Gebi POV
Bingung.
Itulah satu kata yang dapat menjelaskan perasaanku saat ini.
Padahal ini sudah tiga hari sejak mamanya Cebol bicara soal kepindahan mereka tahun depan.
Namun, sampai saat ini aku masih ga bisa berhenti mikirin hal itu. Masa sih tahun depan? Kenapa cepet banget.
Aku ga mau jauh dari dia, aku mau selamanya bareng dia. Padahal aku sudah menghayalkan bagaimana seaindainya kalau aku satu SMP sama dia nanti, tapi ternyata harapanku sirna secepat itu ya.
Kalau pun bisa, aku ingin mencegah itu semua terjadi. Namun apalah dayaku, aku hanya teman sekelasnya.
Tapi.... jika dipikir-pikir, kalau mengenyampingkan egoku, mungkin ini memang sudah jalan hidupnya dia untuk tinggal di Bandung, kan mana mungkin kalau dia tinggal sendirian di kota ini tanpa keluarga satupun.
Apa yang bisa kulakukan hanyalah merenung memikirkan ini sendirian berhari-hari.
Sempat terlintas dibenakku untuk menyusulnya saja ke Bandung, tapi mana mungkin mama dan papa mengizinkanku pergi merantau sendirian ke pulau lain kan? Bisa-bisa aku malah dikeluarin dari KK kalau ngotot.
"Kamu kenapa dari tadi diam saja nak? Kok ga lanjut makan? Jangan bilang makanannya gak enak ya?" Tanya mamaku yang saat ini sedang duduk bersama denganku di meja makan.
Aku menggelengkan kepala, hampir saja aku melupakan sekitarku.
"E-engga kok ma..." Balasku sambil lanjut makan.
"Terus kenapa kamu bengong? Lagi mikirin apa nak?"
"E..engga ma, hari ini aku baru inget kalau ada ujian disekolah..." Bohongku.
"Loh, emangnya kamu ga belajar ya?" Tanya mama memicingkan mata.
Waduh, kok malah jadi bumerang buat aku sih? Kan aku jadi bingung mau jawab apa.
"Kenapa diem? Bener ya?" Tanya mamaku yang masih menatapku tajam. Ihh... jangan galak-galak dong ma.. aku jadi ngeri.
"Hehehe... I-iya ma... abis Gebi kemaren ketiduran..." Bohongku lagi, padahal aku justru ga bisa tidur karena mikirin Cebol semalaman.
"Halah! itu mata kamu aja keliatan kalau kamu semalem begadang, ngaku kamu! Pasti semalem main hape kan!?" Bentak mamaku dan melototkan matanya.
Hiii... serem, jangan sampe mama sita hape aku, lagian sebenernya aku kan juga bohong soal ujian hari ini. Kalau tau bakal begini, mending aku ga usah pake acara bohongin mama dari awal! Hadeh... Gebi bodoh!
"E-engga kok ma, s-sebenernya Gebi bohong soal ujiannya ma... hari ini ga ada ujian apa-apa kok ma... G-Gebi tadi lagi mikirin hal lain ma..."
"Ah jangan bohong kamu!"
"Serius ma suerr, Gebi ga bohong kok kali ini" sambil memperlihatkan gaya 'peace' dua jari.
"Terus kamu mikirin apa kalau bukan tentang ujian!?"
Aku menghembuskan nafas berat. Mau tak mau aku harus cerita ke mamaku yang kepoan ini.
"A-aku dari tadi mikirin si Cebol ma..."
"Eh? Loh kenapa pagi-pagi mikirin dia? Emang Maria kenapa nak?" Ekspresi mama yang tadinya marah, seketika berubah menjadi bingung.
"Kata mamanya tahun depan dia bakal pindah ke Bandung ma..."
"Hah?! Serius?" Teriak mamaku kaget.
Aku menganggukkan kepala. Rasanya pengen nangis kalau mengingat hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Bocil (GxG)
Romance"Heh Cebol! ngapain Lo deket-deket Jamal? Lo ga tau ya gue udah lama suka sama dia ??!" ujar gadis berusia 8 tahun yang biasa dipanggil Gebi. "Ma..Maaf.. t-tapi kami cuma ngobrol doang..." ujar gadis kecil yang polos nan lugu bernama Maria. Gimana...