Gebi POV
Tak terasa waktu telah berjalan begitu cepat, saat ini tibalah pergantian kelas, sekarang aku pun sudah naik kelas 4. Semoga saja aku tidak berada satu kelas dengan si Cebol itu, karena aku hanya tidak mau terlalu sering berinteraksi dengannya.
Jika aku terlalu banyak menghabiskan waktu dengannya, ini hanya akan menggagu kewarasanku saja.
Setiap dia berada didekatku, anehnya aku tak bisa jadi diriku yang biasanya. Image ketus dan sangarku seolah-olah runtuh begitu saja dihadapannya. Harga diriku yang sangat tinggi pun jadi terancam saat berurusan dengannya.
Ini juga berkat perintah mamaku yang membuat kami jadi selalu menghabiskan waktu pulang sekolah bersama. Padahal itu semua diluar kemauanku.
Bukankah alasan awalku mendekatinya karena tidak ingin dibenci Jamal? Tapi sekarang aku sudah tidak ada rasa apapun sama anak laki-laki aneh itu. Lalu kenapa sekarang justru aku masih dekat dengan si Cebol itu? Harusnya aku tetap konsisten dengan perasaanku.
Sialnya semakin aku dekat dengannya, bukannya membuatku semakin benci dia, tapi malah membuatku makin.... Arrghh!! Pokoknya sekarang aku berharap agar kami ditempatkan di kelas yang berbeda.
"Gebi mulai hari ini kamu sudah kelas 4 ya?" Tanya papaku yang menyadarkanku pada realita.
"Iya Papa, kenapa pa?" Ujarku sambil mengunyah makanan yang ada dimulutku.
"Wahh anak papa sudah nambah gede ternyata" ujar papaku sambil mengelus kepalaku.
"Hehe... Uang jajan Gebi berarti nambah juga dong"
"Yeee.... Mauan ni bocah" Celetuk mamaku yang sewot.
"Ishh... Gebi kan ngomong sama papa, bukan sama mama yang pelit! Ya kan pa? Uang jajan Gebi nambah kan pa?"
"Iya sayang, tapi dengan satu syarat" ujar papa.
"Loh kok ada syaratnya pa..." Rengekku ke papa.
"Oh, ga mau uang jajannya naik ya?" Tanya papa.
Ku lihat mamaku hanya tertawa. Cih! Pasti syaratnya susah.
"Iihh... Yaudah deh apa syaratnya pa?" Terpaksa aku ikuti maunya papa, demi uang tentunya.
"Jam belajar kamu harus nambah dari biasanya, deal?"
"Yaah kok gitu sih syaratnya..."
Kenapa dari semua syarat harus belajar sih!? Artinya jam bermainku jadi tersita dong?? Lagian percuma juga belajar sendiri, kan aku bodoh soal pelajaran.
"Deal or not deal?" Tanya papa lagi.
"Papa tapi aku kan..."
"Oh yaudah kalau ga mau duit jajan"
"Yaudah, yaudah deal deal!!" Terpaksa aku menerima syaraf yang diberikan papa, aku ga punya pilihan lain juga. Soalnya duit itu nomor satu.
"Nah pinter anak papa" Ujar papaku sambil mengelus kepalaku.
"Tapi pa, Gebi ga bisa belajar sendiri. Papa tau kan otak Gebi ini kayak gimana?" Rengekku.
"Justru itu, papa nanti bakal minta tolong Maria buat belajar rutin bareng kamu."
Dhuarr!!
Bagai tersambar petir, lagi-lagi si Cebol mulu yang disinggung. Padahal aku sudah berniat untuk menghindar dari si Cebol mulai sekarang. Entah kenapa sepertinya semesta selalu mendekatkanku dengan bocah itu.
"Ga usah pa, aku bisa belajar sendiri."
"Eits ga bisa, mama udah minta tolong dia kemarin, dan dia bilang kalau dia mau belajar bareng kamu mulai besok." Sanggah mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Bocil (GxG)
Romance"Heh Cebol! ngapain Lo deket-deket Jamal? Lo ga tau ya gue udah lama suka sama dia ??!" ujar gadis berusia 8 tahun yang biasa dipanggil Gebi. "Ma..Maaf.. t-tapi kami cuma ngobrol doang..." ujar gadis kecil yang polos nan lugu bernama Maria. Gimana...