Gebi POV
Kalian mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa sih aku bisa suka sama Jamal? Yah.. Sebenarnya alasannya cukup sederhana. Jamal itu anak yang baik, dia gak pernah menghakimi orang lain. Tapi yang lebih aku suka dari dia itu adalah paras tampannya.
'Kecil kecil udah mandang fisik ya Geb?' - Author
'Yee.. suka-suka gue lah!' - Gebi
Saat ini aku sedang duduk sendirian di pinggir lapangan sekolah sambil mendengarkan lagu dengan menggunakan earphoneku.
Aku bukannya tidak punya teman, hanya saja aku ini emang tipikal orang yang lebih suka meluangkan waktu sendirian ketimbang bermain sama anak-anak yang lain.
Lagu yang kudengar saat ini adalah lagu dari girl group kesayanganku yang dulunya disband, sekarang re-debut. Iya aku ini kpopers, cuma ga terlalu fanatik. Tahu dunia Kpop dan Kdrama juga karena diracuni mamaku.
'Pantes kecil-kecil udah bisa ngebucin ya Geb..' - Author
'Ini POV gue, ngapain lo ikut-ikutan muncul disini sih Thor?!' - Gebi
Lagu ini lumayan cocok buatku yang sedang dimabuk kasmaran hehe.. apalagi saat ini aku sedang memandangi Jamal dari kejauhan. Eh kayaknya dia lagi main kelereng sama temen-temennya ya?
Aku suka Jamal, tapi aku terlalu malu dan gengsi untuk mendekatinya. Jadi hal yang aku bisa hanya melihatnya dari kejauhan.
Aku benci mengakuinya, tapi berkat adanya Cebol kemarin, justru membuat aku bisa ngobrol sama Jamal secara natural seperti kemarin.
Meskipun begitu, aku terlalu gengsi untuk mengungkapkan rasa terimakasihku kepada Cebol. Alhasil, kemarin aku balas dengan mentraktir dia Cilok. Jadi... anggep aja udah impas lah ya.
Disaat tengah asyik memandangi Jamal, tak lama ku rasakan sebuah tangan kecil menyentuh bahuku. Siapa orang yang berani-beraninya menyentuhku?! Yah.. aku ini tipikal orang yang sangat sensitif kalau disentuh-sentuh orang.
Akupun menoleh ke arahnya, cih! ternyata si Cebol, ngapain dia berdiri dibelakang ku?!
Mataku seketika melotot saat melihatnya yang tiba-tiba sudah duduk di sebelahku. Nih bocah ngapain sih pake acara duduk disini segala?! Ngerusakin mood orang aja.
Aku pun melepaskan earphoneku karena kalau aku ngomong sambil memakai earphone, volume suaraku bakal 2x lipat lebih besar ketimbang tanpa memakai earphone.
Bisa gawat kalau teriakanku ini mencuri perhatian orang-orang di lapangan, apalagi ada Jamal disini, mau dibawa kemana lagi mukaku!?
"Apaan sih?! Ngapain lo ada disini?! Hush-hush sana! Jauh-jauh lo dari gue!" Aku mengusirnya untuk pergi karena sangat tidak senang akan keberadaannya.
Jujur saat ini aku lagi tidak mood untuk berurusan sama dia, karena kali ini adalah kesempatanku untuk memandangi Jamal dari kejauhan. Kalau lagi-lagi ini gagal karena dia, aku gak akan segan-segan cari perhitungan!
"Gebi... jam istirahat kan sebentar lagi mau abis, kamu yakin ga mau jajan?" Tanya Cebol. Dih! Apa pedulinya dia kalau aku belum makan?! Sok baik banget sih jadi orang.
"Kalaupun gue enggak makan, apa urusannya sama lo?! Sana pergi aja deh lo!! Gue muak liat muka lo tau gak?!" Bentakku padanya. Pasti dia jadi besar kepala karena kemarin sudah ku traktir. Dia pikir aku mau menjadi temennya?? Cuih! Ga sudi!
Lagian aku juga gak butuh-butuh amat sama yang namanya temen, temen cuma ada untuk dimanfaatkan dan memanfaatkan itu yang kupelajari dari drakor yang ku tonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Bocil (GxG)
Romance"Heh Cebol! ngapain Lo deket-deket Jamal? Lo ga tau ya gue udah lama suka sama dia ??!" ujar gadis berusia 8 tahun yang biasa dipanggil Gebi. "Ma..Maaf.. t-tapi kami cuma ngobrol doang..." ujar gadis kecil yang polos nan lugu bernama Maria. Gimana...