04. Rules

2K 325 53
                                    

UNTUK pertama kalinya dalam kehidupan Jisoo, Ia membenci hari libur. Jika dahulu Jisoo akan sangat antusias ketika hari libur tiba, maka sekarang adalah kebalikannya. Tidak ada kata semangat dalam hati Jisoo saat ini, gadis itu justru berkeinginan agar hari liburnya segera berakhir, dan digantikan dengan perkuliahan.

Setidaknya, tidak bersama Haein selama 24 jam sudah lebih dari cukup bagi Jisoo.

Astaga membahas tentang pria itu membuat darah Jisoo naik seketika. Jika kebanyakan orang semakin tua akan semakin dewasa, maka Haein adalah kebalikannya. Semakin tua pemikiran pria itu semakin sempit, dan nyeleneh.

Bisa-bisanya kemarin pria itu mengajaknya berkencan di tengah malam, ya meski hanya pura-pura tetap saja Jisoo tidak mau. Karena selain tidak memiliki perasaan pada Haein, Jisoo juga tidak ingin berhubungan dengan pria lagi setelah kejadian buruk yang menimpanya saat bersama Jaehyun.

Sialnya Haein tidak main-main dengan perkataannya kemarin malam. Buktinya saat ini Jisoo diajak untuk sarapan di restoran bintang lima. Mereka hanya memakan roti, dan segelas susu serta kopi, dengan harga super mahal.

Bayangkan saja, hanya dengan mendapat makanan itu, Haein harus membayar seharga 990.000 ribu rupiah.

Noted : (Maaf author mager cari berapa kalau di won ^_^ )

Pantas saja banyak sekali orang yang enggan untuk mendekati Haein. Karena ternyata, selain menyebalkan, pria itu juga sedikit tidak waras jika tentang mengatur keuangan.

"Kenapa kamu ngelihatin saya kayak begitu? Saya risih!" Pertanyaan nyolot dari Haein membuat Jisoo menghentikan kunyahan di mulutnya.

Gadis itu mengerutkan dahinya dalam, astaga selain menyebalkan, bos nya ini juga terlalu percaya diri.

Tidak mau kalah, Jisoo pun balik menatap Haein, lalu menjawabnya dengan sinis. "Enggak kok Pak, saya gak ngeliatin Bapak!" Menurut Jisoo, Haein harus di ngegasin sesekali, biar kesombongan di wajahnya itu berkurang.

"Kamu ngebentak saya?!"

Pertanyaan tajam dari Haein membuat nyali Jisoo seketika menciut. Memang benar kata orang, Haein itu tidak bisa dikalahkan, pria itu terlalu dominan untuk dirinya yang lemah.

"Bukan ngebentak pak." Bantah Jisoo, lalu menelan roti yang masih berada di dalam mulutnya. "Cuma ngejawab." Lanjutnya sambil menampilkan senyum paksa.

Haein menatap calon pacar palsunya itu dengan tajam, setelah dirasa Jisoo menunduk takut, pria itu pun kembali melanjutkan sarapannya.

Seakan teringat tujuannya mengajak Jisoo bersarapan di restoran ini, Haein dengan cepat mengambil selembar kertas di map yang Ia bawa.

Setelah berhasil memegang kertas itu, dengan segera Haein memberikannya pada Jisoo. "Tanda tangani." Ucapnya memerintah.

"Ini apa pak?" Jisoo lekas menerima kertas itu, sambil bertanya-tanya, Ia mulai membaca isi dari kertas itu.

"Kontrak pacaran?" Gumamnya memastikan. Jisoo sontak menegakkan cara duduknya, lalu beralih menatap Haein yang sedang asik meminum kopi, dengan mata melotot, dan mulut setengah terbuka.

"Bapak serius sama yang kemarin?" Bisiknya bertanya.

"Iya, saya serius." Jawab Haein singkat, lalu menyeruput kopi hitamnya. "Kamu senang kan? Kapan lagi bisa pacaran sama orang kayak saya." Lanjutnya penuh percaya diri.

"Uhuk!"

Ucapan super pede dari Haein membuat Jisoo tersedak. Apa katanya tadi? Senang? Wtf! Sepertinya kepala pria itu harus dibenturkan ke dinding besi dulu agar bisa kembali kaku seperti dulu lagi. Jujur saja Haein yang seperti ini jauh lebih menyebalkan daripada Haein yang dingin, dan pendiam.

MR. ANNOYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang