"Jangan dipegang-pegang Alvin!" ucap Alvaro yang baru saja masuk kekamar Alvin. Lantas melihat putra nya itu tengah memegangi penis yang baru saja tadi pagi dipotong.
Alvin menoleh melihat keberadaan Alvaro yang sedang menaruh Makanan diatas nakas. Alvin menjauhkan tangan nya dari Tytyd yang terluka. "Papa tiup"
Alvaro menghela nafas lelah dirinya lantas meniup penis Alvin."Masa papa tukang niupin sih!"
"Gak papa"
"Kan udah ada AC"
"Gak mau. Alvin maunya ditiupin."
Alvin tersenyum dengan mata yang hanya segaris. Alvaro menggeleng kan kepalanya saat melihat wajah Alvin apalagi dengan mata yang masih memerah dan bengkak itu.
"Jangan nangis terus, nanti matanya ilang" Kata Alvaro mengusap mata Alvin pelan.
Alvin tidak menghiraukan ucapan papa nya itu. Mata sipit itu terpejam sesekali ringisan yang keluar dari bibir mungil nya. "Shh...."
"Makan dulu geh! nanti baru tidur" ucap Alvaro.
"Nanti aja"
"Makan dulu terus minum obat, nanti keburu biusnya ilang loh." Alvaro mengangkat tubuh Alvin dengan hati-hati lalu menyender kan tubuh Alvin ke Headboard kasur.
"Hiks... sakit." Rengek Alvin ketika papa nya itu menyenggol kaki nya.
"Maaf maaf. Papa enggak sengaja"
Alvin mengangguk, matanya beralih kearah dua orang yang baru saja masuk kekamar nya. Rezhita berjalan mendekati mereka berdua dengan wajah nya tampak kesal dan juga Alvan yang memeluk nya dari belakang tubuh mama nya itu.
"Pa! Abang ini sih!" kesal Rezhita menyingkir kan tangan Alvan dari perut nya."Lihat! Lihat! Ngalem betul, lepas gak bang!"
"Gak mau!"
"Abang kenapa sih? Mama nya risih loh." Tanya Alvaro menarik tubuh Alvan agar menjauh dari Rezhita.
Alvan mengeratkan pelukan nya ditubuh Rezhita."Beliin kaset game dulu, baru abang lepas."
Alvaro dan Rezhita berdecak malas dengan putra sulung nya itu. "Yaudah lepasin mama. Nanti papa beli'in."
"Betul ya!"
"Iya"
"Ok!" Alvan melepas pelukan nya itu. Lantas meloncat keranjang samping Alvin.
"AKHHH!..." Pekik Alvin matanya mendelik tajam ke Alvan sembari matanya yang mulai berembun."Sakit goblok." lirihnya sebelum menangis.
"Ya maaf"
Alvin meremas kuat bantal yang dipakai Alvan."Sakit pa..hiks.." Alvin merengek dengan air mata yang mengalir dipipinya itu.
PLAK!..
"AW!.."
Rezhita memukul bokong Alvan keras, kesal sekali dia dengan anaknya ini."Mending kamu nonton Berbie aja sana! Enggak usah ngerusuh disini!"
"Enggak mau!"
"Cepet lagi! adek kamu nangis itu!" Kesal rezhita menarik kaki Alvan."Bener ya! lihat lah, mama bakar kaset berbie kamu itu!"
Alvan mendelik tajam kearah mamanya itu."Dih! Enggak boleh!" Bentak Alvan yang langsung pergi keluar kamar.
Rezhita mendengus kesal setelah anak nya pergi."Anaknya siapa sih!" grutu Rezhita lantas menoleh pada Alvaro yang sibuk menenang kan Alvin.
Rezhita tersenyum melihat kedekatan anak dan ayah itu. Biasanya kalau Alvin lagi sehat pasti ada saja pertengkaran dengan Alvaro. Beda lagi kalau sedang sakit, Alvin akan lebih manja dengan Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINZO RELFFANZ
Разное!! W A R N I N G !! " Story hasil karya dan imajinasi saya sendiri " *** Alvinzo Relffanz, cowok yang hampir mendekati kata sempurna oleh banyak orang-orang, namun sesempurna siapa'pun itu, pasti ada saja yang kurang. Dan kekurangan dirinya ini yait...