BAB 4

125 20 0
                                    

Tidak masalah bagiku untuk bangun di jam berapapun, karena aku pasti akan tetap bangun sesuai dengan yang di jadwalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak masalah bagiku untuk bangun di jam berapapun, karena aku pasti akan tetap bangun sesuai dengan yang di jadwalkan. Berbeda dengan Gigi yang sangat amat lamban dan bertele-tele. Sambil menunggunya selesai mandi, aku pun berinisiatif membuatkan sarapan pagi ini untuk kami berdua sebelum berangkat untuk pergi jalan-jalan dan sebelum dia kembali ke New York.

"Selamat pagi, Gi. Kita sarapan dulu ya" ujarku meletakkan segelas susu di hadapannya.

"Tapi kita sudah sangat kesiangan Kendall. Bagaimana kalau sampai kita di kelilingi oleh para penggemarku, pasti itu akan mengundang perhatian paparazzi" keluhnya.

"Hanya sepotong roti isi dan segelas susu, tidak akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk menghabiskannya Gi..." peringatku membuatnya menyesap segelas susu.

"Tetap saja itu akan memperlambat" protesnya.

"Ini untuk kamu dan ini untukku. Tidak usah banyak protes, cepat habiskan" ujarku seraya memberikan piringnya berisi roti isi jamur yang sudah aku buatkan.

"Sepertinya sangat lezat, sebentar..." katanya memotret roti isi jamur buatanku di piringnya.

-Gigi Hadid-
Paris, Prancis
'Bonjour, bonne journèe. Merci de faire un dèlicieux petit dèjeurner, mon meilleur ami'
[selamat pagi, semoga hari anda menyenangkan. Terimakasih sudah membuat sarapan yang lezat, sahabatku]
Komentar 5M- Replay 30M- Menyukai 10M

"Lihat, sekarang siapa yang memperlambat waktu. Awas saja kalau sampai mengeluh" kataku melahap roti isi dengan menggunakan garpu dan pisau untuk memotongnya.

"Ok, ok. Ini juga aku mau makan Ken" tuturnya mengesampingkan ponselnya.

"Kamu tidak menandai ke akun sosial media milikkukan Gi?" tanyaku.

"Tidak Ken, tenanglah. Memangnya kamu pikir aku sebodoh itu apa" katanya, membuatku mengendikan kedua bahu dan tetap menikmati roti isi yang hanya tinggal setengah.

"Aku hanya takut kamu lupa" ungkapku.

"Tidak, kamu tenang saja. By the way, masakkan kamu lezat sekali Ken. Ajari aku ya kapan-kapan" pintanya.

"Kapanpun kamu mau aku pasti siap untuk mengajarinya, asalkan kamu jangan mengeluh saja ketika berhadapan dengan alat-alat dapur" kataku membuatnya tertawa.

"Aku tidak janji kalau seperti itu" ucapnya menyerah.

"Belum apa-apa sudah menyerah, sudah cepat habiskan makanan kamu" peringatku yang sudah lebih dahulu menghabiskan roti isi dan segelas susu milikku.

"Aku sudah kenyang" ungkap Gigi yang menyisakan sedikit roti miliknya.

Membersihkan meja makan terlebih dahulu sebelum kami pergi, tiba-tiba suara ponsel berbunyi dan itu adalah milik Gigi. Tanpa menunggu lama, aku lihat dia pun menjawab sambungan telepon miliknya. Berjalan kesisi teras, tidak lupa untukku menutupnya dan juga jendela-jendela. Takut kalau nantinya ada pencuri, karena aku mungkin akan pergi hingga larut malam untuk menemani Gigi selama dia di Paris.

ONLY ANGEL (HENDALL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang