untuk pernikahan kita nanti?"tanya alpha itu sekali lagi. Mana mungkin menikah di bulan, yang ada sampai di sana langsung mati karena sesak nafas.

Mate: Daniel and Chiko [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang